2

299 30 15
                                    

"Suhyun." Kakakku, Lee Chanhyuk memanggilku. Aku menoleh kearah nya.

"Iya?" Tanyaku.

"Kau kenapa tiba-tiba mau tampil? Padahal sebelumnya kau menolaknya habis-habisan." Tanya kakakku. Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal.

"Eum... Aku hanya ingin menyenangkan hati kakak saja." Aku tersenyum, berharap kakakku satu-satunya itu mau mempercayai perkataanku.

"Benarkah? Apakah bukan karena senior Jinhwan?" Kak Chanhyuk yang tengah duduk dihadapanku memandangku tajam.

Astaga.

"Senior Jinhwan? Kenapa tiba-tiba senior Jinhwan? Ahahahaha." Aku tertawa garing, mengelak perkataan kakakku.

"Kau pikir aku tidak melihatmu datang bersama senior Jinhwan lewat pintu samping, nona muda?" Kakak menyipitkan mata sipitnya.

"Aku tidak melakukan apa-apa." Aku memasang wajah memelasku.

"Senior Jinhwan membantuku masuk karena tadi aku terlambat. Kakak pasti tahu kan senior-senior penjaga itu menyeramkan dan mereka tidak memperbolehkanku masuk. Lalu senior Jinhwan tiba-tiba datang dan menolongku. Membawaku masuk aula lewat pintu samping." Jelasku panjang lebar.

"Begitu ya?" Kak Chanhyuk mengangguk mengerti. Aku menghela nafas lega.

"Tidak apa-apa kalau kau menyukainya." Kata kak Chanhyuk tiba-tiba, aku menoleh kearahnya kaget.

"Kenapa tiba-tiba menyukainya?" Kataku kesal.

"Entahlah." Kak Chanhyuk memasang wajah datarnya dan berlalu meninggalkan meja kantin.

"Dasar menyebalkan." Teriakku kesal. Ups... aku menoleh ke sekelilingku dan mendapati beberapa murid menatapku. Aku tersenyum kecut dan menunduk meminta maaf.

"Jangan pulang dulu, tunggu aku selesai membereskan aula." Kata kak Chanhyuk sambil berlalu keluar kantin

***

Aku benci menunggu. Kak Chanhyuk menyebalkan. Berapa lama lagi aku harus menunggunya?

Aku berdiri tepat di depan pintu masuk sekolah, menunggu kakakku. Aku melihat jam tangan yang melingkar di tangan kiriku.

Satu setengah jam sudah aku menunggunya.

Dan tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.

Oh tuhan.

Aku mundur beberapa langkah, menghindari air hujan yang masuk ke dalam koridor utama sekolah. Aku menyandarkan punggung pada salah satu sisi koridor. Tidak ada orang selain aku disini. Sebagian besar murid sudah pulang sejak tadi.

Aku menghela nafas berat. Lihat saja nanti kau, kak.

"Hai." Seseorang -yang entah sejak kapan berdiri di sebelahku- menyapaku. Sepertinya aku mengenal suara itu. Aku menoleh untuk melihat siapa yang menyapaku.

Senior Jinhwan.

Aku menelan ludahku gugup. Tunggu. Kenapa aku gugup? Lee Suhyun kau kenapa? Baiklah. Sekarang jawab sapaannya.

"Hai." Jawabku. Ia tersenyum. Manis. Astaga, pipiku terasa panas. Lee Suhyun kau kenapa?

"Kau belum pulang?" Tanyanya. Aku memutar mataku. Menurutmu?

"Menurutmu?" Kataku. Ups, keceplosan. Suhyun kau tidak sopan sekali. Senior Jinhwan lagi-lagi tersemyum. Aku menundukkan kepalaku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Time and Fallen LeavesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang