Tiga minggu sudah dia meninggalkanku. Haris. Suami yang aku cintai. Suami yang aku kasihi. Dia meninggal tepat didepan mataku. Tertembak peluru panas tepat dijantungnya oleh orang yang tidak dikenal saat kami sedang berjalan ke tempat parkir mobil di sebuah pusat perbelanjaan setelah mengantarku berbelanja. Mungkin karena profesi Haris yang sebagai pengacara yang membuat sebagian orang tidak menyukainya. Pihak yang berwajib sudah melacak siapa yang membunuhnya namun sampai saat ini belum terungkap.
Malam ini seperti biasa, aku menangis ditempat tidur dengan memeluk foto suamiku tercinta didadaku dengan erat-erat. Entah sudah berapa jam aku menangis seperti ini. Rasa rinduku seakan membuncah. Jikalau aku harus mencari yang lain, tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi dia dihatiku, tidak akan sama jika bukan dia. Dia Takkan bisa tergantikan.
“Aku rindu padamu, Mas.” Bisikku kemudian berusaha untuk memejamkan mata.
To be continued......
