Chapter 3

15 1 0
                                    

***
Kalya menatap sopirnya, walaupun tatapannya dingin.
"Ngga, pak. Cuma kayaknya kebawa mood nangis waktu nonton film kemarin," kata Kalya.
"Beneran?" tanya pak supir meyakinkan.
"Iya," kata Kalya. Iapun menghapus air mata yang berlinang di wajahnya. 'Ah! Payah banget sih gue!' batin Kalya menyalahkan dirinya.

Mobil itupun sampai di rumah. Rumah Kalya memang megah. Interriornya pun modern. Tapi, Kalya sering kali tidak betah di rumahnya karena sering bertengkar dengan sanak keluarganya.
"Eh lu! Ngapain balik?" tanya kakak Kalya, kak Gio.
"Inikan rumah gue juga. Boleh dong gue balik!" kata Kalya dengan ketus lalu membanting pintu kamarnya.
'Et dah. Nih anak marah amat. Kenapa ya?' batin kak Gio. Di fikiran kak Gio pun bertanya - tanya kenapa sifat Kalya berubah.

Di dalam kamar, Kalya segera mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah, dan juga ia mandi agar tubuhnya segar.
Selesai mandi, Kalya membuka hpnya. Siapa tahu ada pesan dari sahabatnya atau pacarnya. Dan benar saja, ada sebuah pesan singkat dari Raze melalui BBM.
Raze J: Hai. Udah di rumah, sweet?
Kalya : Udah. Hm. Aku mau ngomong tentang hubungan kita.
Raze J: Emang hubungan kita kenapa? Kamu mau break?
Kalya : Nggak tau, deh. Sejak pacaran sama kamu, banyak cewek sekolah kita yang ngebully aku. Aku kadang takut.
Raze J: Siapa?
Kalya : Banyak
Raze J: Eh, bentar ya. Aku mau makan dulu. Mama aku udah nyuruh makan. Hehehe, aku juga laper. Bye, sweet. Xx.
Kalya : Bye!

Kalya menangis sejadi - jadinya saat ditinggal sendiri di kamar.
"Kenapa jadinya kayak gini?!" Kalya berteriak keras. Tiba - tiba ada seseorang yang datang.
"Hai. Loe kenapa kok nangis? Nih gue bawain susu sama roti buat nyemil sore," kak Gio membawakan cemilan itu ke meja sebelah tempat tidur Kalya. Kalya segera menghapus semua air matanya.
"Makasih, kak. Gak nangis," kata Kalya. Walaupun ia berkata seperti itu, terlihat sekali bahwa matanya sembab, dan rambutnya acak acakkan. Pipinya pun basah.
"Jujur. Elo nggak pernah cerita satupun cerita loe ke gue," kata kak Gio.
"Ah apaan sih. Nggak nangis kok. Gue cuma takut aja!" kata Kalya. Iapun meminum susu yang dibuat oleh kak Gio.
"Gak jujur sama gue. Gua kakak loe. Please, Kal. Gue gini - gini juga sayang dan nggak pingin liat elo nangis," katanya. Iapun menghapus air mata yang masih berlinang di mata Kalya.
"Kak, gue mau cerita. Sebenernya gua ditembak Raze. Taukan Raze? Si freshman di sekolah. Gua sayang sama dia. Dia kayaknya juga gitu sama gue. Tapi, banyak cewek - cewek ngebully gua," kata Kalya.
"Makanya kalo jadian itu jangan sama freshman, loe bakal kena akibatnya. Lebih baik loe pacaran sama cowok ganteng tapi fansnya sedikit. Jangan nangis ya. Gua sayang," kata kak Gio. Iapun mencium dan memeluk adiknya tersebut.
"Gue juga," kata Kalya. Iapun membalas pelukan kak Gio.

SKIP
Keesokan harinya di sekolah

Pagi ini lumayan cerah. Kalya bertemu dengan Febry dan menceritakan semua kejadian yang ia alami. Jawaban Febry sama dengan kak Gio.

Flashback
Raze home
Kali ini dia kesal sekali dengan fans perempuannya.
"Mereka ada - ada aja! Bikin gua sebel mereka bisa jadi korban!" kata Raze. Huh! Siapa coba yang ingin liat pacarnya dibully terus - terusan? pikir Raze.
Karena terlalu capek, dia tertidur di sofa kamarnya.

Di mimpi Raze ...
Dia bertemu dengan perempuan sebayanya. Ia cantik sekali. Wajahnya bak bidadari. Dan kalau tidak ada Kalya, ia mengatakan wajahnya lebih cantik dari Kalya. Perempuan itu menghampiri Raze.
"Hai. I'm from England. Do you know 8F class?" tanya perempuan tersebut.
"Hi. That is my class. Come on," kata Raze. Dia mengajak perempuan tersebut.
"Thanks anyway. Can you speak bahasa Indonesia?" tanya perempuan tersebut.
"Yes, i can," kata Raze.
"Kalo gitu pake bahasa Indo aja. Maaf, kalo udah ngerepotin. By the way kita belum kenalan. Aku Alejandra Reanie Jennifer. Panggil aja aku Rean," kata perempuan bernama Rean mengulurkan tangannya sembari tersenyum. Cantik sekali dia.
"Gue Alejandro Razefa Jadmiko. Nama depan kita hampir sama!" kata Raze.
"Iya, ya. Inisial kita juga sama," kata Rean. Wajahnya cantik sekali. "Wkwkwk. Makasih lho, loe jadi temen pertama gue," lanjut Rean.
"Hehehe. Sama - sama. By the way kelasnya udah sampe nih. Eh, Rean. Lu mau gak jadi pacar gua?" kata Raze.
"Hah? Oke, tapi gue mau jawab itu seminggu lagi. Gue harus tau sikap - sikap elo," kata Rean.
"Thanks!" kata Raze.
"Oke. Anterin gue ke tempat duduk ya," kata Rean. Mereka berdua menjadi so sweet sekali di mimpi itu.

Back
Raze menceritakan kisah itu ke Kresna, sahabat paling dekatnya.
"Wuih. Kalya gimana, bro?" tanya Kresna.
"Ya gitulah. Tapi gue ga bakal ninggalin dia, kecuali demi cewek di mimpi gue itu," Raze menceritakannya dengan bungah.
"Cabut yuk. Kelas bentar lagi mulai. Mana grandma lagi yang ngajar," kata Kresna. Ya, mereka menyebut Miss Wissha. Umurnya sudah 50an, dan galaknya setengah mati.

Saat pelajaran Miss Wissha, Kalya dan Raze membuat keributan. Kalya mencubit keras tangan Raze, entah karena apa. Raze pun menjerit keras karena cubitan Kalya memang terkenal sakit.
"Hey itu Raze kenapa?!" bentak Miss Wissha.
"Nggak papa, Miss. Maafin saya," kata Raze. Kepalanya tertunduk.
"Saya tau kejadiannya, Miss! Si Kalya nyubit tangannya Raze, padahal cubitan Kalya sakit banget," kata Nuella. Nuella memang terkenal jika suka mengaku pacarnya Raze, padahal Raze sama sekali tidak suka dengan Nuella.
"Maafkan saya juga, Miss," kata Kalya. Kepalanya juga menunduk saat dimarahi Miss Wissha.
"Huh! Kalian membuat saya bingung!! Kalian berdua saya hukum membayar denda, berdiri di luar kelas dan tidak ikut pelajaran saya hari ini!!! CEPAT KELUAR KELAS!!!" bentak Miss Wissha kepada Raze dan Kalya.
"Miss saya aja yang menggantikan Kalya!"
"Miss jangan dia, saya aja!"
"Saya aja!"
"Saya dari tadi ribut lho, Miss. Saya aja yang dihukum!" begitulah perempuan - perempuan fans Raze yang fanatik.
"KALIAN JUGA MAU DIHUKUM?!!!" bentak Miss Wissha. Mereka semua ahkirnya diam. Sedangkan Raze dan Kalya membayar denda dan segera keluar kelas. Galak sekali ya.

Di luar kelas
"Ra. Maafin aku ya. Gara - gara aku kamu juga ikut dihukum," kata Kalya meminta maaf, tetapi kepalanya masih tertunduk lesu.
"Nggak papa, sweet. Kamu tenang aja, deh. Ini juga salah aku kenapa aku teriak keras waktu kamu nyubit aku, padahal itu nggak terlalu sakit?" Raze menenangkan Kalya. Ia mengelus rambut Kalya yang sangat halus.

--next--

HelloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang