Aku memandangi sekelilingku, jalanan yang macet, aku menunggu bis yang biasanya aku tumpangi untuk pulang. Hari ini setelah pulang kuliah aku memang berencana langsung pulang. Karena tante Vina sudah berpesan untuk tidak pulang terlambat karena harus membantu mengantarkan kue.
"kamu Prilly kan ?"
Aku tersentak mendengar suara yang berada tepat dimukaku dan membuyarkan lamunannku.
Aku memandangi dia dari ujung kaki hingga rambut yang tiba-tiba dengan tanpa sadar aku membuka mulutku.
"eheemm"
"maaf siapa ya?"
Dia tersenyum sangat manis dan, Ah ini kenapa hati sangat berdetakan ya? *Lebay
"Aku Ali, teman seangkatan kakakmu Rizka"
Aku merasa ragu dan tak mengenal siapa yang berada di dekatku, mungkin dia sadar akan keterkejutan dan pikiranku.
"kamu gak percaya ? apa aku perlu menelpon kakakmu ?"
Kulihat dia mengeluarka smarphonenya dan mungkin mencari kontak milik ka Rizka,
"eh gak perlu mas, saya percaya" aku mencegahnya menghubungi ka Rizka.
"kalo gitu saya antar kamu pulang"
"eh, " apa katanya tadi.
"kenapa masih begong begitu ayo. Kamu mau saya ditilang gara-gara mobil saya lama parkir disitu?"
Lagian siapa yang nyuruh parkir disana coba, gerutu dalam hati, tapi apa katanya tadi? Dia mau mengantarku pulang. Kurasakan ada sebuah tangan yang menarikku dan memasukkan ku kedalam mobil.
"pasang seatbeltnya" katanya dengan nada datar.
Seperti kerbau yang dicocok hidungnya aku hanya menurut, dan aku baru sadar bahwa aku hanya berdua di mobilnya.
"saya mau dibawa kemana mas?" kan saya tadi belum bilang saya mau ikut mas, jangan-jangan mas bohong ya tentang mas temen ka Rizka atau jangan...."belum sempet aku menyelesaikan kata-kataku atas kepanikanku dia memotongnya.
"kamu lemot apa gimana sih?" tadi kan aku udah ajak kamu bareng dan kamu udah percaya kalo aku itu temen kakakmu" aku hanya diam
Setelah hampir setengah perjalanan aku diam tanpa melihat kearahnya. Tiba-tiba....
"kamu masih kuliah?" dia bertanya setelah lama kami saling berdiam diri
"iya" jawabku pendek
"sudah hapir selesai ya"tanyanya lagi
"belom mas masih setahun lagi" jawabku
"bukannya kamu sudah lulus saat terakhir kita bertemu? Harusnya kamu sudah selesai kenapa.... dia menyergitkan dahinya, tanpa melanjutkan kata-katanya. Aku yang paham langsu ng menjawab.
"iya karena aku harus kerja dulu"
Dia hanya menanggapinya dengan senyuman. Hei itu bahkan senyuman termanis yang pernah aku lihat, huh fokus Prilly dia teman kakakmu ka Rizka.
"Kita sudah sampai, tapi aku mau kamu jangan terlalu kaku sama aku, memang aku gigit kamu sampai kamu kaku dan tegang seperti itu ?" lgi-lagi dia tersenyum manis dan berusaha membuka sealbeatnya.
"mas, mas duluan saja ya masuk rumahnya, nanti saya menyusul saya nggak enak dengan tante Vani nanti" Mas Ali hanya memandangku lalu menganggukkan kepalanya.
"oke, tapi kamu jangan tegang gitu, aku tunggu di dalam ya, oh ya aku suka kamu memanggil saya dengan sebutan mas" mas ali diam sebentar dan mendekat tepat dimukaku
"Romantis" eh apa katanya tadi.. belum sempat aku mengembalikan fokus ku tiba-tiba mas Ali bersuara lagi
"aku minta no hp kamu Prilly, sini biar aku tulis no hp kamu di hpku, bukankah kamu kuliah sambil kerja? Siapa tahu kamu membutuhkannya nanti" kenapa Mas Ali tahu kalo aku kuliah sambil kerja ? tapi sudahlah itu tidak terlalu penting
"kamu juga save no aku ya" mas Ali memberikan hpnya yang masih digengamnya.
Aku menulis no hpku di hp Mas Ali dan mengembalikannya. Aku memandang tubuh tegap mas Ali yang ternyata putih kecoklatan serta muka yang sangat tampan
"ya Ampun Prilly sadar, Mas Ali itu tampan, kamu tidak ada apa-apanya dibandingkan dia." Gumamku dalam hati
Mas Ali turun dari mobil dan langsung menuju rumah. Aku tiba dirumah setelah mas Ali masuk dan terasa diluar aku mendengar suara tawa mas Ali dan KaRizka.
"eh kamu baru pulang Prill? Ini ada temen ka Rizka, Ali kamu masih ingat kan ?
"mas Ali" aku berusaha untuk tidak memperlihatkan bahwa aku sudah bertemu dengannya sebelum aku masuk kedalam rumah, bahkan Mas Ali yang mengantarku pylang.
"Heh malah bengong" ka Rizka menoel pundakku untuk manjabat tangan Mas Ali yang sudah duluan menjulurkan tangannya.
"Prilly Mas"
"Ali" hah kami seperti orang yang baru berkenalan, yah memang aku lupa si dengan Mas Ali teman ka Rizka yang ganteng ini*Loh.
"Udah pulang Prill?" itu pesanan tante Bianca sudah ada di dapur kamu antar sekarang saja, tadi sudah di telpon sama Tante Bianca, kamu lelet banget sih" Tiba-toba tante Vina datang dan menginstrupsi perkenalan kami.
"ya tante" aku pamit dengan Mas Ali dan ka Rizka untuk kedalam kamar
"Prill, sebelum kamu nganter kue, kamu buatin dulu minuman buat Kakamu dan temannya" tante Vina berbicara sebeluma aku masuk kedalam kamar.
Aku mengiyakan perkataan tante Vina dan langsung menuju dapur yang berada di sebelah kamarku tanpa masuk ke kamarku terlebih dahulu.
--------
@distispict publish lagi. Baca ya. Masih banyak kekurangan tapi akan terus belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu
Romance"aku mencintainya namun aku takut untuk menyakitinya" Ali Abraham "seperti ini mencintai seseorang yang bahkan kakaku juga mencintainya" Prilly Adriana Ali Abraham dan Prilly Adriana Sebuah Cinta yang sulit untuk terucap namun besar untuk dirasakan.