Pagi itu tak begitu bersahabat.Matahari seakan enggan menampakkan diri dan bersembunyi di balik awan awan hitam."sepertinya akan turun hujan"ujar Paulin melihat langit dan berjalan memasuki gedung sekolahnya itu.Namun, saat melewati parkiran sekolah,tiba-tiba Brukkk Brukkk.
Paulin jatuh dan sepertinya ia menabrak seseorang."aduh!" Ujarnya meringis kesakitan.Laki-laki itu mengulurkan tangan yang berniat membantu Paulin berdiri"Kalau jalan,liat-liat dong!"ujar Zahran kesal.
"Ga, usah!"Paulin langsung menepis uluran tangan Zahran dan langsung berdiri menepuk-nepuk rok seragamnya itu.
"Kamu ituu...."Zahran tak melanjutkan kalimatnya."Sudahlah"Zahran hanya meninggalkan Paulin yang berdiri sendiri.Paulin hanya menatap kepergian Zahran dan langsung masuk ke dalam gedung.
Lorong sekolah mulai ramai dan berisik akibat percakapan murid.Paulin berjalan menuju lokernya untuk menaruh barang-barangnya.Saat itu, ia melihat Ayu bersama 2 temannya berdiri di depan kelas 3A, yaitu kelas Paulin.
Paulin berjalan masuk ke dalam kelasnya.Tak sabar menanti Paulin yang mau masuk ke dalam kelas, Ayu dengan sirgap mendorong tubuh gadis itu.Semua mata yang ada di lorong menyaksikkan Ayu.
"Kamu, jangan pernah dekat-dekat dengan Zahran!"Ujar salah satu teman Ayu, Mita.
"Iya tuh!Dasar cewek kegenitan!"celetuk temannya yang satu lagi.
Paulin berdiri dengan menatap Ayu dengan tajam.Tatapan Paulin itu, sontak membuat Ayu menjadi marah.
"Apa liat-liat hah?!"tanyanya sinis"mau bales???Nih,tampar!!"lanjur Ayu memberikan wajahnya pada Paulin.
Zahran yang baru datang menyadari bahwa ada keributan di depan kelasnya itu.Ia langsung berlari menuju kerumunan nan ramai itu.
"Apa yang terjadi di sini?"tanya Zahran.
"Nih,gara-gara cewek kegatelan ini.."jawab Ayu menunjuk ke arah Paulin menatapnya sinis.
"Iya,liat aja tampangnya.Kayak ga punya harga diri ngedekatin kamu Ran."Ucap Vivi memanas-manasi suasana yang mencengkam itu.
Kini, Paulin mulai angkat bicara, setelah tadinya dia hanya diam.
"Jika aku tak punya harga diri, lalu apa urusanmu?"tanya Paulin yang perlahan berjalan menuju Ayu."Bukankah itu hidupku?mengapa kamu harus repot-repot mengurusinya?"lanjut gadis itu.
Zahran diam melihat sikap Paulin yang aneh.Mata Paulin nan dipenuhi kegelapan dengan diikuti naik turunnya bahunya menahan amarah.
Zahran yang menyadari keanehan Paulin lanhsung berlari menarik tangan Paulin ke luar gedung sekolah menuju taman kecil.Semua yang berada di lorong, merasa terheran-heran tentang apa yang Zahran lakukan pagi ini.Termasuk Ayu yang menatap jijik dan ketus melihat Paulin.
"Apa yang kamu lakukan?dasar bodoh!"ujar Zahran duduk di bangku taman di samping bangunan sekolah.
"Memangnya,apa salahku?aku hanya membela diri "kata Paulin membela diri.
"Kamu itu ga tau Ayu.Jika dia sudah kesal ia akan menghabisi orang yang membuatnya kesal."Jelas Zahran menatap Paulin yang duduk di sampingnya.
"Lalu aku harus takut?"tanyanya lirih."aku tidak akan takut lagi."lanjutnya. Matanya berkaca-kaca.Serasa menahan suatu beban dan tanggung jawab yang besar.Zahran hanya bisa diam melihat Paulin yang biasa cuek dan dingin,terisak tangis di bahunya.
"Siapa kami sebenarnya Paulin?Bolehkah aku mendekatimu?"batin Zahran sambil menghela nafas yang panjang.***
"Apa yang kamu lakukan tadi pagi?"ujar seorang gadis berjubah hitam.
"Aku hanya melakukan pembelaan diriku."jawab gadis itu lirih sambil merunduk tak mau menatap wajah gadis berjubah itu.
"Hati-hati saja.Dan mengapa kamu menangis karena dia?"
"Ka ka kamu melihatnya??"tanya Paulin terkejut.
Gadis itu berjalan menuju jendela kamar Paulin.Ia menapa bintang nan indah malam itu."Apa kamu sudah menemukan mereka?"tanyanya sambil menghela nafas.
"Ya,aku sudah menemukannya"Ujar Paulin mendekati gadis tersebut."kita hanya butuh waktu menyelesaikan semuanya."Lanjut Paulin.
"Baguslah"Kata gadis itu pergi meninggalkan Paulin.
Paulin sudah terbiasa dengan situasi ini.Baginya, bertemu dengan gadis itu adalah karunia terindah.Tapi,untuk kali ini, sepertinya kata batinnya selalu menolak.Apa boleh buat,kini ia harus pasrah menerima takdirnya nan kian gelap oleh asap hitam.Pandangan matanya kabur melihat cahaya ketika ia mengingat peristiwa 10 tahun yang lalu.***
Di sebuah rumah mewah yang besar, Zahran tengah bersantai di pinggir kolam berenang sambil membaca sebuah buku.Sesekali ia berdiri dan mondar-mandir di pinggir kolam yang membuat teman-temannya merasa bingung dengan tingkah sobatnya itu.
"Ngapain sih kamu Ran?"Celetuk Reza,yang membuat Zahran terkejut.
"Itulah,mikirin apa sih kamu?Kaya orang stres aja!"celetuk salah satu lainnya, Farel.
"Ini nih,akhir-akhir ini aku merasa ada yang aneh dengan si cewek baru itu."kata Zahran menggaruk-garukkan sepalanya.
"Aneh gimana?Kamu mikirin dia kok sampai seriusan gitu?"ucap Farel berjalan membisik ke telinga Zahran.
"Apaan sih?!Siapa juga yang mikirin tuh cewek.."ujar Zahran membela diri sambil membuang muka.
"Ya udah,kita ngongkron aja yuk!Bosan nih,,,"Reza yang memperhatikan Zahran kehilangan akal berbicara langsung merangkul Zahran.
Zahran hanya pasrah diboyong dengan ajakan kedua temannya itu.Mereka langsung pergi ke sebuah Cafe dengan menggunakan mobil Zahran.***
Siang itu, Paulin sedang duduk sendirian sambil melihat anak murid lainnya yang sedang berolah raga.Di lapangan olah raga, ada anak yang sedang bermain Volli,Sepak bola, dan Basket.Salah satunya Zahran.Gadis itu tengah menatap serius Zahran yang sedang bermain basket.Di pinggir lapangan, banyak gadis yang melhat Zahran."Dia memang terkenal"Ucap Paulin berbicara pada dirinya sendiri.
"Siapa yang terkenal?"terdengar suara laki-laki dari arah belakang Paulin,yang membuat gadis itu terkejut dan langsung menoleh ke belakang.
"Ah,siapa kamu?"tanya gadis itu terkejut.
"Aku Zaki,anak kelas sebelah, 3-2."jawab lelaki bertubuh tegap itu, duduk di sebelah Paulin.
Paulin hanya menganggukkan kepalanya dan diam tak memperdulikan siapa yang duduk di sebelahnya.Gadis itu menatap lurus,yang entah apa yang ia lihat.
Merasa tidak dianggap kehadirannya oleh Paulin,Zaki mulai berusaha mencairkan suasana dengan mengajak Paulin berbicara.
"Yang terkenal kamu maksud itu,Zahran kan?"tanya Zaki menoleh ke Paulin.
"Aku tahu itu."jawab gadis itu cuek.
"Dia adalah idaman para cewek di sekolah ini.Jadi ga salah kalau nantinya kamu suka sama dia."Ujar Zaki menjelaskan.
"Aku ga butuh informasi dia."
"Setidaknya aku memberi tahu,ketika kamu suka sama dia nantinya."jelas Zaki.
"Aku ga akan suka sama dia."Paulin berdiri beranjak pergi meninggalkan pemuda itu.Namun langkahnya terhenti ketika Zaki memegang tangan Paulin."Baguslah"ujar pemuda itu tersenyum kecil pada Paulin.Paulin menepis tangannya yang dipegang Zaki.Ia tidak memperdulikan apa yang pemuda itu katakan.
Semetara itu,Zahran yang selesai bermain basket,melihat Paulin yang tadinya sedang berbicara pada Zaki.Ia melihat Paulin bersama Zaki duduk di berdua di taman.Pandangan pemuda bertubuh atlet itu serius menatap Paulin.Apa yang dia lakukan?tumben sekali dia mau bicara dengan laki-laki.Dasar aneh!batin Zahran mengeluh kesal dengan diikuti "hiuf!".#maafbanyaktypo
#pemula
KAMU SEDANG MEMBACA
Run To You
RandomGadis misterius itu telah mengubah hidup Zahran.Bagaimana bisa,seorang gadis bisa berada di 2 tempat yang berbeda namun dalam waktu bersamaan? Siapa gadis yang sedang bersama Zahran saat ini?