Digo dan Tania sedang asik bermain gitar di dekat kolam renang rumah Digo. Sesekali mereka tertawa.
"Kita bisa bebas beberapa hari sayang. Karena Sisi pergi ke luar negeri bareng pamannya." Ucap Digo.
Tania mengangguk. "Iya. Adanya Sisi bikin kita susah ketemu tahu nggak. Sebel deh" rengek Tania
"Ya wajar lah sayang. Namanya juga kita pacaran diam-diam" ucap Digo sambil mengelus pipi Tania yang bersandar di dada bidangnya.Hening sejenak.
"Kamu kapan sih mau mutusin Sisi? Aku capek tahu pacaran kayak gini. Gak asik!" Rengek Tania lagi.
"Kamu sabar dong. Ada waktunya nanti aku bakalan mutusin cewek bawel itu. Lagian aku udah bosen sama dia. Sisi tuh terlalu heboh. Aku sukanya sama cewek kalem kayak kamu." Ucap Digo.Tania tersenyum senang.
"Aku cinta deh sama kamu.." Ucap Tania
"Aku juga.." Balas Digo.Tiba-tiba saja seseorang menepuk tangannya kencang-kencang dibelakang mereka.
"SISI?!!" Pekik Digo dan Tania berbarengan.
***
Devan mencoba menelpon Sisi. Namun hpnya tidak aktif. Tadi Sisi meminta izin ingin ke rumah Digo.
Namun setelah Sisi berlalu, ia mendapat telepon dari Dian-tante Sisi, yang juga saudara Devan-. Ia menyuruh Devan dan Sisi untuk pergi ke rumah sakit karena Nenek dan Ibu mereka masuk rumah sakit mendadak.
Tanpa pikir panjang, Devan pun memutuskan untuk berangkat ke rumah Digo.
***
"Jadi gini kelakuan kalian dibelakang gue?" Bentak Sisi emosi. Matanya menatap tajam kearah Digo & Tania yang diam tak berkutip.
"Maksud kalian apa hah? Mau bikin gue sakit hati? Kalau gitu selamat deh! Kalian udah berhasil bikin gue sakit hati dan benci banget sama kalian!"
"Si.. Kok kamu ada disini?" Tanya Tania
"Bukannya kamu bilang lagi ke Jepang?" Tanya Digo gugup.Sisi tertawa terbahak-bahak. "Ya ampun!! Kalian pikir gue bego banget gitu ninggalin kalian berdua aja di Jakarta? Hah?"
"Jadi maksud lo.."
"Ya! Gue gak pergi ke Jepang!" Balas Prilly cepat.
"Kalian pasti heran. Kenapa gue bisa tahu kalau kalian selingkuh dibelakang gue kan?" Tanya Sisi.
"Pasti kalian inget sama mobil Jeep yang mengikuti mobil kalian beberapa hari lalu?"
Digo dan Tania berpikir sejenak.
Flashback On
"Kok mobil itu ngikutin kita mulu ya sayang?" Tanya Tania heran. "Gak tahu. Udah lah gak usah diurusin. Gak penting" jawab Digo acuh.
Flashback off
"Gimana kalian udah ingat? Dan kalian harus tahu.. Mobil jeep itu adalah suruhan gue untuk mengawasi kalian!"
"Kalian pikir gue bego banget ngebiarin kalian berdua aja? Kalian bahkan acuh sama mobil suruhan gue yang diam-diam sudah mengcandid kalian." Teriak Sisi kemudian melemparkan kepada mereka banyak foto yang telah diabadikan suruhan Sisi.
Matanya mulai berkaca-kaca. Kesedihan yang sejak tadi ditahannya sudah tak bisa dipungkiri. Hatinya sakit ketika tahu pria yang sangat ia cintai kemudian jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri.
"Jadi gini kelakuan kalian dibelakang gue hah? Kalian gak pikir perasaan gue.. Gue udah selalu setia sama lo Digo! Tapi lo justru gini sama gue! Kalau lo udah bosen sama gue lo bilang sama gue! Jangan nusuk gue dari belakang!" Lirih Sisi.
"Dan lo Tania. Kenapa sih lo berubah hah? Kenapa lo tega sama gue? Gue sahabat lo! SAHABAT LO! gue pikir kembalinya lo ke Indonesia, kita bisa seneng-seneng bareng. Tapi nyatanya? Lo dateng ngerusak hubungan gue tahu nggak!!"
"GUE NYESEL PERNAH KENAL ORANG KAYAK KALIAN! GUE NYESAL PERNAH SAYANG SAMA ORANG LICIK KAYAK KALIAN!"
Deg!!!
Kata-kata Sisi menusuk hati Tania. Ia baru sadar kalau sudah menyakiti hati Sisi."Si maafin gue" lirih Tania
"Si ma--" sesal Digo kemudian ingin memegang tangan Sisi.Sisi menghapus airmatanya kasar.
"Jangan pernah kalian sentuh gue lagi. Jangan pernah kalian temui gue lagi. Gue gak butuh orang-orang licik seperti kalian yang tega merusak kepercayaan yang gue miliki. Dan jangan pernah berharap untuk mendapat kesempatan kedua karena itu mungkin gak akan pernah terjadi!" Bentak Sisi."SI! Kita minta maaf! Kita khilaf!" Ucap Digo.
"Sisi.." Panggil seseorang dengan nada geram. Mereka bertiga berbalik dan mendapati Devan menatap tajam kearah mereka.
"Om Devan.." Lirih Sisi kemudian berlari menuju Devan kemudian memeluknya erat. Lelaki berumur 30 tahunan itu mengelus kepala Sisi.
"Sisi capek sama semuanya om. Kenapa mereka mengkhianati kepercayaan Sisi. Sisi gak suka diginiin." Lirih Sisi dengan air mata yang terus mengalir dari pelupuk matanya.
"Sudah kamu tenang. Biar om yang selesaikan semuanya"
"Kalian berdua dengarkan apa yang dikatakan Sisi? Keponakan saya sudah cukup menderita gara-gara kalian berdua. Jadi mulai sekarang saya tegaskan kepada kalian semua, jauhi keponakan saya. Kalian mengerti kan? Sekali lagi kalian menampakkan batang hidung kalian di depan Sisi. Saya tdk segan2 untuk melaporkan ini semua kepada ortu kalian atau bahkan saya akan membatalkan kerja sama dengan orang tua kalian." Ucap Devan kemudian membawa Sisi untuk pergi dari tempat itu.
"Sekarang kita gimana Digo? Sisi udah tahu semuanya dan dia marah banget sama kita." Lirih Tania.
"Ini juga sebenarnya salah kita. Seharusnya kita gak berhubungan jauh seperti ini yang merusak hubungan baik kita dengan Sisi" Lirih Digo."Sekarang semuanya percuma. Sisi sudah terlanjur marah dan kecewa dengan kita. Gue kenal Sisi, dia akan susah lagi percaya dengan orang yang sudah mengkhianati kepercayaannya" ucap Digo.
"Aku harap Sisi bisa memaafkankan kita." Balas Tania dan Digo mengangguk.***
Gaje ya ceritanya? Aduh maaf ya. Penulis amatiran sih hahaha.
.
.
Maklumin aja ye kalau gak nyambung. Makasihh. Jangan lupa vote yakkk
YOU ARE READING
I'M SORRY, BIE
Random"Kukira kamu sudah cukup mengenalku. Sebelum akhirnya memutuskan untuk mengkhianati kepercayaan yang kuberikan padamu." Sisi . . Kisah ini menceritakan tentang Digo Revano & Sisi Isabell. Digo yang suka pada sahabat lama Sisi yang baru datang dari...