Our Little Secret

Unspoken Reason

Keesokkan harinya, Nayoung ssaem memanggil Seolhee untuk berbicara sebentar. Mingyu yang melihatnya pun penasaran kenapa Solhee dipanggil. Akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti Nayoung ssaem dan Solhee.

Nayoung ssaem berbicara dengan Solhee di ujung koridor dekat toilet wanita. Mingyu pun mencuri dengar pembicaraan Solhee dan Nayoung ssaem.

"Saya perhatikan nilaimu di beberapa mata pelajaran turun akhir-akhir ini." Ujar Nayoung ssaem. Mingyu sedikit mengintip dan ia melihat Solhee hanya menundukkan kepalanya. "Kau tahu ini tidak baik untuk aplikasimu yang akan kau kirim ke Yale, bukan?"

"Ne, jeo arayo ssaem (iya, saya tahu)." Sahut Solhee pelan.

Yale? Solhee tak pernah membahas tentang hal itu? batin Mingyu.

"Kalau begitu, perbaiki nilaimu di ujian mendatang. Dan jangan mencari masalah. Sikapmu juga diperhitungkan, arraseo (mengerti)?" Tutur Nayoung ssaem. Solhee hanya menganggukkan kepalanya pelan. Terlihat Nayoung ssaem menepuk pundak Solhee pelan, dan berjalan menuju kelas selanjutnya yang ia ajar.

Mingyu pun juga bergegas menuju kelasnya. Ia tidak mau tertangkap basah oleh Solhee kalau ia menguping pembicaraan Solhee dengan Nayoung ssaem tadi.

♢♢♢

Saat di kelas, Solhee terlihat sedikit tidak fokus dengan pelajaran yang diajarkan oleh Woojin ssaem. Seokmin yang duduk di sebelah Solhee pun sampai harus menyadarkan Solhee untuk fokus.

Waktu istirahat makan siang pun tiba, dan seperti biasa Solhee berjalan menuju atap sekolah untuk makan siang bersama dengan Mingyu.

Dan seperti biasa juga, setelah selesai makan, Mingyu pun mengeluarkan sebatang rokok untuk dihisapnya.

"Mingyuya~" panggil Solhee. Mingyu hanya membalas pelan panggilan Solhee. "Apa alasan kau merokok?" Mingyu tercengang dengan pertanyaan Solhee. Karena selama satu tahun mereka menjalani hubungan, Solhee tak pernah menanyakan masalah kebiasaan merokok Mingyu.

Mingyu pun menjawab kalau ia merokok karena ingin melepas rasa stress. Solhee menghela nafas pelan. "Boleh aku minta satu? Aku sedang stress saat ini~" Bukannya diberi sebatang rokok sesuai dengan apa yang ia minta. Mingyu malah memukul kepala Solhee pelan. "Aww~ apha (sakit)!!" Seru Solhee sambil mengelus bagian kepalanya yang dipukul Mingyu tadi.

"Dadipada rokok, mending kau hisap ini saja." Mingyu mengulurkan sebuah permen lolipop ke Solhee dari dalam saku celananya. Solhee pun mengambil permen tersebut dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Ada masalah apa?" Tanya Mingyu. Solhee terdiam. Ia memang tidak pernah memberitahu Mingyu tentang keinginannya untuk masuk Yale. "Apa karena nilaimu yang semakin menurun kau menjadi stress?" Mingyu kembali bersuara. Kali ini Solhee langsung menoleh ke arah Mingyu. "Maaf, tadi aku menguping pembicaraanmu dengan Nayoung ssaem."

Solhee menatap Mingyu nanar. Berarti dia tahu tentang Yale batin Solhee. "Jadi, kau tahu tentang~"

"Kenapa kau tidak pernah mengatakan hal itu kepadaku?" Mingyu memotong perkataan Solhee dan menatap Solhee tajam. Solhee terdiam tak bisa menjawab perkataan Mingyu. "Apa karena~" Mingyu menggantung kalimatnya. Solhee menatap Mingyu nanar, lalu menundukkan kepalanya.

"Mian (maaf), aku tidak memberitahu mu tentang Yale~ hanya saja~"

"Sudahlah, untuk apa meminta maaf. Aku tidak marah kok~" Mingyu memotong kalimat Solhee kembali dan menatap Solhee hangat. "Lebih baik kamu turun duluan, waktu istirahat sudah hampir habis." Seru Mingyu.

Solhee hanya menatap Mingyu dengan pandangan kosong, bingung dengan perubahan sikap Mingyu yang tiba-tiba. Mingyu pun mendorong tubuh Solhee menuju pintu tangga menuju ke bawah. Solhee pun turun dengan perasaan bingung.

Maaf, tapi aku tidak mau - bukan - aku tak sanggup mendengar alasanmu~ batin Mingyu

=====================================
Thank you for reading this stroy. Don't forget to leave your comment and please give your vote. Thank you very much ^^

NOTE: ini adalah fan fiction, jadi ini hanyalah sekadar imajinasi penulis saja. Maaf, kalau harus membuat bias kalian terlihat jelek *deep bow*