Prolog

24.7K 1.3K 56
                                    

Viona menghapus air matanya kala suara-suara desahan milik Juna menggema di kamar sebelahnya. Wanita itu menggigit bibir bawahnya supaya isakannya tidak terdengar.

Ini mungkin bukan pertama kalinya dia mendengar suara desahan milik pria itu bersama wanita lain, namun rasanya masih sesakit saat pertama kali pria itu membawa seorang wanita ke Apartement mereka, dan sakitnya bertambah seribu kali lipat. Sampai rasanya dia ingin mati dan memilih mati daripada harus mendengarkan desahan menjijikan milik kedua mahluk di balik pintu kamar itu. Andai bunuh diri tidak dosa, dia pasti sudah melakukannya!

Viona menghapus airmata yang meluncur di pipinya dengan kasar sebelum kembali masuk ke dalam kamarnya sambil membanting pintu dengan keras, berlari ke ranjang dan membenamkan wajahnya di balik bantal agar suara tangisnya teredam.

Sekalipun dia tidak pernah menyesali pernikahannya bersama Arjuna, tapi untuk apa pernikahan ini kala sang suami justru berselingkuh di depan matanya?

***

"Oh...please." erang wanita itu di iringi dengan desahan nikmat saat Arjuna lagi-lagi menghujam kejantanannya semakin dalam. Membenamkan kepalanya di lekukan leher wanita itu sambil menggerakkan pinggulnya semakin cepat, sedangkan tangannya bermain meremas payudara wanita itu. Pria itu terlihat ingin segera menuntaskan gairahnya begitu telinganya mendengar saat pintu kamar sebelah di banting dengan keras.

Pria itu mengerang saat dia mendapatkan pelepasannya. Begitu merasa puas, Arjuna menjauhkan tubuhnya dan segera memakai kembali pakaiannya, peluh masih membanjiri wajah dan tubuhnya.

Si Wanita mendesah, dia tersenyum jenaka ke arah Arjuna. Dengan gerakan lemah, si wanita bangkit dari posisinya. Mengikuti apa yang di lakukan Arjuna, memakai kembali bajunya.

Arjuna mengeluarkan uang dari dompetnya dan memberikan pada si pelacur dan menyuruhnya untuk segera pergi. Begitu mendapatkan uangnya, si wanita pun keluar dari Apartement itu dengan senyum puas, karna selain bayarannya yang cukup banyak, Arjuna juga tampan dengan servis pria itu yang memang memuaskan, walau memang seharusnya dia yang memberikan servis itu pada pria tersebut. Tapi apa pedulinya, dia bekerja hanya untuk uang.

Arjuna melangkahkan kakinya keluar dari kamar setelah lebih dulu membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi yang berada di dalam sana, langkah kakinya menuju kamar yang berada di sebelahnya.

Pria itu membuka pintu dengan perlahan, kembali melangkahkan kakinya mendekati ranjang. Disana Viona sudah tertidur dengan pulas, namun air mata jelas mengalir dipipi indah wanita itu. Arjuna mengeraskan rahangnya, menatap dingin ke arah wanitaNya.

Dia sama sekali tidak menyesal telah menyakiti wanita yang dicintainya begitu dalam, hingga rasanya semua ini belum cukup membuat Viona tersiksa dengan perbuatannya tadi.

Yah, mereka memang saling mencintai, tapi juga saling menyakiti.

Lalu apa arti cinta itu sebenarnya saat mereka bahkan tak tau bagaimana caranya memaafkan?


I Love, Ayah! (Repost) Where stories live. Discover now