MASIH MENCOBA MELANJUTKAN CERITA INI. HAPPY READING
****************
Setelah pertemuanku dengan mas Ali tiga hari lalu aku belum lagi bertemu dengannya dan menjawab pertanyaan mas Ali yang mengajakku menikah.
Pagi ini aku ada kuliah jam 9 namun tante Vina sudah marah-marah pagi ini, aku sampai belum sempat istirahat setelah aku menyelesaikan pekerjaan rumah.
"kamu tuh niat gak sih bantu tante? Kenapa kuenya belum selesai, pesannaya akan diambil jam 9." Suara tante Vina yang nyaring ditelingaku.
Dirumah aku memang tak ubahnya seperti pembantu yang harus membantu tante Vina mengerjakan urusan rumah dan tak boleh keluar rumah berbeda dengan ka Rizka. Karena aku fikir mereka menganggapku saudaranya, tetapi aku salah.
"kamu malah elamun lagi" Tante Vina memukul tanganku yang sedang membawa spatula panas.
"auw" aku menjerit tertahan karena minyak yang panas menetes dilenganku.
Air mataku tertahan dipelupuk mata, "kamu menagis, apa kamu hanya bisanya menangis, dasar ceroboh, tambah kacau bukannya beres, dasar anak pembawa sial, sama kaya ibu kamu itu ?" tante Vina makin memarahiku
Aku tidak tahu apa kesalahan ibuku hingga tante Via selalu mengungkit ibuku,
"ada apa sih ma, kenapa pagi-pagi ribut banget" Ka Rizka keluar dari kamarnya dan menegur tante Vina
"ini adikmu yang cengeng ini pura-pura kena minyak panas" tante Vina berkata sambil melotot ke arahku
Hampir saja aku menangis, namun aku tidak selemah dulu yang selalu menangis dengan tindakan tante, namun tetap saja ini sakit.
"udahlah ma, kasian kan Prilly mama marahin mulu, ini sudah siang dan Prilly juga harus kerja" a Rizka menengahi dan membawakan salep anti bakar ke tanganku.
Untung tidak terlalu parah, ka rizka juga menyuruhku istirahat sebelum aku menuju kamar tante Vina bersuara lagi.
"sana aku jga juak liat muka kamu yang sok lemah itu, jangan boros-boros memangnya cari uang tidak susah" tante Vina berkata sambil melempar ongkos untukku hari ini.
Seengaknya tante Vina sudah tak se pelit dulu, aku tetap bersyukur karena dengan uang ini aku bisa menyisihkan uang buat membeli eralatan kuliah. Seengakkknya aku juga tidak tergantung terlalu banyak kepada mereka karena aku juga sudah bekerja.
Di keluarga ini memang ka Rizka dan om Rizwan yang selalu membantuku untuk tidak terlalu banyak dimarahi oleh tate Vina namun memang mereka tidak bisa berbuat banyak. Kebetulan Om Rizwan juga sedang ada diluar kota untuk beberapa minggu ini.
Setelah perdebatan ka Rizka dan tante Vina aku langsung menuju kamar dan langsug menuju kamar mandi.
Aku melepas kaos dan celana, setelah mengerjakan pekerjaan rumah setelah shola subuh tadi rasanya badan terasa segar setelah aku menyiramkan air dingin diseluruh tubuh.
Sekitar 15 manit aku berada sikamar mandi aku langsung bersiap-siap utuk berangkat kuliah, setelah meamaki pakaian, pakaian yang aku pakai juga biasa saja tidak seperti teman-temanku yang lain tapi masih tetap enak untuk dipandang,
Sejak kecil juga aku seri ng memakai pakaian bekas dari ka Rizka, karena memang baju ka Rizka sangat banyak berbeda denganku namun aku tetap saja bersyukur. Sebenarnya aku ingin mempunyai pakaian yang abagus seperti ka Rizka dan teman-teman yang lain yang meamakai pakaian bermerk, tapi aku aku bisa apa, bahkan aku tidak mempunai orang tua yang bisa aku minta untuk membelikan semua itu.
Aku mengoleskan pelmbab bedak yang disusul airlyner dan maskara serta aku mengoleskan lipglos kebibirku, sederhana dan seadanya itu yang selalu dikatan oleh teman-teman kampus bahkan oleh Karina cs yang menganggapku remeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu
Romance"aku mencintainya namun aku takut untuk menyakitinya" Ali Abraham "seperti ini mencintai seseorang yang bahkan kakaku juga mencintainya" Prilly Adriana Ali Abraham dan Prilly Adriana Sebuah Cinta yang sulit untuk terucap namun besar untuk dirasakan.