Disinilah aku. Berdiri mengahadap tembok berwarna jingga sambil mendongakkan kepala dan menyanyikan lagu kebangsaan 'Indonesia Raya'. Aku benci keadaan seperti ini. "Sekarang, lo kipas gue!" aku menoleh dan menghembuskan nafasku. Kali ini,senior sialan didepanku ini menyuruhku melakukan hal-hal gila.
"Bisa gak sihh kipasnya dikencengin?!!" tatapnya murka padaku dan gadis yang sedari tadi hanya tunduk disamping kananku.
Kak Astrid,nama senior yang ada dihadapanku ini menyuruhku untuk mengikutinya dari koridor satu ke koridor lainnya hanya untuk mengipasnya. "Udah deh! Lo semua gak becus! Dan lo" jedanya sebentar "lo bisa pergi" "eiittsss... Tunggu. Gue nggak suruh lo buat pergi begitu aja. Sekarang, lo pergi ke kakak senior cowok itu dan bilang kalau lo suka sama dia. Terus bawa dia ke gue kalau lo udah diterima" what the hell? Apa yang dia bilang barusan? Nembak senior?!!Jujur saja,aku memang pernah menjadi seorang secret admirer pada saat SMP. Tapi sebelumnya, aku belum pernah sama sekali menyatakan perasaanku pada orang yang kukagumi tersebut. Dan.. Apalagi ini? Apakah aku harus tiba-tiba mengatakan hal bodoh itu kepada seniorku. Tidak mungkin.
"Lo ngehayal ya! Cepetan sana! Kalau lo nggak berhasil bawa dia ke gue, gue bakalan tambahin hukuman ke lo!" aku segera berlari ke arah senior yang tengah mengenakan sweater berwarna biru toska dan memakai sepatu kets hitam.
"Apaaa?!! Gue gak denger! Ulangi sekali lagi!" sejenak aku kaget dari arah belakang mendengar teriakan tersebut. Tiba-tiba senior yang berteriak tadi berdiri di hadapanku dengan tatapan yang sangat sulit kuartikan. "Lo mau apa?" tanyanya padaku yang tunduk. "Ngg.. Ak-ku.. Aku.. Suka sama kakak. Kakak mau jadi pacar aku-kan?" kataku terbata-bata. Sejenak, senior itu menatapku lamat-lamat dan setelah itu dia hanya meninggalkanku begitu saja. Membuatku terlihat seperti orang bodoh. Aku benci melakukan hal ini. Cukup sudah kesabaranku. "Woiiii... Kak!" senior yang tengah mengenakan sweater biru toska itu berbalik kepadaku. Aku tahu ini sungguh sangat-sangatlah tidak sopan. Namun,cukup sudah kesabaranku. Aku menghampiri seniorku tersebut dan mengatakan "Kak" "Gue benci sama lo!" seketika suara riuh disekitarku menjadi makin riuh. Aku mendongak menatap ekspresi senior didepanku ini. Namun, rasanya aku seperti orang bodoh dan setelah itu aku hanya berlari meninggalkan koridor yang dipenuhi dengan tatapan bingung dari seluruh siswa mos dan tentunya pengurus osis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Strong Heart
Teen FictionGadis ini cerdas,namun sombong. Berparas cantik dan menarik,namun bersikap acuh tak acuh. Digemari banyak siswa,namun senang merendahkan orang lain. Gadis ini begitu dingin,tak tersentuh. Hingga seseorang membuka luka masa lalunya. Membagi kisahnya...