"Dek, Mas yakin kamu pasti bisa mematuhi peraturan disana, kamukan selalu patuh sama peraturan yang Mama dan Papa buat selama ini, dan kamu pasti bisa dengan cepat mematuhi peraturan di wisma, ikhlaskan hatimu dek.
"Mas, mau pulangg" rengekku kembali dan diam sesaat untuk mengatur nafas, biar Mas Teguh gak tau kalau aku sedang menangis.
"Mas tau apa itu liqo dan al matsurat, itu paan sih Mas maksudnya, dek gak ngerti" tanyaku dengan polos kepada Mas Teguh
"Liqo itu artinya perkumpulan sayang, tapi berkumpul bukan untuk ngerumpi atau bergunjing, tapi itu seperti pengajian gitu dek, seperti hal yang Mama lakukan di jakarta setiap senin, jum'at dan sabtu. Nah kalau al matsurat itu wirid atau doa harian yang sering dilakukan oleh Rasullah ketika pagi dan petang, kamu taukan buku kecil yang sering mas baca setelah selesai shalat subuh? Nah itu yang namanya al matsurat dek, sekarang udah pahamkan" jelas Mas Teguh dari telepon
"hmmmm, udah Mas" sambil menarik napas dan mengangguk segera
"ya udah Mas udah waktu mau maghrib, Nurul mau mandi habis tu mau shalat jamaah sama penghuni disini sekalian mau memperkenalkan diri, jangan bilang ke Mama sama Papa, dek nelpon ya Mas" ucapku dari telepon dengan nada mengancam dan mematikan telepon segera.
Tidak seharusnya aku mengeluh, seharusnya aku bersyukur memiliki Mas yang begitu perhatian dan sayang tulus kepadaku, memiliki keluarga yang saling menyayangi, dapat tinggal di tempat yang nyaman, dan dapat melanjutkan kuliah. Ya Allah maafkan Nurul yang gak bersyukur dan udah marah-marah sama Mas Teguh dan merengek-rengek seperti anak kecil.
Aku ambil HP ku kembali,"Mas maafkan adek ya, yang udah marah-marah gak jelas sama Mas, Nurul sayang bangett sama Mas"
.....................................
Selesai memperkenalkan diri aku mau minta izin sama kak Fatimah untuk pergi mencari makan malam, tapi kak Fatimah mengatakan bahwa kalau dirumah ini selalu makan bersama.
"Makan bersama kak?" tanyaku kaget kepada kak Fatimah
"Iya Nurul, walaupun lauk pauknya seadanya, tapi kebersamaanya itu, ukhuwah islamiyah yang ingin di bangun dirumah ini, kak harap kamu bisa dengan cepat menyesuaikan diri dan betah tinggal disini iya"
Penjelasan dari Kak Fatimah yang sambil memegang kedua tanganku, wah,, kenapa Aku tersentuh dengan tutur kata Kak Fatimah yang begitu lembut dan santun, perkataannya yang disampaikan dari dalam hati, langsung memasuki relung hati kecilku, seketika mataku terasa panas, namun Aku langsung tersenyum kepada Kak Fatimah, dan meninggalkannya, sebelum dia melihat mataku yang mulai berkaca-kaca.
....................................
Malam ini untuk pertama kalinya jauh dari orang-orang yang aku sayang, ah,,,, kangen ngumpul bareng sama semuanya, kangen kamarku, kangen sma anak CERIWIS.
"Tok tok tok, assalamualaikum" ketukkan pintu membuyarkan lamunanku seketika, segera kubuka pintu kamar, dan lihat siapa yang berdiri didepan kamarku ini, Kak Fatimah yang berparas ayu.
"Nurul, yuk kita makan udah ditunggu sama yang lainnya" sambil memegang tanganku
"Iya kak, bentar ya, aku ambil HP dulu" sahutku sambil berjalan mengambil HP di atas kasur.
"Hay Nurul, yuk duduk disini kita makan bareng" sapa para penghuni rumah yang lain dengan senyum tipis dibalik bibir mereka. Ku balas dengan senyum manisku agar tidak mengecewakan mereka yang telah menungguku sedari tadi untuk makan malam bersama.
Melihat dihadapanku udah ada beberapa nampan yang gede, ehmm sebenarnya bukan nampan sih, tapi gak tau ah namanya apaan, yang udah terisi nasi dan lauk pauk didalamnya.
What???? Serius ni makannya beginian, ini toh yang dinamakan makannya bareng-bareng, pikirku. Jadi ini yang di maksud dengan perkataan Kak Fatimah, pikirku yang dimaksud dengan ucapan kak Fatimah, ya makan kayaknya biasa aku makan sama-sama bareng keluargaku.
Gak pernah terbayang olehku, makan satu tempat dengan beberapa orang, menggunakan tangan, dan gak tau itu tangan habis pegang apaan, dan gak tau tu orang yang punya tangan ge mana kesahariannya, dan aku belum mengenal mereka semua. Oh ya Allah ujian apa lagi ini untukku????
"Kok melamun sih Nurul, ayo buruan sini" kata salah satu penghuni rumah ini sambil menarik tanganku agar duduk disebelahnya.
Aku ambil posisi duduk disebelah nina, yang menarik tanganku tadi. Aku berfikir keras, bisakah aku makan seperti ini? hati kecilku tentu gak mau mengecewakan oarang-orang yang udah menungguku untuk makan, tapi aku juga belum terbiasa dengan suasana seperti ini, aku berusaha tenang dan dengan Bismillah aku masukkan satu suap nasi kemulutku yang mungil, dan berusaha untuk menelannya, aku harus berpikir positif dan aku harus bersyukur karena itu yang selalu ditanamkan kedua orang tuaku untuk harus bersyukur dengan kondisi seperti apapun.
Terimakasih yang masih setia membaca dan menunggu cerita" selanjutnya cerita ini akan dikembangkan di dreame Zaira Ahlam
TO BE CONTINUED

KAMU SEDANG MEMBACA
Menjemput Calon Imamku
SpiritualAku dipilih olehmu bukan karena cintamu, dan aku memilihmu bukan karena cintaku, tapi Allah lah yang memilihmu untukku, dan aku menjadi pilihanmu. Karena itu aku akan meFatimahkan diriku agar bisa menjemput calon imamku, yang telah mengAlikan diriny...