Part - 5

28 1 0
                                    

Aku mengacak-acak rambut ku frustasi.

Tok... tok... tok...

Seseorang mengetuk pintu apartemenku. Tak perlu ditanya siapa, Carrie lah yang selalu tidak pernah memencet bel jika dia kemari.

Aku melangkah gontai, rasanya ingin ku tampar, wanita murahan itu. Tapi bagai mana dengan Liam.

Aku membuka pintu dan alangkah terkejutnya aku, saat ku lihat dia sangat--sangat berantakan, di balik bluesnya yg pas di tubuhnya, aku melihat kiss mark yang mungkin tanda bahwa Harry selesai nenyetubuhinya.

Aku menatap sinis dan jijik kearahnya, sedangkan dia, dia menangis dan mendekatiku.

Aku menjauh bahkan aku ingin menutup pintu ini rapat-rapat.

Suara memohonnya mengurungkan niat ku. "Re" aku ingin menangis melihat Carrie, dia nenyebut ku dengan panggilan yang hanya ia dan ibuku yang boleh menggunakannya.

Aku terdiam dan mendeham.

"Seseorang telah nenyetubuhi ku" ucapnya kemudian dengan isak tangis yang tertahan.

Aku mematung memandanginya. "Apa maksud mu..?" Tanyaku masih dengan pikiran yang kacau dan bingung. Kalimatku menggantung, antara memanggil namanya, seperti yang biasa aku lakukan.

Belum sempat ia menjawab pertanyaanku. Ia sudah keburu ambruk, untung dengan cepat aku langsung menahannya, karna jika tidak ia akan jatuh ke lantai.

**

Hari sudah sore. Aku berdiri menatap matahari terbenam di balkon apartemenku. Semenjak aku masuk perguruan tinggi. Sudah lama rasanya aku tidak melihat ini bersama ibu. Ibu sangat menyukainya. Namun, sayang, aku tak menyukai ibu.

Aku tau, aku pantas di sebut sebagai anak durhaka. Tapi bagaimana bila ibu yang kau cintai satu-satu selingkuh di belakang ayah mu yang begitu menganggap ibumu bak ratu di negri dongeng. Hingga akhirnya mati bunuh diri?

Ku pikir tak ada yang bisa membahasakannya, karna itu sakit. Sampai-sampai kau mengingatnya oun tak sudi. Tapi, sebagaimana pun aku berusaha, ingatan itu selalu kembali.

**

Lamunan ku terhenti, saat seseorang memanggil namaku.

"Re" ucap Carrie. Ia sedang mengigu. "Tolong aku, Re. Jangan pergi!" Rintihnya.

Carrie memimpikanku. Ia menangis saat mengucapkan kalimat minta tolong. Aku yang tadinya tak peduli, kini merasa iba melihatnya.

Aku mencoba membangunkannya. Ia terkejut lal memelukku sangat erat. Tubuhnya bergetar.

"Re. Tolong" ucapnya lagi.

Aku hanya bisa mengelus rambutnya dan punggungnya.

Setelah ia sedikit mereda. Aku melepaskan pelukannya. Aku meraih pundaknya, dan bertanya pada Carrie.

"Kau sudah tenang kak. Apa yang terjadi." Tanyaku. Aku kikuk saat melontarkan pertanyaan yang ku kira bodoh.

"Aku tadinya ingin menjemput, hiks, sambil menunggu di restoran tadi. Hiks. Namun tiba-tiba, hiks, seseorang yang tak ku kenal datang menghampiriku dengan membawa dua gelas orange juice" ucapnya sambil terisak.

"Dia bertanya aku sedang menunggu siapa. Dan aku memberitahu aku menunggu mu adikku, dan memberitahu namamu. Ia berkata, hiks, ia mengenalmu dan satu mata kuliah. Dia menyakinkan ku kau pasti akan datang, sambil, hiks, menyerahkan orange juice padaku. Tanpa ada rasa curiga aku meminumnya, yang tak ku tahu sepertinya ia telah memberi obat perangsang pada minumanku. Ia berpindah, hiks, dari hadapanku menjadi duduk di sampingku. Karna sentuhannya dan obat perangsang yang mulai bereaksi. Aku tak tahu apa yang ku lakukan aku membalasnya, dan ia membawaku di kamar mandi" lanjutnya lagi. Sudah cukup aku rasa mendengar cerita Carrie. Namun rasa penasaranku menggunung.

"Ia memperlakukan ku kasar. Tak lama kemudian, aku melihat kau datang, aku meminta tolong namun kau tak menggubrisku. Ia terus menghujami dengan kasar, agar aku terdiam, dan membenamkan mulutnya agar aku tak memanggilmu, namun yang ada aku seperti mendesah"lanjutnya, ia kembali terisak.

Oh, ya ampun, aku sudah merasa bersalah. Aku tak tahu jika Carrie meneriaki namaku, dan membutuhkan pertolongan. Aku yang di landa rasa takut langsung pergi tanpa bisa berpikir jernih lagi.

**

Aku mengantar Carrie ke apartemennya sebelum dan langsung menuju ke kampus karna aku ada kelas hari ini.

Malas rasanya untuk melangkah masuk kedalam kelas karna pastinya aku akan bertemu dengan murid baru yang ku pikir dia manis, ternyata sama seperti bajingan.

Aku berjalan masuk kedalam kelasku. Hingga langkahku terhenti karna seseorang menghadang jalanku. Tak ingin mencari masalah dengan si 'bajingan' inu aku memutar keluar. Namun ia menahan pergelangan tanganku.

"Lep..."

P.s. halo guys. Gimana nih? Banyak typho kan? Maklum deh, ini buatnya pas mata udah kebuka satu ketutup satu. Btw, voments nya ya, gw tunggu. Maaf jika ada kata2 yg kurang berkenan. Mau di next? 5+ vote nya ya.

ALL THE LOVE. D

When I Look At You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang