Single, Gossip, and Love - 1

8.6K 287 1
                                    

"Yakin nggak lo, kita semua nggak ada yang kena PHK?" tanya Anggi.

"Serius, Nggi." jawabku meyakinkankan.

"Jadi benar ya perusahaan ini bangkrut?" sambung Laila dengan wajah khawatir.

"Eh, sembarangan deh! Gini lho.. resign-nya Pak Sukoco nggak ada hubungannya sama isu-isu nggak penting kayak yang lo denger, La. Gue tau ini dari Bu Miranti. Kalian tau kan Pak Sukoco itu nggak punya anak?"

Anggi dan Laila mengangguk.

"Jadi Pak Sukoco pengen menghabiskan masa tua bersama istrinya di kampung halamannya di daerah puncak sana. Pak Sukoco memutuskan untuk mengelola sendiri kebun sayuran dan buah-buahan yang ada di sana.. jadi beliau menjual sahamnya yang ada di perusahaan ini." lanjutku.

"Ok deh. Tapi kan Pak Sukoco salah satu pemegang saham terbesar di sini selain Pak Suwondo.. kalau itu dijual bukannya sama aja terjadi perombakan direksi?" komentar Anggi.

"Memang sih, tapi Bu Miranti bilang kalau Pak Suwondo menjamin tidak ada PHK atau perombakan pada karyawan. Kita bekerja seperti biasa, hanya saja memang kursi Pak Sukoco akan diduduki pimpinan baru."

"Syukur deh kalau Pak Suwondo bilang gitu. Tapi beliau kan jarang di sini, gimana kalau bos yang baru itu jauh beda sama Pak Sukoco yang super baik hati itu..?" desah Laila.

"Berdoa aja deh..." kataku.

"Ehm... Kalian ini ngapain jam kerja ngobrol begitu? Nggosip?"

Aku terkejut dan langsung salah tingkah saat melihat Bu Miranti. Begitu pula Anggi dan Laila yang tampak tak enak.

"Maaf, Bu. Ini soal...."

"Saya tau, Vira.. Kalian tenang saja. Besok pimpinan baru pengganti Pak Sukoco sudah mulai bergabung. Jam delapan pagi di ruang rapat. Jangan sampai ada yang telat."

Bu Miranti segera berlalu. Beliau adalah tangan kanan Pak Suwondo, direktur utama perusahaan ini. Wanita setengah baya ini terkesan tegas walaupun setelah mengenal, beliau ternyata begitu baik dan pengertian pada karyawan. Belakangan ini terjadi desas-desus bahwa perusahaan ini bangkrut dengan kemunduran Pak Sukoco dari kursi direksi. Namun isu itu akhirnya dipatahkan oleh pernyataan Bu Miranti. Kini tinggal satu hal yang membuat kami, para karyawan was-was. Sosok wakil direktur pengganti Pak Sukoco.

Dan aku, Vira. 25 tahun. Single. Sudah dua tahun aku bergabung di perusahaan ini bersama sahabatku sejak jaman kuliah, Anggi. Kami akhirnya berkenalan dengan Laila yang telah lebih dulu bergabung. Sosok Laila bisa melengkapi aku dan Anggi, karena terus terang saja kami kehilangan seorang sahabat kami, Helen yang sudah menikah dan diboyong suaminya ke Bali. Anggi dan Laila pun masih single sepertiku, tapi Anggi sudah bertunangan dengan Yudis, pacarnya sejak kuliah. Dan Laila, tampaknya dia masih suka gonta-ganti cowok. Sedangkan aku, pacaran saja tak pernah. Bukan karena aku nggak laku lho.. tapi aku memang nggak mau. Tak heran jika teman-teman menjulukiku 'jomblo forever'.

**

"Selamat pagi semua. Seperti yang kalian tahu, pagi ini kita berkumpul di sini untuk menyambut wakil direktur baru yang akan bergabung di perusahaan kita. Baiklah, silakan masuk Bapak Roby Wiradinata." Pak Suwondo membuka acara.

Alisku berkerut mendengar nama itu. Mataku tanpa diperintah langsung bergerak menuju pintu masuk, mengikuti sosok yang tengah berjalan mendekati Pak Suwondo. Senyum mengembang terlihat dari bibirnya sebelum mulai bicara.

"Selamat pagi rekan-rekan semua. Perkenalkan saya Roby Wiradinata. Untuk saat ini saya akan meneruskan tugas Pak Sukoco mengembangkan perusahaan kita. Mohon kerjasamanya. Dan satu lagi, jangan canggung pada saya, karena kita bekerja lebih dari sekedar rekan, tapi teman, kawan, sahabat. Terima kasih."

SINGLE, GOSSIP, AND LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang