"Sebenernya ada apaan, sih?" tanya Naomi pada Keenan yang tengah menyetir.
Naomi menemukan Keenan tengah melamun di sudut caffe.
Sebelumnya, dia juga melihat Viny keluar caffe dengan wajah penuh emosi. Saat itulah dia baru tersadar bahwa terjadi perkelahian hebat antara Keenan dan Viny.
Naomi sering melihat Keenan dan Viny beradu argumen, tapi tidak pernah sampai seperti ini.
Keenan masih menyempatkan tersenyum. "Aku masih capek. Besok ajah ya, aku ceritanya?" suaranya dibuat selembut mungkin. Dia sungguh tidak ingin emosinya merusak mood Naomi juga.
Naomi mengangguk dan tersenyum, berusaha menenangkan Keenan.
Baiklah. Hari ini bukan saatnya.
***
"Kita mau kemana hari ini?" tanya Viny ketika Farish melajukan mobilnya keluar dari parkiran kampus.
Farish hanya melemparkan senyum misterius yang membuat rasa penasaran Viny semakin tumbuh.
Semenjak mengenal Farish, Viny sudah mendapat banyak kejutan dan pengalaman yang belum pernah dia rasakan. Menurutnya sosok Farish adalah lelaki yang baik-terbaik baginya. Walau dia merasa terlalu keras pada Keenan seminggu yang lalu, tapi itulah yang sebenarnya dia pendam selama ini.
Cinta tak berbalas bukanlah hal yang diingkin setiap orang, bukan hal yang menyenangkan. Siapapun pasti menginginkan cinta yang utuh.
Tak lama kemudian Farish menghentikan mobilnya di depan sebuah ruko, jaraknya tidak terlalu jauh dari kampus mereka.
Viny menoleh ke luar jendela. "Kita udah sampe?"
Farish tersenyum dan mengangguk. "Ini tempat aku biasa ngobrol sama anak-anak basket. Kalau anak fotografi sukanya di caffe, kita disini," ucapnya sambil turun dari mobil bersama Viny.
Viny menatap dari atas ke bawah bangunan yang berada di hadapannya. Tidak nampak seperti sebuah caffe atau rumah makan.
"Ayo, masuk!" seru Farish sambil menggandeng tangan Viny yang masih terdiam mematung menebak-nebak tempat yang akan dikunjunginya.
Farish menuntun Viny masuk melewati pintu dengan kaca yang gelap. Di ruangan itu terlihat beberapa lelaki tengah merokok. Salah satu diantaranya duduk di meja resepsionis dan yang lainnya duduk di sebuah sofa.
Farish mengatakan sesuatu pada si resepsionis sebelum melanjutkan langkahnya ke sebuah pintu.
Viny hanya menurut, tapi ada hal yang ganjil disini. Bukankah pintu itu tertulis "gudang" di depannya? Lalu mengapa pintu ini malah membawanya menuruni anak tangga?
Ruangan disini gelap. Hanya sebuah lampu merah redup yang membantu penerangannya.
Setelah melewati beberapa anak tangga, mereka menemukan sebuah ruangan yang tampak sangatlah ramai.
Suara musik dugem terdengar keras di telinga Viny. Lampu warna-warni berkelap-kelip dari atas. Suara tawa terdengar dari sudut ruangan. Terlihat beberapa lelaki dan wanita sedang asik berbincang dengan disuguhi minuman keras di atas mejanya.
Oh, tidak! Viny baru menyadari bahwa ini yang orang sebut diskotik.
***
Sudah seminggu ini Naomi merasakan perubahan pada Keenan. Pacarnya menjadi terlihat lebih mudah marah dan selalu dalam keadaan tidak mood.
Keenan memang selalu tersenyum pada Naomi, tapi dia selalu terlihat agak sensitif. Mungkin ini karena sudah seminggu Viny menghindar dari Keenan. Bahkan di pertemuan klub fotografipun, Viny meminta ijin pulang ketika melihat Keenan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot
RandomKumpulan cerita pendek sebagai selingan cerita yang pending Masih tentang JKT48 isinya hehe~