6

55 5 1
                                    

Suara handphoneku yang terus menerus berdering, membuatku teterbangun dari tidurku.

"Hey mom"
"Hey sunshine, nak kakekmu meninggal, kami segera pulang, kamu cepat mandi, we'll be home in 30 minutes"
"Okay mom" dan dengan cepat ku tutup telponnya.

Ku lihat Maudy yang tertidur pulas, wajahnya bila dilihat lebih dekat ternyata terlihat cantik. Dan dia pun terbangun, mungkin dia bingung.

"Aku kok disini, Kenapa aku tidur dengan mu?" Tanyanya bingung sambil mengusap matanya.

"Lo kan semalem nginep, masa lo lupa. Kakek gua meninggal, gua harus siap- siap" dan dengan segera ke kamar mandi, ku tinggalkan dia di kamar.

Aku terkejut, setelah ku mandi ku dengar seseorang yang sedang memasak di dapur, ku kira itu mom ternyata Maudy. Dia membuat nasi goreng.

"Terimakasih, umm kalau bisa lo cepetan pergi, kalo mom tau ada yang nginep bisa bahaya gua"

"Udah aja makan dulu, ya udah deh gua ke rumah papa aja sekarang" dengan segera dia mengambil tas dari kamarku dan pergi menuju pintu dengan wajah kesalnya. Dengan segera ku tarik tangannya.

"Lu marah?" Dia tidak menjawab dengan segera melepas genggaman tanganku dan dia pun berlari.

Saat sampai di perempatan jalan, dari kanan ada mobil yang berlaju kencang, ku percepat langkahku dan memanggilnya. Terlanjur sudah, dia tertabrak mobil sialan itu. Dia pingsan, darah keluar dari mulutnya juga dari kepalanya, aku tidak tega melihatnya seperti ini. Mobil yang menabraknya meninggalkan Maudy tertabrak. Tidak lama banyak warga yang berdatangan dan menolong Maudy. Beberapa orang membawanya ke mobil salah satu warga yang tinggal disitu, aku pun memutuskan ke rumah Papa nya.

Aku berlari dan saat ku sampai, ayah Maudy dan Kakanya sudah bersiap menaiki mobil. "Ya Om sudah tau Maudy tertabrak, kamu mau apa lagi disini, mau ikut?" Tanya ayahnya Maudy. Tanpa banyak bicara aku hanya mengangguk dan segera menaiki mobil.

Di mobil sangat sunyi, tidak ada seorang pun yang bicara. Terasa canggung. Aku melupakan rumahku yang kutinggalkan tanpa di kunci, Mom dan Dad pasti akan marah besar dan aku tidak ikut ke pemakaman kakek. Sesampainya rumah sakit, kami segera ke ruang UGD. Tetapi kami tidak di izinkan masuk dan menunggu di ruang tunggu. Mungkin sudah sekitar 1 jam kami disini dan akhirnya seorang dokter pun keluar.

"Bagaimana dok putri saya?"

"Dia mengalami patah tulang di kaki dan tangan kanannya, untungnya kepalanya hanya bocor dan otaknya tidak apa- apa. Kalau boleh bertanya bagaimana ini bisa terjadi?" Tanya dokter tersebut.

"Saya tidak...." Aku potong pembicaraan bapak tua ini.

"Dia berlari dari rumah ku, saat ku coba memgejarnya di perempatan jalan dia tertabrak sebuah mobil dari kanan" jelasku.

"Mustahil..., maksud saya biasanya orang yang ditabrak kendaraan cepat biasanya mengalami kerusakan parah pada otaknya dan bahkan kematian" dokter tersebut kaget dengan penjelasanku tadi seakan - akan tidak percaya "kalau begitu permisi, kalian boleh masuk mengengoknya" dengan segera dokter itu meninggalkan kami.

Aku duduk di kursi di sebelah kasur. Alsanku tidak pulang adalah karena tidak ada orang di rumah dan pasti rumah di kunci. Aku masih heran mengapa dia hanya patah tulang dan dokter berkata tidak ada penyakit serius padanya. Ini aneh, cukup aneh.

Kutunggu Maudy sampai bangun tapi sampai sore dia tidak bangun, ayah dan kakaknya tertidur di sofa. Mungkin aku harus pulang, belum lagi perutku yang meronta- ronta untuk diisi dan untuk mengurangi resiko di marahi mom dan Dad.

Sorry baru update, biasa lah banyak tugas dan menumpuk. Jangan lupa Vomments nya ya:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang