3.Hitam dan Putih

40 5 0
                                    

Paulin berjalan sendiri di lorong sekolah.Pada saat jam istirahat,lorong sekolah itu memang selalu ramai dengan para murid.Gadis itu berjalan merunduk menatap garis-garis lantai yang lurus rapi.Tiba-tiba,seorang laki-laki menarik tangan Paulin yang membuat Paulin terkejut.
"Kamu ngapain?"tanya Paulin bingung melepaskan pegangan Zahran.Zahran tidak menjawab pertanyaan Paulin.Pemuda itu mencengkram kuat tangan Paulin dan langsung menarik tangan gadis itu menuju belakang sekolah.Sementara Paulin hanya pasrah mengikuti boyongan Zahran.
"Lepasin,,!"rintih Paulin seraya melepaskan tangannya dari cengkraman Zahran.
"Kamu dari mana saja tadi?"tanya pemuda itu.
Paulin merasa bingung dengan pertanyaan Zahran."itukan bukan urusan kamu."jawab gadis itu cuek.
"Iiissshhh,jawab saja pertanyaanku."pinta Zahran menghela nafas.
"Ngak mau"
"Dasar nih cewek.Cuek banget sih?!"Zahran memberikan tatapan sinis kepada Paulin.Pemuda itu tanpak seperti sedikit kesal.
"Apa urusanmu aku pergi kemana?"tanya Paulin.
Mendengar pertanyaan Paulin tadi,membuat Zahran kehilangan akal untuk menjawab.Pemuda itu tanpak terbantah-bantah menjawab pertanyaan Paulin.
Tiba-tiba,dari arah belakang Paulin, terdengar suara beberapa gadis.Suara itu semakin dekat diikuti dengan kata-kata yang tidak mau didengar Paulin.
"Zahran,ngapain kamu di sini?"Tanya Ayu yang tiba-tiba menggandeng tangan Zahran.
"Ayu,kok kamu ada di sini?"tanya Zahran bingung.
"Entahlah,mungkin kita memang berjodoh..."ucap Ayu tertawa nakal menatap ketus Paulin."eh,ada orang ya di sini?Zahran,ngapain kamu sama cewek ga bener ini?"
"Ayu,berhentilah menempel-nempel denganku!"pinta Zahran melepaskan lengannya dari gandengan Ayu.Pemuda itu melihat Paulin sekejap dan langsung pergi tanpa memperdulilan Paulin.
"Zahran,kamu mau kemana?"tanya Ayu pergi menyusul Zahran.
Kini, di belakang sekolah hanya ada Paulin,Vivi dan Mita.Vivi dan Mita menatap ketus Paulin yang hanya diam melihat kejadian tadi.Gadis itu lalu pergi namun langkahnya ditahan Mita dan Vivi.
"Eh,ngapain sih kamu dekatin Zahran mulu?Ga capek-capeknya ya kamu dibilangin"ujar anak perempuan berambut pendek itu,Vivi.
"Bener tuh!Kamu ga bosan ya?"tanya Mita,berjalan mendorong Paulin,sehingga Paulin terjatuh ke tanah.
"Pasti orang tuanya salah ngajarin anaknya nih.Yah,jadinya begini,cewek ga punya harga diri."ucap Vivi tertawa menatap Paulin.
Paulin yang mendengar kalimat-kalimat Vivi tadi,membuat telinga gadis itu memerah.Nafasnya cepat seakan ingin meledak.Paulin langsung berdiri dan berjalan cepat menuju Vivi.
"Jangan kamu masuk-masukkan orang tuaku dalam kalimat menjijikkanmu itu!"kata Paulin mendorong Vivi ke dinding dan mencekiknya dengan satu tangan.
Mita yang melihat rekannya tidak bisa berbuat apa-apa itu berusaha menolong Vivi,namun usahanya gagal,karena Paulin mendorong Mita dengan tangannya yang satu lagi.
"Lllepaskan aku.."pinta Vivi lemah,berusaha mendapatkan udara.
"Kamu dengar ya,aku bisa aja menghabisi kamu.Oh,bukan kamu saja.Tapi,kalian"ujar Paulin menatap tajam Vivi.Sedangkan Mita hanya diam terpaku tak bergelik melihat Paulin.Matanya nan bulat itu gelap tanpa bayangan.Dipenuhi amarah.
"Hiuft"Paulin melepaskan tangannya dan sedikit menghela nafas.Gadis itu langsung pergi meninggalkan Vivi dan Mita.
Mita langsung mendekati Vivi dan membantunya berdiri.Mereka berdua merasa tidak terima atas perlakuan Paulin."Vi,kita harus bilangin ke Ayu!"ajak Mita melihat Vivi yang batuk-batuk mengontrol pernafasannya.Muka Vivi yang tadinya pucat semakin lama,semakin membaik.
Vivi hanya mengangguk mengikuti ajakan Mita.Mereka berdua langsung pergi menuju Ayu.

***
"Beneran si Cewek kegatelan itu berani ngelakuin hal itu?"tanya Ayu yang tak percaya akan cerita temannya.
"Iya,si dodol itu,ngecekik Vivi sampai pucat Yu."ujar Mita diikuti anggukan Vivi bertanda setuju.
"Kita harus buat strategi.Ini mengingatkan kisah yang ayahku ceritakkan."Ajak Ayu.
"Kisah?"tanya Mita dan Vivi serempak.
"Sudahlah,aku mikir dulu"Ayu langsung pergi tanpa menghiraukan kedua temanya tersebut.

***
Suasana sekolah yang berisik karena jam istirahat mulai terdengar sunyi.Dering bel bertanda para murid memulai aktivitas belajarnya kembali berbunyi.Semua murid segera memasuki kelasnya masing-masing.Namun,tidak bagi Paulin.Zahran yang masuk ke dalam kelas tidak menemukan adanya Paulin.Pemuda itu melihat ke sekeliling kelas namun tidak ada.
"Za,aku mau ke UKS,"ujar Zahran menepuk pundak Reza yang sedang berbicara dengan Farel.
"Kamu sakit Ran?"tanya Farel memastikkan.
"Iya,lagi ga enak badan"
"Ooooo"ucap Reza"Sakit apaan sih?Malarindu yaaa?"lanjut Reza menggoda Zahran.
"Apaan sih?!Aku pergi dulu"Zahran langsung meninggalkan Ferel dan Reza dengan tampang kesal.Sedangkan mereka berdua,tanpak tertawa kecil berhasil menggoda Zahran.
"Kamu dimana sih? "Batin zahran dengan sedikit mengerutkan dahinya pergi ke luar kelas.Pemuda itu berniat mencari Paulin.Bukanlah ke UKS tujan awalnya.Tapi bertemu Paulin.Si gadis aneh bayinnya.
Namun,saat pemuda itu berjalan menuju belakang sekolah,tempat ia bertemu Paulin selepas jam istirahat,ia melihat Paulin dan seorang gadis berjubah hitam.Wajahnya tidak terlalu jelas,mungkin karena gadis itu menelungkupkan wajahnya.Dengan langkah pasti dan perlahan,Zahran mendekati Paulin,yang berbalik badan dengan Zahran.Namun sayang,Si gadis berjubah hitam telah menghilang.
Langkah Zahran yang lambat,membuat Paulin berbalik badan melihat orang di belakangnya.
"Kamu.."ucap gadis itu terkejut memelototkan matanya.
"Iya aku,ngapain kamu di sini?"tanya Zahran berjalan semakin dekat.
"Ga ada"paras muka Paulin berubah.Gadis itu berharap Zahran tidak mengetahui kejadian sebelumnya.
"Tadi,orang yang bicara sama kamu barusan siapa?"
"Bukan siapa-siapa"
"Siapa?!"kini,sepertinya Zahran sedikit membentak Paulin.Tangannya mengenggam lengan Paulin nan putih.
"Kamu siapanya aku,sampai-sampai aku harus melapor sama kamu?"
Pemuda itu menggaruk-garukkan kepalanya yang sebenarnya tidak gatal,sambil mengerukan dahinya"aaaaaaa...."ia kehabisan kata-kata saat ini.Berusaha mengalihkan pembicaraan.Namun sayang tak bisa.
"Kamu siapanya aku?"tanya gadis itu lagi.

Run To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang