November 4th (Nomor 2)

889 27 3
                                    

"Gimana kerjaan kamu?" tanyaku kepada pria didepanku. Kami baru saja sampai di cafe depan kantor pria yg berada didepanku ini.

"Gitu-gitu aja" jawabnya

Setelahnya kami hanya sibuk dengan ponsel masing-masing, oh mungkin hanya dia yang sibuk, karena sedari tadi aku hanya menatapi walpapper di hpku.
Sampai makana yang kami pesan datang, aku baru berani untuk berbicara lagi.

"Rev, aku datang jauh-jauh loh, kamu gak mau nanya apa gitu?" tanyaku ssambil menikmatai hidangan restoran Chinese ini.

"Nanya apa ya?"
"Ehm, ini aja, Gimana kabar bunda kamu?" YES setelah dipancing, akhirnya dia mau juga untuk berbicara.

"Baik sih, suka nelepon terus setiap dua hari. Ibun suka nanyain kamu juga," jawabku panjang lebar. Aku sangat menikmati waktu yang jarang kami nikmati ini. Kami sama-sama bekerja di Jakarta, tapi kalian tahu betulkan kalau Jakarta itu luas? Aku jarang sekali bertemu dengan pria didepanku ini karena selain jadwal kami yang penuh, jarak antara kantorpun memang jauh.

"Bunda pernah nelfon aku sekali, cuma gak keangkat soalnya sedang meeting" Aku benar- benar menyimak apa yang dia katakan. Sudah 1 bulan ini kami tidak bertemu, karena dia kemarin ada tugas di Singapore dan baru kembali 1 minggu yang lalu.

"Rev,"

Ucapanku dipotong oleh nada dering dari ponsel Revan. Jangan bilang....

"Halo, Assalamualaikum"
...........................
"Ada apa Lan?! Jawab aku!!"
...........................
"Kamu sekarang ada dimana? Aku kesana sekarang!"

Jangan.
Jangan pergi
Jangan pergi,Rev.

"Maaf, Diana aku harus pergi dulu, nanti aku hubungi kamu" setalah mengucapkan hal itu, dia pergi ke luar cafe ini. Selalu, selalu seperti ini. Ini bukan pertama kalinya dia lebih mementingkan Nalani. Waktu pertama kali, memang aku maklum karena Lani adalah satu satunya sahabat serta orang terdekat yang dia punya. Tapi, semakin lama aku tidak yakin bahwa dia serius denganku.

Aku pikir hari ini akan berakhir menyenangkan seperti yg aku kira. Tapi yang terjadi justru buruk! Sangat buruk!
Yang aku tahu, jika pasangan sedang ngedate, pastilah sang cowo akan menjemput dan mengantarkan sang cewe ke rumah dengan selamat. Tapi, apa yang terjadi dengan hubunganku?
Aku yang nyamperin dia ke kantornya. Aku ditinggalin oleh dia.

Buruk.

Kalau dari awal buruk seperti ini, akhirnya pun tidak akan bagus.

***

Sungguh aku benci senin! Oke. Aku senang jika pelanggan butikku bertambah, tapi kali ini aku mendapatkan pelanggan yang sangat ribet. riweh!!
Daripada hasil nya gak bagus, lebih baik aku pending dulu perkerjaanku.
Aku melirik ponselku yang sedaritadi tidak mengeluarkan bunyi apapun. Mengharapkan kabar dari Revan,huh?! Tidak mungkin!
Mengharapkan kabar Revan itu sama dengan mengharapkan kucingku kawin dengan ikan! Mustahil!

Aku memutuskan untuk shopping di salah satu mall di Jakarta, hitung hitung dapat inspirasi baru untuk desain.

Ugh! Aku merasa seperti orang jomblo! Bayangkan! Dengan pakaian kantor aku berjalan sendirian menyusuri Mall selama 2 jam!
Jomblo!
Eh? Aku kan punya Revan!

KFC! Sungguh menarik perhatianku. Hm paha atas dengan kulit yang kriuk tidak membuatku khawatir bertambah berat badan. :) lol

PurposeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang