Pagi ini aku sudah bersiap-siap untuk menuju kampus tapi tante Vina tiba-tiba memarahiku dengan alasan yang tidak jelas
"aduh,,,sakit tante" tiba-tiba tante Vina menumpahkan air panas ke tanganku entah itu sengaja atau tidak.
"kebiasaan kamu itu ngelamun, pekerjaan masih banyak didapur dan kamu masih aja bengong"
"iya tante" aku menahan sakit yang ada di tanganku dan berlari ke kamar mandi untuk mecari odol dan mengolesi tangan yang terkena tumpahan air panas.
Rencana awal aku berangkat kuliah tepat waktu harus tertunda dulu karena tante Vina yang tiba-tiba menyuruhku mengantarkan kue ke tempat temannya, Tante Riana.
***
"Prillyyyyyy..... lo kenapa telat lagi sih ?" suara Nina dari samping koridor mengagetkanku.
"iya tadi kesiangan" jawabku singkat.
"masuk yuk mata kuliah pak Bayu sebentar lagi nih, lo nggak mau telat masuk dalam makul beliau kan ?"Nina mengingatkan aku untuk masuk keas karena hari ini adalah makul pak Bayu dosen Killerku dalam makul Statistik.
Sampai dikelas aku melihat Tommy sedang duduk bersama Kiara, kalau kalian ingin tahu Tommy adalah mantanku selama 5 tahun sejak aku duduk di kelas dua SMA. Dan sekarang dia dengan pamernhya bermesraan dengan Kiara di dalam kelas. Kiara adalah gadis yang dijodohkan oleh orang tua Tommy.
*Flasback*
"Aku mau kita udahan" suara Tommy
"memangnya aku salah apa kamu minta kita putus?" aku bahkan tidak tahu aku salah apa.
"Aku udah gak cinta sama kamu dan aku muak liat muka sok polos kamu itu" Tommy mengatakan itu dengan nada sinis dan langsung meninggalkanku.
Seminggu setelelah pernyataan putusnya, Tommy menggandeng Kiara dengan muka angkuhnuya di depanku, dan Kiara yang memang ratu Bully di kelas ku dengan gaya soknya melihatku dengan angkuh.
"Sabar Prilly, sabar" kutekankan dalam hatiku.
Setelah banyak yang mengetahui aku dan Tommy putus malah temen-temenku bersyukur katanya aku memang tidak pantas bersanding dengan Tommy.
Tommy juga sering membullyku bahwa dia hanya sebenernya pura-pura cinta denganku selama ini dan sealu merendahkan ku karena aku memang tidak mempunyai asal usul yang jelas dalam keluargaku.
*FlasEnd*
"udah cuekin aja" Nina membisikkan kat-kata itu disampingku.
Tak lama setelah aku duduk, pak Bayu masuk dengan aura dinginnya. Semua kelas hening.
Mata kuliah pak Bayu lumayan sulit untukku pahami. Saat aku fokus mengikuti mata kuliah pak Bayu tiba-tiba ahpe ku bergetar.
Kulihat nada sms dari mas Ali namun aku belum membukannya. Mata kuliah telah usai setelah pak bayu keluar kelas. Kelas kembali riuh, hari ini memang tinggal kelas pak Bayu yang selesai tepat jam makan siang.
Kudengar Tommy dan Kiara mulai bersuara untuk membullyku, namun tak kuhiraukan, Nina juga langsung menyeretku keluar kelas.
"Prill mau makan sekarang?" Nina bersuara
Aku diam sesaat dan aku inget tentang sms mas Ali tadi, ku ambil dan kubuka sms dari Mas Ali ternyata mas Ali mengajakku bertemu.
"aku langsung pulang aja deh Nin, takut telat gak enak sama Tante Vina" ijinku pada Nina yang dibalas dengan anggukan olehnya. Lagi aku tak mau Nina melihatku bertemu dengan mas Ali.
"yaudah hati-hati ya. Bye"
Aku menuju pintu gerbang dan mulai berjalan menuju pintu gerbang kampus saat tiba-tiba ada tangan yang menggandengku.
"Lama banget kamu, aku nungguin kamu dari tadi disini kamu pikir aku supir kamu" ucapnya
"maaf tadi ada urusan sebentar" jawabku seadanya.
"cepat masuk, kamu lemot banget sih" gerutunya
Kenapa dia yang marah-marah sih selalu bilang kalau aku lemot.
"Kita mau kemana mas?" saat tiba dimobil dan mas Ali hanya diam saja.
"makan siang, emang kamu nggak laper, aku udah nunggu kamu lama dan aku laper, kamu pengan makan apa?" tannyanya
"terserah mas aja aku lagi gak nafsu makan" aku menjawab seadaanya dan tanpa terasa mobil mas Ali sudah sampai di parkiran sebuah restoran.
"kamu gak mau turun? Udah sampai kenapa lemot banget sih ?
MasAali turun tanpa menungguku dan berjalan keluar sambil membanting pintu mobil cukup keras.
Aku menyusulnya dari belakang dan mengikuti mas Ali yang sudah masuk ke dalam restoran dan sudah duduk di tempat yang masih kosong.
Dia bagkit lagi dari kursinya dan menggandeng tanganku untuk duduk, aku yang masih bengong dan sedikit melamun kaget dan tanpa terasa menabrak punggung badannya.
"aduh.... " aku mengaduh setelah tanpa sadar sudah menabrak tubuh mas Ali.
"kamu mau menggoda ku Prill ?"
"maksud mas Ali?" dia hanya tersenyum agak mesum lalu mendudukkan ku di bangku yang kosong.
"kamu tuh lemot banget sih Prill, pusing aku ngomong sama kamu"
"aku ke kamar mandi sebentar kamu pesen makan saja dulu." Mas ali berlalu
'mau pesen apa mba?' seorang pelayan laki-laki menghampiriku dan menyerahakn buku menu dan menanyakan pesanannya.
Aku hampir melongo dan teriak histeris saat aku baru sadar harga makanan di resto ini lebih dari kata cukup untuk uang sakuku utuk beberapa hari kedepan.
"saya pesen ayam kremes aja sama sayur ini dan juz alpukat" kataku kepada pelayan itu
"dessrtnya mba?" sambil mencatat pesananku.
"buah melon aja" tambahku dan pelayan laki-laki itu mencatatnya.
"mas yang pesan bangku ini dia nggak pesan makan mba "? Tanyaku pada pelayan itu.
'mas Ali kebetulan sudah pesan tadi" aku hanya ber oh ria, mungkin mas ali sudah langganan di tempat ini.
Setelah pelayan itu pergi aku hanya diam dan memang mungkin kebiasaanku memang bengong dan melamun seperti yang dikatakan oleh tante Vina dan mas Ali tadi.
"ngalamun jorok ya? Hobby banget ngalamun ?" suara mas ali yang menyadarka ku dari lamunanku. Dan melambaikan tangannya tepat dimukaku.
"mas udah dateng, gak kok mas lagi liat resto dan dekorasinya, bagus banget ya" ujarku dan mas Ali hanya tersenyum
Ya ampun senyumnya itu loh yang bikin kretek-kretek. Ah Prilly lebay.
"ayo makan , ini pesanan kamu udah datang kenapa kamu selalu ngalamun sih?
Kamu terpesona dengan wajah tampanku ini ?" mas ali berkata dengan muka agkuhnya.
Saat kulihat meja makan teryata pesannya cukup banyak aku kira dia hanya makan seadanya saja, karena yang kulihat badannya sangat bagus dan tingginya ke atas bukan kesamping kaya aku. Hihi....
Akhirnya aku makan dengan ragu namun aku cukup menikmatinya karena ayam yang aku pesan cukup enak dan sesuai dengan harganya.
" kamu habiskan dulu makannya habis ini aku ingin bicara serius dengan kamu" mas ali bicara setelah dia mengelap bibirnya dengan tisu.
Aku memang sudah selesai setelah membersihakn tangan dan ulutku. Aku meminum juz alpukatku dan memangdang mas ali dengan raut muka yang sedikit penasaran.
Setelah beberapa menit terdiam aku membuka obrolon terlebih dahulu.
"mas Ali mau ngomong apa ? aku bertanya dan sesekali meminum juz ku..
" aku mau kita menikah"
*********************************************
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu
Romance"aku mencintainya namun aku takut untuk menyakitinya" Ali Abraham "seperti ini mencintai seseorang yang bahkan kakaku juga mencintainya" Prilly Adriana Ali Abraham dan Prilly Adriana Sebuah Cinta yang sulit untuk terucap namun besar untuk dirasakan.