Bab 7 - Om Rama

6.3K 838 41
                                    

"Kamu menyesali semua pertemuan kita Viona?" Mendengar suara Rama, langkah kaki Viona berhenti, tangannya menggantung di udara saat dia berniat membuka knop pintu.

Dia sudah berniat pergi saat Rama sama sekali tidak merespon semua kata-katanya. Terdengar suara kaki yang berjalan mendekatinya, Viona berbalik-kedua matanya masih sembab, dan kembali lelehan airmatanya jatuh.

Wanita itu menggeleng. "Aku gak nyesel, Bang. Tapi aku nyesel pernah nyakitin kamu." satu tetes lagi air matanya kembali jatuh.

Rama sudah berdiri di depan Viona.

"Aku tidak akan menjelaskan apapun padamu kenapa aku berbuat seperti itu. Tapi, Vio... Perlu kamu tau, kalau abang sayang sama kamu."

"Bang..." suara Viona tercekat, himpitan rasa bersalah menyerbunya.

"Abang sakit, Vio...abang Cinta sama kamu, tapi kamu justru memilih Juna. Apa yang salah denganku? Bukannya ketampananku tidak ada duanya daripada Juna? Seharusnya kamu yang menjadi 'Shinta untuk Rama' bukan 'Shinta untuk Arjuna', aku selalu menganggap bahwa kamu takdirku. Tapi saat perkiraanku meleset, rasanya sakit sekali, Vio."

"Maafin aku bang..."

"Maaf gak cukup, sayang... Dan jujur, aku sudah tidak ingin lagi berurusan denganmu. Kita sudah selesai sejak bertahun tahun yang lalu. Tapi-,"

Viona menunggu Rama melanjutkan kata-katanya.

"Aku akan membantumu dengan dua syarat..."

"Apa?" Viona memotong ucapan Rama, tangannya menghapus airmatanya cepat, dia kembali memiliki semangat mengingat Rama mau membantunya walau harus memenuhi beberapa syarat yang pria itu ajukan.

Rama terkekeh melihat Viona yang bersemangat. Dan tawa kecil itu menular pada Viona.

"Apa syaratnya, Bang..." Viona bertanya dengan tidak sabar.

"Satu-," Rama memberi jeda. Membuat Rasa penasaran Viona semakin membuncah." izinkan aku bertemu dan mengenal putrimu. Kedua...."

Viona lagi-lagi menatap penuh penasaran. Syarat itu bisa dia penuhi, yang penting Rama mau membantunya. Toh membuat Rama dan Naya dekat, itu hal yang mudah.

"Izinkan aku memelukmu..."

Seketika tubuh Viona menegang. Dia diam...

What?? Memeluknya?? Apa Rama tidak salah.

Begitu Viona bisa mengatasi keterkejutannya, dia pun berdeham samar.

"Syarat kedua....aku akan memberikannya , tapi aku juga memiliki syarat untuk mengabulkan keinginanmu itu" ujar Viona.

Sekarang giliran Rama yang memasang wajah penasaran. Melalui tatapan matanya saja, Viona sudah tau kalau Rama bertanya 'Apa?'

"Izinkan aku menamparmu, untuk ide konyol yang membuat putriku menderita."

"Apa itu harga yang harus ku bayar, heh?" Rama menarik sudut bibirnya, terlihat mengejek, namun dalam hati-Rama menyetujui apapun syarat yang akan Viona berikan.

"Ya, karena kamu anakku menderita. Lagipula, aku masih belum memaafkanmu, bodoh." Kesal Viona ketika melihat senyum Rama.

"Kalo gitu, ayo tampar aku biar aku juga bisa peluk kamu."

Dada Viona berdebar dan bergemuruh hebat, dia memupuk kekesalannya saat mendaratkan tangannya di pipi Rama.

Dan rama pun tidak mati rasa karena tamparan Viona benar-benar dahsyat hingga ia merasakan perih di pipi kirinya.

I Love, Ayah! (Repost) Where stories live. Discover now