***
Dedaunan yang gugur dan derak ranting pohon yang ditiup oleh angin sore, menemani seorang gadis bernama Park Yeojin yang tengah berdiri didepan taman kampus. Wajahnya yang tampak sayu ia sandarkan pada tiang yang berdiri kokoh dibalik tubuh mungilnya. Angin dengan lembut menyapu dedaunan ditepi jalan raya yang tidak pernah renggang oleh kendaraan. Yeojin menegadahkan kepalanya keatas. Awan hitam bergerumul dengan muram. Seperti dilukis dengan cat minyak kelam. Langit Seoul tampak mendung siap menumpahkan sumber kehidupan bernama air.
Yeojin mendengus. Sudah lebih dari dua jam ia menunggu didepan kampus seperti orang bodoh. Mengingat perkataan Chanyeol jika ia akan menjemputnya untuk makan siang bersama. Yeojin menuruti itu, ia ingin menghilangkan segala perasaan canggung pada pria itu. Dengan dimulainya hari ini, ia berharap dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan suaminya. Ia sudah bosan jika terus mendapat tatapan dingin dan acuhan darinya. Karena pria itu yang terus menghindar darinya padahal mereka satu atap.
Yeojin menghentakkan kakinya sekali lagi diatas tanah yang dingin. Sungguh kedua kakinya seperti dipikul beban berat karena sudah lama berdiri. Berkali-kali ia melirik arloji yang bertenggger ditangan kirinya 'kemana pria bodoh itu. Apa pria itu mendadak pikun dan lupa jika hari ini ia mengajakku maka siang' gumam Yeojin kesal. Ia benci menunggu.
Perutnya terasa panas karena menahan lapar yang tak kunjung terisi karena pria itu yang belum datang. Yeojin tersenyum masam 'apa yang aku harapkan sebenarnya, tidak mungkin pria itu akan datang. Park Yeojin sebenarnya apa yang kau lakukan disini' gerutunya kesal. Sungguh ia ingin memukul pria itu ketika ia sampai dirumah.
"Awas saja kau Park Chanyeol, aku akan memberi pelajaran padamu"
Yeojin menghembuskan nafasnya dengan kasar. Perlahan ia menggerakkan kedua kakinya berjalan menyusuri trotoar dan meninggalkan tempat itu. Masa bodoh dengan Chanyeol yang akan mencarinya karena tidak berada ditempat seharusnya ia menunggu. Ia sudah lelah. Begitupun dengan hatinya. Ia tidak bisa dipermainkan seperti ini.
Suara klakson terdengar tidak jauh berada di belakang tubuhnya. Yeojin mengira jika mobil itu tidak sedang mengambil perhatian darinya. Namun ia berhenti sejenak saat dirasa mobil itu terus mengekorinya. Membuntutinya persis dibelakang tubuhnya.
Park Yeojin memutar tubuhnya kebelakang.
Ia mendapati Kyungsoo tengah melongokkan kepalanya keluar jendela sambil melambaikan tangannya.
Pria itu tersenyum manis "butuh tumpangan?"
Jika sebuah pertanyaan semudah ini tidak mampu ia jawab, mungkin tidak terelakkan jika Park Yeojin benar-benar orang yang bodoh. Tapi bukan seperti itulah faktanya. Park Yeojin tersenyum lebar, kegelisahan hatinya sore ini seperti ditebus dengan lambain pria itu. Dengan mata binar gadis itu langsung melayangkan kedua pantatnya pada sebuah kursi disamping Kyungsoo yang nyaman.
"Sudah berapa lama kau berada disana, Yeo?" Tanya Kyungsoo hati-hati. Ia melirik gadis itu sejenak. Ia begitu paham akan semua ekspresi gadis itu. Seperti saat ini, gadis itu tengah mengerucutkan bibir mungilnya. Pertanda ia sedang tidak dalam mood yang baik. Park Yeojin sedang kesal.
"Kyungsoo-ya.." Yeojin menoleh kesamping pada Kyungsoo yang sedang fokus menyetir. Ia memanggil nama itu memelas, yang dibalas gumaman dari pria itu.
"Aku lapar. Antarkan aku pada salahsatu restoran entah dimanapun itu. Aku hanya ingin perutku terisi" Tegas Yeojin. Ia mengurungkan niatnya untuk segera pulang kerumah karena dirasa perutnya yang benar-benar melilit. Pria disampingnya tekekeh pelan, dengan diiringi senyum terbaiknya, Do Kyungsoo menganggukkan kepalanya patuh "apapun untukmu, nona"
***
Park Yeojin dan Kyungsoo mendaratkan kedua bokong mereka masing-masing pada salahsatu meja makan yang sudah mereka pesan sebelumnya. Seorang pelayan muda menghampiri mereka berdua dengan tersenyum manis "apa yang ingin kau makan, Yeo?" Tanya Kyungsoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Wedding [Promise]
RomanceAku yang beruntung karena mendapatkan kau disisiku, karena kau adalah milikku, Park Yeojin. Milikku.