Chapter 2 Keadaan Sekolah Favorit

15 1 0
                                    

Ke Jakarta aku kembali tinggal bersama ayah, ibu dan kakakku. Aku hanya pernah sekali, melihat kakak kandungku sewaktu dia masih TK, ada foto saat dia mencoba untuk menggendongku saat masih bayi dengan amat susah. Walaupun aku sudah pernah melihat kakakku, tapi itu sewaktu dia masih kecil, susah untuk membayangkan kak Paul yang sudah berumur 15 tahun.

"Lily... Lily... sini Lily, ibu disini...."

Suara ibu terdengar tapi aku tidak bisa menemukannya. Karena keadaan sekolah ramai sekali dan berdesak-desakan.

"Ibu? Ibu dimana...." disaat aku memanggil ibu, tiba-tiba ada yang menarik tanganku keluar dari keramaian

"Kena kamu! Dari tadi ibu manggil kamu tau"

Diluar dari keramaian, aku melihat dua orang yang tidak asing sudah berdiri dihadapanku.

"Hah! Kakak! ibu!" Aku kaget bercampur senang, aku langsung memeluk kak Paul yang memang sudah ada dihadapanku

"Lily belum pernah bertemu kakak" aku menangis tersedu-sedu sambil memeluk kak Paul dengan erat

"Maafkan kakak karena terlalu sibuk dan tidak pernah video call sama Lily ya, ayo kakak ajak Lily keliling sekolah ini. Ibu bisa pulang duluan jaga rumah biar aku yang anter Lily nanti"

"Oooh..... Iya, kalau begitu ibu pulang dulu ya. Lily sayang.... nanti kamu pulang sama kak Paul ya, kakak bawa motor nanti kamu bareng sama kakak aja"

ibu berkata begitu sambil mengelus-elus ku dengan lembut "Baik bu" sambil tersenyum dan mengusap air mata terharu tadi aku menjawab ibu

setelah itu ibu pergi meninggalkan kami dan melambai pergi.

"Nah, Lily.... Sekarang Lily mau keliling kemana dulu?"

"Ke kelas-kelas dulu deh kak".

Setelah aku berbicara begitu, kak Paul membawaku ke setiap kelas yang ada. Kak Paul sangat baik menjelaskan semua kegunaan kelas yang ada dengan jelas, walaupun terkadang kak Paul menjelaskan nya dengan bercanda.

Aku belum pernah merasakan hal seperti ini. Terbesit perasaan senang di pikiranku "ternyata begini rasanya punya kakak yang lebih tua dariku" perasaan bangga menggebu-gebu di pikiranku.

Disaat aku berjalan menyusuri lorong kelas bersama kak Paul aku merasakan tatapan orang dan bisikan iri. Tapi kuanggap itu hanya perasaan ku saja. Saat aku sudah selesai mengelilingi kelas, kak Paul mengajakku untuk melihat-lihat kantin.

"Lily, mau kekantin? Coba lihat-lihat gitu? Sekalian kakak mau mengenalkan kamu ke teman-teman kakak" Kak Paul menanyakan nya dengan nada suara yang lembut, sekilas aku hampir lupa kalau kak Paul adalah kakak kandung ku.

"Iya boleh kak, sekolah terkenal kayak begini pasti kantin nya bagus banget, tapi aku agak takut dengan teman teman kakak"

"Kenapa takut? Ayolah, mereka baik kok"

Ajakan kak Paul tak bisa ku tolak.

Tapi sebenarnya ada juga perasaan ingin bertemu dengan banyak orang

-----------

Back To The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang