LIGHT UP

8 0 0
                                    

"Berpisah," ucap Retna.

"Retna?" tanya Cesta memastikan.

"Aku tak bisa bersahabat dengan kalian." Air mata Retna mulai keluar.

"Kenapa?" tanya Rarry tidak percaya.

Githa tiba-tiba memegang tangan Retna. "Siapapun yang sudah bersahabat denganku, maka dia tidak boleh bersahabat dengan kalian."

Githa pun menarik Retna ke meja Mithy. Entah apa yang Cesta rasakan. Sudah ada Bad Blood, Bad Boy, dan sekarang Bad Friend???

"Sudahlah, Ces. Jangan dipikirkan," ujar Rarry sambil menepuk-nepuk punggung Cesta dengan lembut.

"Aku lelah, Rar. Aku pusing. Kakekku meninggal, adik sepupuku sakit, dan sekarang? Teman baik yang mengkhianati. Aku, aku tak sanggup lagi..." Tak bisa melanjutkan kata-kata yang Ia keluarkan, Cesta pun pergi ke kamar mandi.

Rarry menyusul Cesta. Tapi ketika Rarry ditanyai beberapa adik-adik junior, Cesta menghilang dan pergi ke taman. Dia duduk disalah satu bangkunya.

Spontan, Cesta menyanyikan lagu Chandelier.

I'm... gonna swing.. from the Chandelier
From the Chandelier...
I'm gonna live, like tommorow
Doesn't exist
Like it doesn't exist...

"Bagus banget nyanyinya," ujar seorang laki-laki yang sebaya dengannya.

Cesta terkejut. "Terimakasih..."

"Aku Martin." Cowok bernama Martin itu mengulurkan tangannya.

Cesta hanya senyum. Kan tidak boleh menyambut tangan cowok. Bukan muhrim.

"Islam, ya? Aku Katolik." Dia seperti membaca pikiran Cesta.

Cesta sangat terkejut. Ia sedari tadi berbicara dengan cowok yang menganut agama lain? Fuuh... pokoknya tidak boleh salah tingkah. Dan tidak boleh bilang tahmid, takbir, tahlil, dll secara lisan. Harus dalam hati. Oke, Bismillah...


"Kamu ikut ekskul apa?" tanyanya.

"Tari."

"Itu kan ekskul kebanggaan cewek-cewek."

KRIIIINGG!!

Tanpa pamit, Martin berlari meninggalkan Cesta. Waktu pelajaran kedua. Cesta langsung ke kelas. Tapi dihadang Githa. Dia mengepalkan tinjunya kesamping kepalanya. Tapi Cesta hanya berjalan lurus kedepan.

"Hey!! Kamu pikir aku apa, hah?!" tanya Githa.

"Manusia."

Cesta masuk kedalam kelas. Tapi, Rarry menghadangnya lagi.

"Kamu kemana tadi, Ces? Cepat banget kamu lari? Gak koyak tuh, rok?" Pertanyaan Rarry membuat Cesta pusing.

"Aku berbicara singkat dengan Martin," jawab Cesta singkat.

"Ma, Martin? Cowok kelas 8-E yang pintar, tinggi, ganteng, dan punya otot atlet itu? Kamu beruntung sekali!!" Rarry terkejut.

Otot atlet? Apakah ada? Lengannya biasa-biasa aja, tuh!!, batin Cesta bingung.

Tiba-tiba, Bu Linure(Linur) datang ke kelasku. Dia kan Waka Kurikulum. Kok kesini?

"Anak-anak, ada berita buruk!" Mimik muka Bu Linur tampak terkejut.

>>>>>BERSAMBUNG<<<<<

Minggu depan gak bisa update soalnya ke Bogor untuk menemani adik ikut KPCI. Maaf... mungkin besok bisa update...


SLOWLY (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang