Chap 04 - Maybe ? Yes

157K 5K 36
                                    

May, 2010

"Tunggu !!" Karen berlari menuju lift yang hampir tertutup, beruntung Rolin mendengarnya dan dia menahan pintu lift tetap terbuka.

Berhasil !

Karen masuk di dalam lift tapi sayang, langkahnya goyah saat di dalam lift dan tepat saat lift tertutup, dia jatuh menindih tubuh Rolin yang berusaha menahannya tapi gagal. Hanya mereka berdua di lift saat ini dan sekarang masih pagi, jadi tidak akan ada orang yang akan menaiki lift.

Brukk !. Tubuh Karen menindih Rolin yang jatuh terduduk dan kepalanya sedikit terbentur dengan dinding lift. Mereka terdiam cukup lama, mengingat apa yang barusan tidak sengaja mereka lakukan. Oh astaga !! Barusan saat Karen terjatuh, bibirnya menempel di bibir Rolin, hanya sesaat tapi cukup membuat mereka berdua seperti terkena serangan jantung. Dada mereka berdebar hebat tanpa henti.

Apa itu barusan ?? kiss ? oh my !! aku mencium Rolin ? Shiiittt !!. Karen merutuki dirinya.

"Eheemm.. Miss Karen, mau sampai kapan anda tidak bangun?" Rolin berusaha menahan tawanya melihat ekpresi wajah Karen yang sudah merah seperti kepiting rebus. Dengan panik Karen berdiri "Uhhhmm, maafkan aku. Tadii.... hmm.. itu tidak sengaja" Jawabnya gugup.
Rolin tertawa lebar melihat kegugupan Karen.
"Lupakan ! itu hanya kecelakaan." Ucap Rolin. Karen sedikit tersinggung dibuatnya.

Apa? kecelakaan katanya? itu first kissku kau tau??!

Karen berdecak sebal tak memperdulikan ucapan Rolin yang masih tertawa walau sudah merendah volume nya.

Ting ! Lift terbuka dan Karen segera pergi meninggalkan Rolin. Pria itu hanya menatap Karen yang mulai menjauh.

Apa tadi kataku? Lupakan ? Oh ayolah Rolin. Kau bahkan tidak mungkin bisa melupakannya !. Rolin mendengus dalam hatinya. Benar, dia tidak akan bisa melupakannya. Sosok Karen selalu membangunkan sisi lain dirinya, membuatnya selalu bergairah bahkan hanya dengan melihatnya saja, dan apa yang barusan terjadi? bibirnya bertemu dengan bibir Karen, sesuatu yang lembut didada wanita itu membuatnya langsung turn on. Ah ! dia akan gila rasanya !. Secepat kilat Rolin melangkah menuju toilet, dia harus menuntaskan sesuatu di bawahnya yang kini sudah berdiri tegang.

*****

Rolin sudah kembali ke mejanya dan ternyata Karen tidak ada. Pria itu sedikit bersyukur dengan ketidak hadirannya Karen, tapi hanya sesaat kemudian wanita yang membuat hatinya berdebar itu kini sudah berdiri di ambang pintu ruangan mereka. Karen sedikit gugup dan tanpa dia sadari wajahnya kini kembali merona. Rolin tertegun sejenak, wajah merona Karen sungguh menawan untuknya.

"Uummm.. Untuk proposal pengiriman, bisa kau yang handle? Pak Deriel memintaku untuk mengikuti meeting hari ini karena John ternyata sakit dan tidak bisa masuk kerja" Ucapnya. Rolin nampak berpikir sejenak.

"Baiklah, tapi boleh aku minta tolong sesuatu? hmmm.. sebagai ganti proposal yang harusnya kau kerjakan itu." Rolin tersenyum pada Karen. Oh tuhan ! Karen seperti terpaku olehnya, kenapa dia baru sadar sekarang jika senyuman juniornya itu sangat menawan?

"A-apa?" Karen bertanya kikuk, tidak berhasil menyembunyikan kegugupannya.

"Buatkan aku kopi, setiap berangkat kerja biasanya aku harus meminumnya. Tapi karena kau memintaku datang pagi, aku tidak sempat melakukan rutinitasku itu" Jawab Rolin. Senyum masih bertengger di bibirnya.

"Ahh, tentu. Akan aku buatkan!" Seru Karen. Dia kemudian berlalu dan menuju pantri di pojokan ruangan. Sebenarnya dia bisa saja menyuruh Office Girl untuk membuatkannya, tapi entah mengapa dia ingin memberikan kopi hasil buatannya sendiri pada Rolin. Untuk masalah kopi, Karen sangat yakin untuk rasanya.

Your Poison, My Lust (Sudah Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang