PHP bagian 2

47 4 1
                                    


Sesampainya di rumah, Dina memikirkan perkataan Firda lama. Dia memang paling tak suka jika di PHP-in, tapi apakah Demas memang melakukan itu? Jika iya, setidaknya sampai sekarang belum ada bukti yang akurat.

Dia menghela nafas. "Tunggu besok aja deh."

~~~

Sore ini Dina akan mengetahui jawaban dari pertanyaan yang terus menerus berputar di kepalanya sejak kemarin. Siapakah orang yang dimaksud Demas dan apakah Demas memang hanya memberinya harapan palsu. Dia akan tahu jawaban dari dua pertanyaan itu nanti.

Seperti biasa, dia menuju tempat les dengan wajah yang berseri-seri, dia tak ingin menduga kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Sesampainya di depan ruang kelasnya, Dina berhenti. Dia menghirup napas. Merasa sudah cukup tenang, Dina melangkahkan kakinya masuk.

"Hahaha, kocak. Terus kamu apain tuh orang?"

"Kutendang! Enak aja dia berani ngelawan aku."

"Itu baru Ghea kesayanganku!"

"Biasa aja sih, Mas."

Dina mengerutkan keningnya. Dengan siapa Demas tertawa? Kenapa cowok itu terlihat begitu bahagia?

Mencoba berpositive thinking, Dina melangkah menuju bangku kosong yang tersisa. Dan entah harus senang atau sedih, dia terpaksa duduk di depan Demas dan cewek bernama Ghea.

Demas menghentikan tawanya ketika dia melihat Dina duduk. Mentoel pundak Dina. Dina otomatis menoleh.

"Dek, kenalin, ini Ghea. Cewek yang aku bilangin kemaren." Ujar Demas dengan menatap Ghea lembut.

Ghea cewek yang cantik. Rambutnya dipotong sebahu, bentuk wajahnya oval, kulitnya kuning langsat dengan bulu mata lentik. Cewek itu tersenyum lebar kepada Dina yang menatap dua orang itu dengan ekspresi tak terbaca.

"Hai, kamu Dina ya? Aku Ghea. Demas pernah cerita tentang adek-adekannya, katanya Demas, Dina itu anaknya imut. Ternyata emang bener. Salam kenal ya!"

Dina memaksakan senyumnya. Adek-adekan, ya?

Demas menyentil dahi Ghea. Lalu menatap Dina bersalah. "Maafin nih bocah ya, dek. Dia emang banyak omong."

"Yee, emang situ kagak?"

Keduanya asyik berdebat yang menurut Dina tidak penting dan tentu membuat dia cemburu tingkat dewa. Gak nyangka aja sih. Demas emang PHP. Dia kira Demas melihatnya sebagai seorang gadis, bukan ADEK. Lalu sekarang Demas kelihatannya menyukai si Ghea-Ghea itu. Dina serasa jadi cewek paling bodoh sedunia.

Dina beranjak pergi, berniat menuju kelas Firda saja daripada harus melihat drama percintaan antara gebetannya dan gebetan gebetannya.

"Bahkan kakak gak nanyain kenapa aku pergi!" batin Dina saat dia sudah ada di luar.

Sesampainya di kelas Firda, cewek berambut gelombang itu langsung berkata.

"Gue gak mau lagi diberi harapan palsu."

Firda mengangkat alisnya. "Maksudnya?"

"Gue gak mau jadi penerima harapan palsu. Sakit banget. Gue lebih milih memberi harapan palsu."

------

✔️Penerima atau PemberiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang