Forget It

343 32 4
                                    

Sohyun POV

"Mamaa!!"

Aku terbangun dengan posisi duduk dengan keringat dingin yang membanjiri wajahku.

Hosh hosh..

Aku mulai merasakan ada air yang mengalir melewati pipiku. Aku menangis lagi. Sudah beberapa hari ini aku terus memimpikan hal yang sama seperti tadi. Tragedi yang sudah 3 tahun berlalu. Ini adalah tahun ke-4 dan seharusnya aku sudah bisa melupakannya. Tapi kenapa tragedi itu masuk ke dalam mimpiku terus?

Aku memegang kepalaku dan sedikit merintih. Kepalaku sangat pusing, sakit, dan berdenyut - denyut. Inilah yang memang terjadi kalau aku terlalu banyak menangis.

Lalu aku menarik nafas panjang, dan setelah itu aku bangun dari tempat tidurku dan berjalan menuju wastafel untuk mencuci wajahku.

Senyum dingin yang memuakkan terpatri didalam cermin yang sedang ku gunakan. Ya, semenjak tragedi itu, aku berubah drastis. Tidak ada lagi senyuman dan juga tawa yang ku tunjukkan. Hanya wajah dingin dan sok kuat yang ku pajang, seperti yang sedang ku praktek kan saat ini.

"Sohyun-a... Cepat turun dan habiskan sarapanmu!"

Seketika aku merubah raut wajahku menjadi ceria. Aku memang hanya akan menunjukkan sisi hangatku ke kakak laki-lakiku saja yang baru saja tadi menyuruhku sarapan.

Saat tragedi 3 tahun yang lalu, pada saat itu juga aku menghubungi kakakku yang sedang berlibur di Eropa agar cepat pulang. Dan sejak saat itu pula aku hidup berdua dengan kakakku.

Tidak ingin membuang waktu, aku langsung meraih handuk dan segera mandi, lalu mengenakan seragam, menyambar tas hitamku, dan akhirnya turun ke bawah untuk sarapan.

"Selamat pagi Sohyun-a," sapa Joonmyeon -nama kakak laki laki Sohyun- "Bagaimana tidurmu?"

"Pagi juga oppa. Hmm tidurku baik-baik saja. Kau tahu? Aku bermimpi kalau aku sudah memiliki kekasih yang sangat tampan."

Bohong. Kalian tahu bukan apa yang sebenarnya ku mimpikan? Maaf oppa aku berbohong -lagi. Aku tahu kalau dia tidak suka saat aku mengungkit masa lalu, karena itu hanya akan membuatnya tertekan.

Dan soal kekasih, oppa memang mengharapkan hal itu. Dia bilang, dia tidak akan bisa menikah kalau aku belum memiliki kekasih. Memang sih, sudah 3 tahun juga aku tidak pernah pacaran. Apalagi sekarang aku sudah SHS. Tapi, aku sedang tidak mau pacaran, karena aku takut kehilangan orang yang ku cintai pergi meninggalkanku lagi.

"Benarkah? Uwaa.. Ku harap itu akan menjadi kenyataan hahaha."

Sungguh damai hatiku saat melihat kakakku tertawa. Benar-benar membuatku tenang. Aku pun juga rasanya ingin tertawa juga hahaha.

"Oh ya, apa kau sudah menyiapkan semuanya? Ini adalah hari pertamamu sekolah bukan?"

"Sudah oppa," aku mengangguk mengiyakan.

Yap. Ini adalah hari pertama aku masuk SHS. Rasanya gugup, tapi aku harus bisa melewati hari-hari sebaik mungkin dengan mengatur ekspresi wajahku. Aku harus bisa mempertahankan wajah dinginku. Aku tidak perlu yang namanya teman, aku bisa menjalani sekolah sampai lulus dengan sendirian.

Mungkin kalian boleh menganggapku anti sosial, tapi itu semata - mata sebenarnya ku lakukan hanya karena trauma. Huft, trauma itu memang bisa mengubah segalanya ya.

Setelah menghabiskan sandwichku sambil mengobrol, aku pun berangkat ke sekolah dengan mobil Joonmyeon oppa.

Hingga 20menit kemudian mobil merahnya sudah sampai didepan gerbang sekolahku.

Aku mencium pipi oppa, "Hati-hati dijalan ya oppa, jangan membolos jam kuliah."

"Hmm kau juga, hati-hati. Jangan mudah percaya orang lain ya."

Baru setelah itu aku keluar dari mobilnya.

Aku menatap papan nama sekolah diatas gerbang. Yonhwa High School. Benar-benar megah. Aku tersenyum dan detik selanjutnya aku merubah senyumku menjadi wajah datar tanpa ekspresi.

Bagaimana ya hari-hariku disekolah ini? Sepertinya akan terasa hambar, sama seperti saat di JHS dulu. Kkk~ tidak akan ada yang tahu

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Besides A NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang