1

123 7 3
                                    

Cewek itu berjalan ke arah gang yang cukup besar dan gelap. Dia menggenggam erat rantang yang kini di bawanya.

Perasaannya berkecamuk, berasa ada yang menganjal. Ia takut nanti makanan yang dia kasih kepada Kinan di abaikan atau di tolak. Padahal dia sudah memasak makanan itu sendiri.

Dua hari yang lalu, Karina memberikan makanan kepada Kinan--pacarnya, namun Kinan tidak mau. Ada saja alasan untuk menolak makanan itu.

Dia sebenernya bingung sama sikap Kinan yang berubah. Tapi Karina berusaha untuk mengerti.

Setelah menyelusuri gang yang gelap itu, di depannya sudah terdapat sebuah markas yang bisa dibilang markas anak-anak nakal.

Namun tidak, itu markas pembalap. Tempat Kinan dan teman-temannya nongkrong atau semacamnya.

Terlihat banyak anak-anak pembalap yang sedang mengobrol ria dan sepeda balapnya di parkir didalamnya.

Memang suasana markas ini selalu ramai kalau malam. Saat dia masuk, semua langsung menyapanya, "Karin"

"Eh dateng dia, mau ketemu Kinan yaa?"

Karin hanya tersenyum.

Sebagian mereka kenal pada Karina yang notabenya adalah pacar Kinan, sang raja pembalap.

Karina mencari-cari Kinan.

Tak lama, terlihat sosok berbadan tegap yang sedang bersandar di dinding sambil memainkan ponsel. Ya, dia Kinan.

Dia mainin hape tapi kok nggak bales sms gue, ya?

Sesegera mungkin dia menghapus pikiran-pikiran negatif yang muncul di kepalanya.

Dengan langkah kecil, Karina menghampiri Kinan yang masih tidak menyadari keberadaannya.

"Ini buat kamu. Ayam bakar, kesukaan kamu kan?"

"Gue kenyang"

Tuh, kan.

Senyumnya memudar. Sikap aneh Kinan yang di pertanyakan beberapa hari yang lalu, kini muncul lagi.

Contoh, biasanya tiap malem Kinan bakal nelpon Karina.

Biasanya tiap hari bakal nyamper ke kelas Karina, sambil ngajak makan di kantin.

Biasanya Kinan bilangnya 'aku-kamu' tapi sekarang, 'gue-elo'

Dan biasanya, kalo Karina pergi ke markasnya, dia pasti seneng, meskipun langsung ngabterin Karina pulang lagi ke rumahnya, soalnya kata Kinan 'gak baik kalo ada di tempat kayak gini malem-malem'

Tapi, sekarang, sikapnya berubah drastis.

Yang kebih parahnya dia menolak makanan yang telah dibuat oleh Karina sendiri dengan susah payah.

Dalam hati kecilnya Karina merasa bahwa Kinan sudah tidak peduli lagi dengannya, dan juga tidak mencintainya lagi. "Tapi, kali ini aja Nan" ucapnya memohon. Namun ucapannya sama sekali tidak digubris oleh Kinan dan Kinan langsung pergi meninggalkan Karina sendiri.

Karina benar-benar ingin menangis. Namun keadaan tidak memungkinkan. Tiba-tiba seseorang mengambil rantang makanan yang dibawanya. Dia kaget dan beranjak untuk mengambilnya kembali.
"Jangan dimakan! Makanan ini bukan buat kamu" teriaknya.

Seketika Bryan dan Karina terdiam. Memikirkan apa yang mereka pikirkan masing-masing.

"Tapi, kalo kamu pengen, ambil aja. Lagian ini juga nggak dimakan. Usahaku sia-sia" ucap Karina sambil menitikkan air mata yang sudah lama dibendungnya. Bryan tersentak mendengar kata-kata Karina tadi.

The World of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang