"Saya terima nikah dan kawinnya Alea Winata binti Haris dengan mas kawin tersebut tunai."
Oh Tuhan... kini aku telah resmi menjadi istri lelaki disampingku. Menjadi istri dari seorang playboy tengik yang membuat tensi darahku naik tiap bertemu dengannya. Ini bukan pernikahan yang aku impikan. Pernikahan yang jauh dari apa yang selama ini aku bayangkan. Sebuah pernikahan yang amat sangat sederhana, tanpa tamu undangan. Hanya ayah dari pihakku dan kedua orangtuanya beserta dokter dan suster sebagai saksi serta bapak penghulu yang mewakilkan Ayahku. Dilaksanakan secara mendadak dikamar rawat Ayahku berada. Ini sebuah tragedi dan aku tak memiliki kuasa tuk menolaknya.
Aku menatap dirinya yang kini tersenyum dengan pedenya hingga membuatku muak. Ia menaikkan sebelah alisnya, menggerakkan bola matanya seakan ingin menggodaku. Cih, aku tak sudi menjadi istrinya dan kini dia dengan tak tahu malu mengulurkan tangan kanannya padaku. Apa maksudnya?
"Lea, cium tangan suami kamu nak," bisik ayahku yang masih terbaring diranjang rumah sakit.
Aku mencoba menguatkan diriku, menghembuskan nafas kasar aku meraih uluran tangannya dan menyalaminya sebagai tanda penghormatan dariku, istrinya.
"Good girl." bisiknya ditelingaku.
Ia kemudian mencium keningku.
"Aku jamin kamu akan menikmati pernikahan kita ini manis."
Ucapannya membuatku muak. Aku bangkit dari kursi yang kududuki dan membuang sembarang selendang putih yang menjadi penutup kepalaku. Aku berlari keluar dari ruangan Ayah, menghiraukan panggilan dari mertua dan juga ayahku.
♥♥♥
Aku menyunggingkan senyumku melihat dirinya yang nampak shock dengan pernikahan ini. Kuhampiri dia yang duduk disalah satu bangku ditaman rumah sakit ini.
Aku menghentikan langkahku tepat disampingnya. Kuamati dirinya yang meremas rok hitam selututnya itu. Dia menundukkan kepalanya hingga aku tak tau seperti apa ekspresi wajahnya saat ini. Marahkah atau ia malah ingin membunuhku dengan tangan mungilnya itu?
"Hai sweety, kenapa kamu malah kabur kesini?" aku memegang pundaknya yang langsung ia tepis.
Ia mendongakkan kepalanya, menatapku dengan sorot mata yang ingin melahapku hidup - hidup.
"Jangan. Sentuh. Aku." desisnya penuh penekanan.
"Why? kamu sudah sah menjadi istriku dan aku bebas mau ngapain aja dengan kamu." jawabku santai.
Aku beralih duduk disebelahnya, menyandarkan punggungku dengan kedua tangan yang kulipat dibelakang kepalaku sementara dirinya mengambil jarak terjauh dariku seakan-akan aku mahluk menjijikkan yang wajib dihindari.
Aku takkan marah dengan sikapnya padaku, tapi aku malah semakin tertantang untuk menaklukkan dirinya.
"Aku memang sudah menjadi istrimu tapi aku gak akan pernah membiarkan kamu menyentuh tubuhku sesukamu Topan. Ingat itu!" ucapnya sambil mengacungkan jari telunjuknya tepat didepan wajahku sebelum ia beranjak pergi meninggalkanku.
Aku hanya menaikkan sebelah alisku mendengar perkataannya, dan tak kuasa membuat kedua sudut bibirku tertarik keatas.
"Kita lihat saja manis, siapa yang akan lebih dulu menyerah dalam pernikahan ini, aku atau kamu? Aku akan pastikan kamu pasti terjatuh dan bertekuk lutut memohon cinta dariku. Dan ketika tiba saatnya, aku akan membalas semua yang pernah dia lakukan padaku."
Aku tersenyum sinis memandangi punggungnya yang bergerak menjauh. Aku janji akan membalas dirinya. Aku janji.
♥♥♥
Maaf, baru bisa apdet lagi. Dan buat kalian semua yang baca jangan bingung kalau alurnya kecepetan. Tiba tiba aja Topan ma Alea udah nikah? pasti pada bingung kan...
Aku memang sengaja ingin menantang diriku sendiri untuk membuat cerita yang beda dan khusus untuk cerita ini aku buat alurnya maju – mundur. Jadi jangan pada bingung ya
Thanks buat kalian yg masih setia baca ceritaku dan juga ngevote apalagi komen. That's mean a lot 4 me.
Thank u so much guys, loph u all
Ifah
jum'at, 4 Des '15
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Player (on hold)
RomanceMeet him, Taufan Prasetya. Lelaki yang akrab dipanggil Topan. Seorang cassanova, don juan, playboy, dan juga penakluk wanita. Lelaki yang senang menggoda mahluk berjenis kelamin perempuan dan seringkali menyakitinya, karena luka dimasa lalu. ...