Part 4

15 1 0
                                    

"Apa yg terjadi padamu? Katakan? Mengapa wajahmu jadi pucat seperti itu?" Nada cemas dari kalimat Ellisabeth membuatku semakin gelisah.

"Sebaiknya kita pergi dari sini. Aku tak ingin disini." Ucapku cepat.

Ellisabeth mengangguk dan ia pun pergi ke meja kasir untuk membatalkan pesanan kami.

Aku menunggu Ellisabeth di luar. "Jangan menyentuhku!" Teriakku tiba-tiba.

"Ini aku. Apa yg terjadi?" Suara Ellisabeth mengejutkanku. Aku berbalik melihatnya. Aku menghela napasku.

"Aku hanya ingin pulang. Maaf jika aku menganggu makan siang mu, El. Kau bisa melanjutkannya lagi tanpa ku. Aku hanya sedang kacau dan butuh istrahat." Ucapku tergesa-gesa.

Aku tau Ellisabeth dan ia pun juga tau aku. Dan dia juga tau kalau saat ini aku sedang berbohong.

Ellisabeth mendengus dan ia menatapku. "Jika ada sesuatu hubungi aku. Pulanglah. Kau pucat sekali. Besok kita bertemu lagi. Ok" ujarnya. Aku sedikit lega. Tentu. Karna disaat seperti ini sifat penasaran Ellisabeth tak muncul.

~~

Aku tiba di apartement ku yang sederhana dengan perasaan kalut. Aku tak yakin itu tadi Harry. Tapi aku benar-benar, tapi tidak aku baru bertemu dengannya dan mungkin aku salah orang. Tidak! Lupakan soal Harry namun perempuan itu.

Sial!

Aku membanting tubuh ku di kasur yang tidak terlalu besar, bunyi decitan yang timbul, membuat ku memekiki. Ya aku benci suara ini, suara yang seakan membawa ku kedalam masa lalu yang kelam.

Aku sudah lama melupakan semuanya, namun karna kejadian yang kulihat tadi, semua seakan berputar kembali dalam memori otak ku.

Carrie. Dia adalah kekasih Liam. Mengapa ia tega berbuat hal yang benar-benar membuatnya yang ku kira seorang wanita yang baik, kini telah menonjolkan kepribadiannya sebagai 'bitch' bukan hanya untuk kakak ku, tapi dia pun membagi tubuhnya dengan orang lain.

Liam kembali minggu depan, apa yang akan ku lakukan, aku dekat dengan Carrie, dia sudah seperti kakak bagi ku. Namun, disisi lain, aku tak ingin Liam mengalami hal yang sama dengan yang terjadi pada orang tua kami.

Oh, Ya Tuhan.

Air mata ku mulai mengalir, setitik demi setitik. Aku masih belum bisa menerima kenyataan yang telah ku terima sejak aku kecil. Semuanya terasa sangat kelam.

Tok... tok... tok...

P.s. hallo guys, gimana? Makin gaje kan? Hahaaa, iya tau kok. Btw, di lanjutin ga? Kalau ia, vomentsnya dong bagi2 hehehe. 10+ bakal aku lanjutin, kalau ga ada, aku stop sampe sini. Love u. Big love. D

When I Look At You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang