Bab 3 : No Love, No Pain

1.5K 102 3
                                    


Kini seorang namja cantik yang tak lain adalah Kim Jaejoong tengah duduk di depan kantor Cassiesoft seorang diri. Di sandarkannya punggung tegapnya pada kayu bercat putih itu dengan kaki yang menyilang. Dengan benda persegi panjang menempel pada telinganya. Ia nampak berbicara dengan seseoranng di seberang sana. Dengan seksama ia mendengarkan pembicaraannya.

"Apakah anda sudah mendapatkan informasi yang anda inginkan?" tanya orang di seberang yang tak lain adalah Sekertaris Park.

"Aku akan menemukannya" sahut Jaejoong yakin. Sementara sekertaris Park nampak meragukannya, karena sejauh ini Jaejoong belum mendapatkan informasi mengenai Yunho secara detail dan perusahaannya. Dia sangat pintar menutupi semuanya.

"Jika anda tidak juga dapat mendapatkannya, bagaimana jika mendekati seorang karyawan pria yang lain untuk mendapatkannya? Bukankah anda lelaki yang cantik, saya yakin tak mudah bagi mereka untuk menolak anda" sarannya

"Ya! Apa kau barusan mengatakan cantik? Mau mati hah?!" teriak Jaejoong tak terima yang kemudian bangkit dari duduknya. Sungguh itu merupakan hal yang sangat menggelikan jika ia disebut sebagai pria cantik. Tidak. Dia hanya pria yang memiliki kharisma berlebih. Begitulah anggapan seorang Kim Jaejoong mengenai dirinya. Dan dia bersumpah akan menyumpal semua mulut yang berani mengatainya cantik.

"Ti-tidak tuan. Saya hanya memuji anda" jawab sekertaris Park gugup

"Haruskah aku beri tahu kau arti memuji sebenarnya?" geram Jaejoong dengan menekankan pada kata 'memuji' di dudukkannya kembali pantat indahnya.

Karena tak ingin mendengar Jaejoong semakin marah, sekertaris Park mengalihkan topik pembicaraan dengan mengatakan bahwa informasi dan keberadaan Presdir Jung Yunho akan memakan lebih banyak waktu. Dan Jaejoong membenarkan perkataan sekertaris Park, dia pun juga tahu jika mengorek informasi mengenai Jung Yunho itu berarti ia juga harus siap tinggal lebih lama di perusahaannya.

"Apakah kau sudah temukan dimana Yuna?" tanya Jaejoong kemudian

"Saya belum bisa menghubunginya. Apa anda memiliki pemancar untuk melacak Nona?"

"Memang aku seorang pemburu budak? Dan apa kau pikir Yuna adalah seorang budak?" sergah Jaejoong pada sekertaris Park

"Aku tutup dulu" tambah Jaejoong yang kemudian akan mengakhiri sambungannya namun diurungkannya saat mendengar suara sekertaris Park.

"Anda pernah melakukannya dulu Presdir"


Mendengar ucapan makian sekertaris Park yang terakhir membuat Jaejoong semakin kesal, hingga ia menggurutu, "Apa yang sudah kulakukan sekarang karenamu? Haish" omel Jaejoong seraya memandangi ponsel putih miliknya.


Tak lama setelah itu, nampak seorang gadis melewatinya. Ia berhenti tepat di depan kantor Cassiesoft dengan menenteng tas berwarna pink. Jaejoong yang nampak tak asing dengan gadis itu.

"Kim Yuna?" gumamnya memastikan.


Jaejoong segera memanggil Yuna kala ia melihat dengan jelas wajah gadis itu. Yuna yang saat itu tengah berdiri di depan kantor nampak terkejut melihat kakaknya.

"Kim Yuna!!" seru Jaejoong yang kemudian mendekat pada adik kesayangannya.

"Oppa" seru Yuna panik dan tak sengaja menjatuhkan tas pink yang tadi digenggamnya.

"Apa yang kau lakukan disini? Bagaimana dengan sekolahmu?" tanya Jaejoong memandangi Yuna.

"Lalu, bagaimana dengan Oppa ? Kenapa Oppa ada disini?" omel Yuna.

Prince Of PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang