LANJUT NIH ! BACA YUK....
**************************
Aku melihat jam ditanganku sudah menunjukan setengah delapan malam, huhff rasanya aku ingin segera sampai rumah untuk mengerjakan tugas dan istirahat. Malam ini aku masih di halte bis, halte memang sudah sedikit lebih sepi tapi aku yakin masih ada bis yag lewat untuk malam ini.
"kamu selain hobby melamun kamu juga hobby nunngu halte ya" ku dengar suara yang tidak asing ini dan menoleh kearah suara.
"masih mending nunggu halte daripada nungguin kamu, gak penting" aku mencibir sambil menyilangkan tangan didada yang memang membawa banyak buku untuk tugas kuliahku.
"ikut kerumahku yuk" hei siapa dia. Aku memandang kearahnya.
'udah ikut aja, aku juga udah ijin kok ke Rizka kalau malam ini kamu bersamaku" dia menggandeng tanganku dan menyeret menuju mobilnya dan langsung mendudukanku di kursi depan.
Ia tersenyum sangat manis dan tengil, huh bikin hati ketar ketir aja tapi aku harus fokus.
"heh ! maksudnya apaan ikut bersamamu, emang aku cewek apaan yang mau ikut dengan lelaki yang gak aku kenal" aku berteriak tepat di telinganya dengan kesal dan marah.
"eh buset itu mulut ! mulut mungil kaya kamu bisa juga ya ngeluarin suara rombeng gitu, tapi bagus deh bikin aku pengen... ada jeda dalam omongannya,
Seketika aku merasakan bibirku basah dan ternyata mas Ali menciumku.
"diem kan, huh kalo kaya gini terus bikin aku betah ketemu kamu"
Aku langsung menutup mulutku dengan tangan dan membenahi dudukku tanpa mengucapkan lagi banyak kata dan menurut untuk dibawa kerumahnya.
Di sepanjang jalan aku dan mas Ali diam, hanya terdengar suara radio yang melantunkan lagu-laguya.
***
Pagi ini Aku masih tiduran di kamar dan membayangkan kejadian tadi malam saat aku bertemu dengan keluarga mas Ali. Mereka menyambutku dengan sangat baik. Apalagi kakak mas Ali yang hanya berbeda 2 tahun denganku.
"Prilly, terima kasih ya sudah mau menjaga Ali,semoga kamu bisa membahagian Ali ya dan begitu juga Ali" mama Ali memegang tanganku dan memelukku
Aku hanya tersenyum dan sesekali melihat kearah mas Ali yang hanya tersenyum dan menyeringai kearahku, huhf .
" papa mau kamu melamar Prilly dalam minggu ini dan seminggu setelah lamaran kamu harus segera menikahi Prilly." Papa mas Ali menepuk bahu mas Ali dan hanya dijawab mas ali dengan anggukan setelah itu aku hanya mendengar mas Ali dan papa mas Ali membahas tentang proyek dan bisnis dikantornya.
"Prill, Prilly kamu sudah bangun sayang?' suara om Rizwan terdengar diluar kamar.
"iya om, Prilly sudah bangun kok" aku langsung bangkit dari tempat tidur dan segera keluar kamar..
Aku langsung menuju dapur dan menyiapkan segala keperluan untuk memasak dan menyiapkan sarapan utuk pagi ini. Entah sudah dari kapan aku menyajikan sarapan sepertti ini, mungkin semenjak aku SMP dan erlanjut sampai sekarang.
"om Prlly mau bicara bisa ? aku membawa teh untuk Om dan tante.
"iya sayang kamu mau apa?" om rizwan berkata degan lembut
"papa ini gimana sih, emang kita punya banyak uang yang bisa dengan mudah ngasih ke dia" tante Vina langsung melihatku dan melototiku.
"yaudahlah ma biar Prilly bicara dulu, siapa tau penting"
"alah alasan saja" tante Vina masih saja ketus.
"mama" om Rizwan hanya menatap tante Vina agar tante Vina diam.
"besok keluarga mas Ali akan datang kesini untuk melamar....." belum selesai aku berkata tante Vina langsung berteriak ke arah kamar ka Rizka.
"Rizka...Rizka...besok Ali mau kesini untuk melamar kamu, kamu siap-siap ya" tante Vina sudah berlari kearah kamar ka Rizka untuk membangunkannya.
"yasudah, kalau begitu biar kami siap-siap. Emangnya kamu kenal sama ali prill?
"iya Om" kenapa aku hanya menjawab dengan iya tanpa memberikan alasan siapa yang akan dilamar mas Ali. Pantesan mas Ali sering sekali mngetaiku oon dan lemot.
"kamu kenal Ali dimana emangnya?" om Rizwan mungkin masih penasaran denganku dan mas Ali yang saling mengenal.
"kemaren di halte bis setelah pulang kerja ketemu mas Ali dan mas" Om Rizwan gak curiga dan hanya mengucapkan terima kasih karena telah memberi tahu tentang kedatangan keluarga mas Ali kerumah.
***
Aku memandang seisi kelas dan yang klihat muka-muka teman-teman yang serius mengerjakan tuga, kulirik Tommy yang berada didepan sedang serius dan sesekali mengacak rambutnya.
Aku masih memandangi Tommy, katakanlah aku belum move dari tomi tapi yasudahlah toh Tommy juga sudah tidak melirikku sama sekali. Aku hanya menguatkan hatiku.
Sadar Prill, Tommy hanya menganggapmu sebagai pelarian dari mantannya Risa yang beda kampus dengannya, batinku memperingati.
Baru saja aku ingin duduk kulihat Tommy sudah berada didepanku.
"hei kamu melamun Prill?"
"eh enggak kok, kenapa Tom?" jujur aku sangat deg-degan dan sangat gugup wajar saja Tommy adalah cinta dan pacar pertamaku jadi wajar kalo aku masih susah move on. Oh ayo Prilly jangan lagi mengungkit masa lalu.
"oh yaudah aku mau kumpulin tugas dulu, tuh udah ada dosen juga" aku menjawab dengan anggukan dan Tommy menoleh lagi kearahku.
"kamu baik-baik ajakan Prill?, muka kamu keliatan pucet"
"oh iya aku baik-baik aja kok," jawabku dengan senyum yang tulus, walaupun hatiku seperti orang yang habis lari berkilo-kilo meter.
Tak lama Nina duduk dan menanyakan keadaanku apakah baik-baik saja. Aku hanya tersenyum dan kubalas dengan anggukan karena memang sudah ada dosen dikelas. Aku tak ingin membuat keributan didalam kelas.
Aku masih memikirkan kesalah pahaman yang aku alami pada tante dan Om tadi pagi tentang lamaran mas Ali, haduh kalau sampai mas Ali tahu pasti dia bakalan marah-marah gak jelas lagi.
Aku mencoba untuk melupakan kejadian tadi pagi dan fokus untuk mengikuti mata kliah sebelum suara hapi yang bergetar di saku celanaku bergetar, aku langsung membukanya siapa gtahu penting.
Kulihat nama mas Ali yang tertera di layar dan kubuka smsnya
Mas Ali : Kamu bilang apa sama Om dan Tantemu
Aku menghela nafas, dengan sms mas Ali yang singkat ini.
Me : emang kenapa mas ?
Mas Ali : aku denger dari Rizka, lusa aku akan melamarnya.
Me : maaf mas, aku ngomong keputus-putus sama tante jadi mereka salah paham.
Mas Ali : keluar dan aku tunggu didepan gerbang kalau enggak kamu akan tau akibatnya.
Sms terakhir mas Ali membuatku segera keluar dari kelas yang menandakan sms ancamannya.
TBC
******************************************************************************************
By : GA
Tangerang, 20 Desember 2015
19:54 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu
Romance"aku mencintainya namun aku takut untuk menyakitinya" Ali Abraham "seperti ini mencintai seseorang yang bahkan kakaku juga mencintainya" Prilly Adriana Ali Abraham dan Prilly Adriana Sebuah Cinta yang sulit untuk terucap namun besar untuk dirasakan.