»3

68 1 0
                                    

Radi POV

Malam ini aku diundang untuk datang ke ulang tahun Alindya. Alin adalah anak dari salah satu orang terkaya di Indonesia, dia pernah terang-terangan mendekatiku. Sebetulnya dia cukup cantik, namun aku sangat membenci sifatnya yang manja dan sangat suka berbelanja. Dia adalah tipe anak manja yang semua keinginannya harus terpenuhi. Tentunya Alin mengundang ku dalam kepribadian ku yang asli, sebagai Dipati.

Aku berharap malam ini tidak ada yang dapat menemukan kemiripan antara aku yang asli dan sosok penyamaranku sebagai Radi. Malam ini aku menggunakan suit berwarna navy blue. Aku menata rambutku agar tidak terlalu berantakan, aku ingin mengesankan citra yang baik. Ketika aku sedang menuruni tangga aku menemukan mama dan kak Leena sedang berdebat.

"Gantengan juga Thomas Sangster mah di film The Maze Runner"

"Kamu kok selera nya rendahan gitu sih Na, Leonardo D'Caprio itu lebih segalanya dibanding yang kamu sebut tadi"

"Ih mama mah, belum liat aja aktingnya Thomas, udah ganteng, masih muda, kaya lagi"

"Kaya apa? Kaya beruk... Hahahaha"

Sepertinya di keluargaku satu-satunya orang yang masih waras hanya diriku. Aku menghela nafas melihat tingkah mama dan kakak kedua ku itu. Sebenarnya aku masih mempunyai satu orang kakak lagi, namun sekarang dia sedang mengambil program pasca sarjana nya sebagai psikolog di Inggris. Berbeda dengan kak Leena yang ceria, kak Samiya lebih tenang dan cenderung pendiam.

Aku mendekati mama untuk meminta izin pergi ke acara ulang tahun Alin

"Dek kamu mau kemana? Kok rapih gitu?"

"Mau ngajak kencan cewek yang kemarin kayanya ma"

"Kakak berisik banget deh. Enggak kok ma, aku mau ke ballroom hotel Sandjaya, Alin ngadain pesta ulang tahun disana"

"Alin?? Alindya Sandjaya, cewek yang deketin kamu waktu itu kan?"

"Iya ma, emang kenalanku yang namanya Alin ada berapa sih ma?"

"Mungkin aja ada banyak. Hati-hati dijalan ya dek. Pulang jangan terlalu malem. Bawa mobil nya juga jangan ngebut"

"Siap ma"

Aku pun langsung memberi salam kepada mama dan kakak, tak lupa memberi kecupan di kening mama. Malam ini aku memilih membawa Porsche 918 Spyder warna hitam milikku. Aku mengemudikan mobilku dengan kecepatan sedang, membelah keramaian jalan raya.

***

Shifa dijemput tepat pukul 8 malam oleh Gerald. Dia menggunakan gaun berwarna merah rancangan Zuhair Murad. Gaun berbahan shiffon yang jatuh sampai di kaki nya. Dia memadukannya dengan red stiletto keluaran Louboutin. Gerald menggunakan double suit berwarna hitam dan dasi berwarna abu-abu.

"Kamu cantik"

"Makasih, mending kita cepet berangkat, gue gamau kita kena macet"

"Siap tuan putri"

Suasana di dalam mobil sangat canggung. Shifa tidak tau apa yang ingin dia ucapkan. Gerald pun tidak berusaha membuka suatu percakapan dengan Shifa. Sesampainya di pintu ballroom hotel Sandjaya, mereka berdua bertemu dengan Kirana. Gerald langsung mengajak Kirana mengobrol dan meninggalkan Shifa begitu saja.

"Ish, yang ngajak kan dia, tapi gue malah ditinggal, dasar ga tanggung jawab" batin Shifa

Shifa memutuskan untuk mengelilingi ballroom hotel milik keluarga Sandjaya. Sebetulnya dia juga memiliki hotel, namun setelah kedua orang tuanya bercerai dia tidak pernah mengunjungi hotel milik papa nya. Beberapa menit kemudian Shifa merasakan dorongan untuk menoleh, dan di pintu ballroom dia melihat seorang pria yang sangat tampan sedang berjalan. Aura dominasi, kekuasaan dan kekuatan menguar di setiap langkah pria itu. Tapi, tunggu dulu, sepertinya Shifa sedikit familiar dengan wajah itu. Siapa lelaki itu?

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang