1

260 27 1
                                    

Aku berjalan cepat menuju aula utama. Sial. Aku terlambat. Bagaimana kau bisa terlambat saat upacara penerimaan siswa baru, Lee Suhyun?

Seandainya tadi aku berangkat bersama kakakku. Seandainya tadi aku tidak memilih untuk naik bus sendirian. Seandainya. Seandainya. Sial. Sial.

Aku berhenti di depan pintu utama aula. Beberapa murid yang mungkin panitia acara penerimaan siswa baru terlihat berjaga di depan pintu besar.
Mereka memperhatikanku dari atas sampai bawah.

"Kau siswa baru?" Tanya salah satu dari mereka. Aku mengangguk pelan.

"Kau terlambat, dan maaf kau tidak bisa masuk ke dalam."

"Maaf, tapi kumohon bolehkan aku masuk." Aku meletakkan kedua tangannku di depan dada, memohon pada orang-orang berwajah garang itu. Gawat saja kalau aku tidak masuk ke dalam aula itu. Bisa-bisa buku konselingku sudah berisi pelanggaran.

"Maaf, dia salah satu pengisi acara." Seseorang tiba-tiba menepuk pundakku dan berbicara pada senior-senior itu. Aku menoleh ke arah asal suara dan mendapati laki-laki berwajah baby face berdiri di sebelahku.

"Oh, Jinhwan hyung. Kalau dia pengisi acara seharusnya dia lewat pintu samping." Kata seorang laki-laki bername tag Goo Junhoe.

"Maaf June. Aku lupa memberitahunya kemarin." Laki-laki yang kuketahui bernama Jinhwan itu tersenyum pada senior berwajah galak itu.

"Terserah padamu." Kata senior garang itu.

"Ayo, kita seharusnya lewat pintu samping." Laki-laki itu mengajakku berjalan ke pintu samping aula. Dan tanpa sadar aku mengikutinya.

Tunggu, kenapa aku mengikutinya? Bisa saja dia melakukan hal aneh-aneh padaku. Astaga Lee Suhyun apa yang harus kau lakukan? Kabur? Kabur kemana? Kau tidak tau seluk beluk denah sekolah ini. Berteriak? Berteriak pada siapa? Disini tidak ada orang. Sial.

"Silakan." Jinhwan membukakan pintu samping aula untukku sambil tersenyum. Aku terdiam. Sial senyumannya manis sekali. Suhyun apa yang kau pikirkan? Aku menundukkan kepalaku malu, mengingat aku sudah berpikiran buruk padanya. Aku berjalan memasuki aula yang ramai itu.

"Cari tempat duduk kosong dan nikmati acaranya. Sampai jumpa" Katanya ramah dan berjalan meninggalkanku menuju belakang panggung. Aku mengangguk kecil.

"Ano... terima kasih." Kataku sebelum Jinhwan benar-benar menjauh. Jinhwan menoleh kearahku dan kembali tersenyum. Sial jangan keluarkan senyuman itu lagi.

"Sama-sama." Jawabnya masih dengan sifat keramahannya.

"Namaku Lee Suhyun, dan sekali lagi aku ucapkan terima kasih atas bantuanmu." Kataku sekali lagi.

"Namaku Kim Jinhwan, dan sekali lagi aku ucapkan sama-sama atas ucapan terima kasihmu. Sampai jumpa Lee Suhyun." Kata Jinhwan lalu kembali berjalan kearah belakang panggung.

Kim Jinhwan.

***

Aku tersenyum sekilas pada gadis bermata sipit itu dan kembali berjalan menuju ke belakang panggung.

"Darimana saja kau?" Tanya Song Yunhyeong, salah satu temanku. Aku tersenyum dan duduk disalah satu bangku di belakang panggung.

"Mengurus beberapa hal kecil." Kataku.

"Hal kecil? Maksudmu siswa baru bermata sipit itu?" Tanya Kim Jiwon, temanku yang lain.

"Namanya Lee Suhyun." Aku menyebutkan nama gadis itu.

"Ah, sepertinya kalian sudah bertukar nama. Apa kalian juga sudah bertukar nomer telefon?" Jiwon mencoba menggodaku.

Time and Fallen LeavesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang