WAJAH

891 105 22
                                    

Sial. Penyakit ini sungguh sial.

Bagaimana bisa,aku menderita penyakit aneh ini?.

Apa yang dulu ibuku lakukan saat mengandungku, sehingga aku menderita penyakit seperti ini?.

Sudah cukup.

Aku tidak mau melihat wajah pemabuk tua ini di cermin.

Meskipun perubahan ini sudah menjadi makanan sehari-hariku, tapi tetap saja aku kesal.

Bayangkan saja, di malam hari kau bisa melihat wajahmu yang cantik di cermin, namun tiba-tiba berubah menjadi wajah seseorang yang kau benci.

oke, aku mengakui.

Aku benci sekali dengan pemabuk tadi.

Bagaimana tidak? Dia hampir saja membuatku mati mendadak saat tiba-tiba dia muncul di depan rumahku dengan gaya tidur terlentangnya?.
hampir saja aku mengira dia korban pembunuhan. Namun aku sadar betul bahwa dia seorang pemabuk dengan pakaian compang campingnya dan dua botol miras di sebelahnya.

Beruntung, aku memiliki suara seperti penyanyi seriosa yang gagal. Aku sengaja memamerkan suaraku itu di depan telinganya.

Sontak, pria itu bangun dengan mata merahnya kemudian lari terbirit-birit. Entah itu karena dia tertangkap basah olehku atau mendengar suara seriosa serakku di pagi hari.

Oke, kembali ke masa sekarang.
wajahku berubah menjadi seperti wajah pemabuk tua itu.

Hidungku yang kecil mancung berubah menjadi besar, pipiku yang tembam berubah menjadi pipi yang kempis, mulutku yang merah tipis berubah menjadi bibir yang tebal, dan daguku berubah menjadi sedikit bulat.

Beruntung perubahan ini ,tidak Merubah rambut dan kedua mataku serta tidak menjadikanku wanita berkumis, karena pemabuk tadi memiliki kumis yang tebal dan putih.

Sekilas aku mirip seperti seseorang yang gagal operasi pelastik.

Bagaimana tidak? Tubuh seorang wanita, berwajah pria berumur sekitar 40-an tahun.

Untuk situasi ini, aku harus bersikap tenang bukan?

Apa aku sudah menyebutkan,bahwa aku sudah terbiasa dengan sikap perubahan ini?

Baiklah, hal pertama yang biasa aku lakukan untuk merubah wajahku ini, adalah menarik nafas dan memfikirkan kebaikan dari sang pemabuk itu.

Apa ya?
Arghhh ... Tidak ada...

aku baru mengenal dia saat pagi hari tadi, saat dimana aku sedang ingin mengambil botol susuku diluar.

Baiklah, cara yang kedua adalah membayangkan pemabuk itu melakukan kebaikan.

Hem... Let me see... Dia tidur di depan rumahku, otomatis dia menjagaku dari luar agar pencuri tidak bisa masuk ,bukan?
Yah...
Dia menjagaku.

Oke, aku harus menyebutkan kata-kata Dia menjagaku di dalam hati sebanyak mungkin, agar aku bisa memaafkannya.

Aku menutup mata dan membayangkannya berulang-ulang, terlihat senyum manis dari Bapak pemabuk itu di dalam fikiranku secara tidak sadar. Aku pun tersenyum.

Yihaa...
Aku berhasil memaafkannya,
Jika ada perlombaan memaafkan orang dalam waktu kurang dari 5 menit, aku pasti sudah menjadi juara pertama.
Kegiatan ini, sudah sering aku lakukan. Atau dalam bahasa sehari-harinya, memaafkan adalah hal yang biasa.

Baiklah,
1...2...3...
Ku buka mataku berlahan-lahan dengan harapan aku dapat kembali seperti semula. Detak jantungku bisa terdengar di ruangan kamar mandi kecil ini.

Aku tersentak.

"Astaga..." itulah kata-kata yang aku ucapkan saat aku membuka mataku.

The Face Which You HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang