Chapter 3

94 7 0
                                    

Hari ini aku berangkat sangat pagi ke University Preparation Aboard. Batang hidung Mr. Emegreen belum terlihat sama sekali. Aku mendesah lega. Ia tak akan memujiku dengan nada mengejek hari ini.

Kelasku baru akan di mulai beberapa puluh menit lagi. Keadaan di ruangan ini masih sepi, tentu saja. Aku datang terlalu pagi.

"Hey, Samantha. Di mana Daniel?" Tanya Gwen mengagetkanku. "Daniel? Kurasa dia belum datang." Aku melirik jam tangan yang kupakai, "Ini masih terlalu pagi, Gwen." Lanjutku sambil melihat perempuan blonde itu yang sedang berdiri. "Eh? Benar juga. Well, kau juga datang cukup pagi hari ini." Tawa Gwen memenuhi ruangan kelas.

"Ya, aku berusaha setengah mati untuk itu." Dengusku kesal. Gwen masih tertawa sampai akhirnya ia memutuskan untuk duduk di kursi pojok belakang.

Kornea mataku mengedar, mencari suatu objek yang 'enak' dilihat. Kau tahu seberapa bodohnya aku sekarang? Aku lebih terlihat mengenaskan dari pada seorang anak SD yang sedang menunggu jemputannya datang.

Pada akhirnya, pandanganku jatuh ke arah sekitar pintu masuk. Aku melihat Bryson masuk dengan keadaan sedikit kacau. Maksudku, rambutnya sedikit berantakan dan wajahnya terlihat mengerikan.

Bryson menatapku datar. Matanya bergerak melihatku dari ubun-ubun sampai ke ujung kaki. Mulutnya mengerucut menampakkan kekesalan yang memuncak. Entah padaku, atau... Benar. Ia terlihat sangat membenciku. Ada apa sebenarnya?

Otakku bekerja makin keras memikirkan kelakuan Bryson tadi. Dia sangat berbeda ketika aku dan dia pertama kali bertemu, dua tahun lalu saat aku menontonnya menari hip-hop dance di Vancity Hall. Senyumnya selalu mengembang saat menatap siapapun. Kupikir dia orang yang baik dan jarang marah.

"Samantha?" Daniel yang tiba-tiba muncul mengagetkanku. "Ah, ya. Ada apa?" Aku mencoba melupakan hal yang sempat aku pikirkan tadi. "Tidak. Aku hanya menyapa tapi kau tak menghiraukan aku." Laki-laki itu berjalan menjauh lalu duduk di dekat Gwen. Mereka terlihat berbincang setelahnya.

--- --- --- --- --- --- --- --- --- ---

Mrs. Elliot menjelaskan beberapa buku novel kesukaannya di kelas. Kurasa buku karangan Helen Keller bukan salah satu buku favoritnya, aku jadi semakin yakin untuk mendapatkan score tinggi.

"Aku menyukai kritikan Samantha dan Mac dari buku karya Helen Keller." Mrs. Elliot membolak-balikkan tugas-tugas dari seluruh muridnya. "Tapi ada beberapa kesamaan, kurasa. Kalian bekerja sama?" Tanyanya sambil menurunkan sedikit kacamata yang ia pakai hampir di ujung hidung mancungnya.

Mac yang duduk di sebelahku mendengus. "Ya. Tapi setidaknya aku yang banyak berpikir." Mulutnya tertarik keatas sedikit menunjukkan aura angkuhnya. "What the fuck?" Spontan mataku memicing, melihat Mac dengan tatapan geram.

"Sama saja. Well, score yang kalian dapatkan tinggi dan keduanya sama." Mrs. Elliot kembali duduk di kursinya dan menulis beberapa hal yang 'kemungkinan' cukup penting.

***

Tiga puluh menit berlalu, "Aku akan memberikan kalian beberapa buku karya penulis terkenal dari Eropa minggu depan. Tugasnya hanyalah mengidentifikasi tata kebahasaannya. Kalau kalian sanggup mengerjakannya, kalian akan dengan mudah mencari Universitas lain, terutama yang bermitra dengan UPA." Mrs. Elliot menyibakkan rambut merahnya yang digerai.

RecoveryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang