Part 3

20.8K 381 30
                                    

"Saat cinta hadir dan semakin menggebu dihati manusia. Disinilah Fikiran bersaing dengan perasaan. Tak ada yang salah dari keduanya. Hanya Raga yang tak pandai mengendalikan..."

**

Baru kali ini aku merasakan cinta dan kasih sayang yang berbeda dari biasanya. Bukan rasa cinta yang selalu aku curahkan pada kedua orang tuaku. Bukan rasa sayang yang seperti aku curhakan jua pada sahabat atau orang disekelilingku, tapi.. labih dari itu. Dan aku juga mendapatkan balasanya yang jauh dari sekedar rasa. Diantara semua itu tetap ada rasa cinta yang paling besar yang maha agung yang tak dapat terbagi. Ialah Allah Swt. Mungkin aku harus belajar mencintai dan menyanyanginya karenaNya. Tapi apakah ia akan merestuiku? Sedangkan jelas jelas Rasa ini salah bahkan telah tertulis dikitab Suci. Apakah aku tak pantas untuk dekat dengan-Nya? Tidak. Aku akan selalu menjadi hambanya. Selamanya.....

Tak terasa sudah tiga pekan waktu berlalu. Hari sangat begitu cepat aku lewati. Apa karena aku melewatkanya dengan rasa cinta yang terus menggebu dihati ini? Pangkatku kini di ambalan sudah berubah. Ya. Aku sudah dilantik menjadi Laksana. Dan hari hariku kini lebih sering aku habiskan dengan orang yang aku cinta. Jefry Amrullah. Lelaki pertama yang mendiami hatiku. Sekaligus manusia yang membuatku merasakan cinta dari yang biasanya. Mungkin inilah yang dinamakan bukan cinta biasa. Meski diantara aku dan dia tak ada sebuah status pacaran dan dia tak pernah mengatakan "I Love You" "I Miss You" Atau sebagainya. Tapi aku bisa merasakan cinta dan kasih sayangnya dengan cara dia memperlakukan aku. Dengan cemasnya dia jika tahu aku belum makan. Atau dengan omelanya jika aku sehari saja tak memberi kabar padanya. Ya. Semua itu cukup bagiku. Dia penyemangatku. Cintaku..

Hari ini Bang Jefry tepat berusia 28 tahun. Aku sengaja dari semalam tak memberikan kabar padanya. Aku ingin tahu apakah ia masih bisa ngomel setelah mendapatkan kejutan dariku. Memang hanya sebuah kue berukuran kecil dengan lilin bebentuk angka dua dan delapan diatasnya. Tapi semoga ia menyukainya. Pagi pagi sekali sebelum sekolah aku sudah ada dirumahnya. Aku tahu hari ini ia tak ada jadwal narik angkotnya. Dan kalau libur. Jam segini pasti ia masih tidur ngorok dikamarnya.

Aku sudah berada didalam rumahnya. Bang Jefry memang sengaja memberikan kunci serep untuku agar aku bisa masuk kapan saja aku mau saat ia tak ada. Ku Nyalakan lilin yang berbentuk angka itu. "Bismillah.." Kataku pelan. Semoga ia suka aku memberikanya kejutan.

Dengan pelan tanpa berniat membangunkanya lebih dulu, aku membuka pintu kamarnya. Aku diam. Melihatnya yang sedang tertidur nyenyak itu. Ia memang sedang tertidur pulas. Dalam keadaan tak memakai baju pula, memang itulah kebiasaanya, namun aku rasa kali ini tak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya yang sixpack itu. Ia hanya tertidur pulas sambil memeluk seorang wanita yang juga masih tertidur. Mereka sama sama dalam keadaan tak memakai apa apa. Selimut tebal untuk penghangat tubuh saja tak mereka gunakan. Aku masih mematung menelan air liurku sendiri.

Aku segera meninggalakan rumahnya, Kue yang akan menjadi kejutan untuknya aku sengaja taruh diatas meja. Aku tak mau melihatnya dalam keadaan seperti itu lebih lama. Itu hanya membuat nafasku terasa sesak dan membuat air mataku terjatuh. Aku memang lelaki bodoh. Berharap apa aku selama ini? Setelah aku sadar dengan perasaan anehku ini. Dengan enteng aku mengarapkanya jika dia pun memiliki rasa yang sama denganku. Aku memang bodoh.. sangat bodoh. Harusnya aku sadar dari awal, lelaki sepertinya takan pernah menyimpan perasaan seperti yang aku rasakan. Lalu selama tiga minggu ini, apa maksudnya.? Apakah semua ini hanya sandiwara atau hanya untuk mengelabuiku?. Saat cinta hadir dan semakin menggebu dihati manusia. Disinilah Fikiran bersaing dengan perasaan. Tak ada yang salah dari keduanya. Hanya Raganya yang tak pandai mengendalikan.. Ya aku memang tak pandai mengendalikan diriku sendiri. Semua ini karena Rasa ini. Rasa yang semula aku anggap indah namun ternyata menyakitkan...

Pernahkah kau bermimpi seketika
Berada ditempatku
Membayangkan pahit manis berlalu
Entah siapa yang tahu..
Mungkin nanti kau jua merasakan
Berdepan dengan kata menyesatkan
Takan tugumu tegak tiada pertimbangan

SOPIR ANGKOT ITU NAMANYA JEFRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang