Di negara ini kehadiran para Vampire di tengah kehidupan para manusia bukanlah hal yang mengejutkan lagi. Bahkan banyak terjadi kisah cinta antara kedua individu ini. Namun tetap saja, ada batasan dan aturan tertentu yang membatasi dunia mereka.
"Miss Emerald, anda selanjutnya" wanita berpenampilan layaknya sekretaris itu memanggil nama seorang gadis yang terduduk di kursi panjang untuk menunggu.
Gadis yang di panggil itu mengangguk sambil tersenyum ramah. Mata gadis itu mencari-cari keberadaan seseorang yang di tunggu dan dinantinya. Tak dapat di pungkiri, walaupun orang itu menyebalkan, tapi gadis ini tetap mengkhawatirkannya.
Hari ini gadis itu dan orang yang di tunggunya akan mendaftar ke Academy ini bersama. Dan gadis ini berada di antrian terakhir pengumpulan data diri sekaligus pendaftaran. Jika orang itu tidak datang juga, itu berarti dia tidak akan bisa mendaftar di academy ini.
Arghh... Benar-benar menyebalkan sekali orang itu, geram gadis ini sambil menggerutu tidak jelas.
"Chayennnn!!!" Teriak suara bass seorang pria muda tampan dari ujung lorong berlari kearahnya dengan bahagianya.
Gadis yang di panggil Chayen itu, tak mau repot-repot menoleh pada orang yang telah membuatnya kesal dan bosan menunggu lama.
Dan
bugh!
Tubuh pria itu menubruk tubuh Chayen dan memeluknya langsung. Membuat tubuh Chayen terdorong hampir terjungkal dari bangkunya. Demi apapun, pria ini seorang Dhampir yang kuat, dan tanpa berpikir ia menubruk tubuh kecil miliknya.
Emosi Chayen memuncak, dan langsung mendorong tubuh pria itu menjauh. Jangan kalian pikir Chayen lemah, karena Chayen adalah seorang Moroi yang lumayan kuat dengan tubuhnya yang di bilang orang-orang kecil.
Pria itu terdorong hingga jatuh ke lantai, namun bukannya marah, ia hanya terkekeh geli. "Jangan marah, yang penting aku tidak telat Chay"
"Tidak telat? Kau membuat ku menunggu 4 jam Mac, dan kau bilang tidak telat???" Mata Chayen membulat marah.
"Heyyy yang penting, pandaftarannya belum tutup, jadi kita bisa mendaftar bersama, right?" Mac menjawab dengan santainya, bangkit dari posisinya lalu duduk disamping Chayen dan merangkul bahunya.
"Why you suppose to be my bestfriend??" Gerutu Chayen meski ia membenarkan apa yang di ucapkan oleh Mac, sahabat kecilnya itu. Yang terpenting mereka masih bisa bersama mendaftar academy ini.
"I Love you too, Ashley Chayenne Emerald" ucap Mac sama sekali tidak nyambung dengan pertanyaan Chayen tadi.
Chayen hanya menggelengkan kepalanya menyerah untuk berbicara lebuh lanjut dengan Mac, yang hanya dapat membuatnya naik darah.
Detik selanjutnya kepala Mac sudah bersandar di bahu Chayen. Mac begitu menyukai suhu badan Chayen yang menurutnya sangat hangat saat bersentuhan dengan dirinya. Oleh karena itu Mac suka berada di dekat Chayen, meski Chayen selalu protes dengan skinship mereka. Selain itu, aroma tubuh Chayen begitu nyaman di indra penciuman Mac, dan Chayen pun sama. Ia begitu menyukai aroma tubuh Mac yang membuatnya nyaman.
....
Setelah memberikan data diri mereka berdua, Mac dan Chayen berjalan menuju ketempat motor sport Mac berada. Saat mereka berjalan, mereka berpapasan dengan seorang guru yang berada di academy itu.
Mata Chayen tak sengaja menatap kearah mata guru itu, yang kebetulan juga menatapnya. Untuk beberapa detik, hanya beberapa detik, dimensi Chayen terasa berputar, begitu melihat mata tajam berwarna coklat itu. Entah mengapa Chayen jadi berdebar, dan menurutnya ini tak biasa. Namun, sayangnya tatapan itu harus terputus, karena nampaknya guru itu tidak peduli sehingga ia mempercepat langkahnya.
Chayen menghilangkan pemikiran anehnya dan kembali mengikuti langkah Mac yang tak menyadari apapun.
....
Chayen naik keatas motor sport yamaha R6 berwarna hitam milik Mac, sambil menggerutu. Mac memberikan helm berwarna putih ke Chayen.
"Berapa kali kubilang jangan pernah memboncengku dengan motor jelek ini!" Omel Chayen sambil menerima helm yang di berikan Mac.
Motor ini tidak jelek, justru motor ini bisa di bilang adalah motor idaman para pria maupun wanita, namun Chayen tidak menyukainya. Pertama, karena motor itu tidak cocok untuk membonceng seseorang. Kedua, karena sudah dipastikan Mac akan melaju di atas kecepatan rata-rata membelah jalan dibawah langit inggris, tepatnya di Montana. Dan yang terakhir, karena dengan motor ini, sudah banyak kejadian buruk yang menimpa Mac dan Chayen. Sudah jelaskan mengapa Chayen begitu membenci motor ini.
"Nona muda, kamu ini cerewet sekali... Kamu tahu tadi aku sedang buru-buru" balas Mac, dan mulai menggas motor dan mengendarainya.
Chayen hanya diam dengan wajah kesalnya, tangannya menyilang didepan dada.
"Lebih baik kamu berpegangan atau kamu akan jatuh, Chayen" Mac menasehati Chayen tanpa menoleh kearahnya.
Chayen mendengus tapi akhirnya dia tetap berpegangan pada Mac dengan memeluk pinggang pria itu.
"Shall we go to home?" Tanya Mac.
"Don't.."
"Got it"
Dan Mac pun mengendarai motornya menuju ke suatu tempat , dan yang jelas tempat itu bukanlah rumah.
-tbc
What do you think guys? Continue or not?
KAMU SEDANG MEMBACA
Feelings
Teen Fiction[NO COPAS/PLAGIAT] Apa ini salahku jika aku terlahir dengan takdir seperti ini? Apa ini salahku jika aku memiliki sifat seperti ini? Apa ini salahku jika hatiku memilihmu? Lalu kenapa engkau begitu membenciku? Membenci semua yang ada pada diriku? ...