One Shoot

4K 274 12
                                    

Sekarang telah menjelang waktu tengah malam ini waktunya bagi Sasuke Uchiha untuk mengistirahatkan tubuh, mata, serta otaknya yang lelah dari kegiatan hariannya sebagai seorang CEO di Uchiha Corp. Setelah berada di apartemen besar miliknya sendiri dan memasuki kamarnya ia langsung merebahkan tubuhnya di kasur nyamannya dengan pakaian kantor yang masih menempel di badann, Sasuke memandang langit-langit kamarnya dan mulai memejamkan matanya berniat untuk tidur beberapa menit sebelum menyegarkan tubuhnya yang lelah dengan guyuran air dingin.
.
.
.
.
.

You guys do not notice that we are gifted just by being humans
We are absolute predators
We do not even have any enemies
Maybe there are other animals watching us
and thinking that someday "we will beat them down"

Sasuke membuka matanya saat nada dering smartphonenya yang berjudul Let Me Hear memasuki pendengaranya. Berdecak kesal kepada siapa saja yang menelponnya malam-malam begini dan lagi padahal dia baru saja tidur 5 menit yang lalu, mengambil smartphone yang berada di meja samping tempat tidurnya ia menyeringai saat tau siapa yang sudah menelponnya. Kekasih pirang yang ia rindukan akhirnya menelpon setelah seminggu mereka tidak saling bertukar kabar karena si pirang yang marah padanya di telpon tanpa sebab yang dia ketahui dan dirinya yang mempertahankan ego untuk menanyakan lebih lanjut sebabnya.

Berdehem terlebih dahulu kemudian menekan tombol hijau untuk menjawab panggilan kekasihnya, dia menunggu sampai suara di seberang sana yang mulai duluan.

"Teme?" Akhirnya dengan sebuah kata yang agak canggung diucapkan Naruto membuat sedikit rasa rindunya berkurang, dia suka sekali mendengar suara manis Naruto.

"Hn"

"Suke, sudah ngantuk?"

"Belum, kau?" Dia berbohong kalau tidak ngantuk, demi Narutonya dia rela tidak tidur agar bisa mendengar suara indah kekasihnya itu.

"Aku tidak bisa tidur, suke. Temani aku ya! Kyuubi-nii, kaa-san dan tou-san sudah pada tidur aku takut sendirian." Mendengus mendengar jawaban sang kekasih, padahal dia mengharapkan si dobenya itu bilang rindu padanya.

"Takut sendiri atau takut pada hantu, dobe?"

"Aku tidak takut hantu, teme!" Niat usil terlintas dipikirannya saat mendengar nada ragu dari si penelpon.

"Di samping!"

"Apa? Siapa? Ada apa di sampingku? Kau jangan menakutiku, teme!" Sasuke ingin tertawa saat ini juga saat Naruto gelagapan tapi egonya sebagai keturunan Uchiha membuatnya tidak akan melakukan hal itu.

Terdiam sejenak lalu ia mulai menjawab,
"Di samping kamarmu ada kamar Kyuubi"
.
.
1 detik
.
.
2detik
.
.
3 detik masih belum ada jawaban
.
.
4 detik
.
.
5 detik
.
.
"DASAR TEME! Aku benci padamu!"

Tutt.. tutt.. tutt

Tiba-tiba telpon di seberang sana diputus sepihak, apa yang salah darinya? Dia hanya ingin bilang pada pemuda kepala kuning itu kalau takut tidur sendiri kekasihnya itu bisa tidur di kamar kakaknya yang ada di samping kamarnya. Sasuke bukan paranormal yang bisa memandang alam gaib yang Naruto pikirkan, Naruto aja yang salah sangka duluan. Sangat sensitif sekali kau Naruto, sensitif seperti pantat bayi.

Menghembuskan napasnya sejenak, dan menaruh smartphone nya kembali keatas meja. Sudah cukup tidur-tidurannya, badannya sudah lengket dia ingin mandi sebelum kembali melanjutkan tidur. Bangun dari tidurnya menjadi berdiri dia langsung membuka kemeja biru tuanya yang menampilkan otot-otot bisep yang terlatih berkat alat gym kakaknya yang berada di kamar kosong apartemennya, Itachi sering melatih otot-ototnya disitu katanya agar Kyuubi makin cinta dan terpesona padanya. Dasar Itachi!

Telephone (SasuNaru)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang