Chapter 3

19.6K 1.7K 119
                                    


#Business, Please Be Nice To Me!

Adrian tak tahu sejak kapan dia mulai tertarik pada dunia seperti ini. Artinya, usaha Will untuk membuatnya tertarik dengan bisnis tidak sia-sia. Adrian sudah mulai masuk dalam dunia bisnis. Dia sudah mulai ikut Will kemanapun cowok, ah.. pria itu melangkah. Adrian bahkan tak segan-segan untuk ikut bernegosiasi dengan perusahaan lain.

"Bagaimana kerja sama kali ini? Apa kamu puas?" Will bertanya cepat saat Adrian baru saja melepas jas dan kemejanya. Adrian menghembuskan nafasnya frustasi. Dia tak tahu harus menanggapi seperti apa ucapan Will. Awalnya dia malas sekali walau sekedar ingin tahu. Tapi dia harus melakukannya. Demi papanya. Demi perusahaan kenangan mendiang ibunya. Harus.

Adrian melepas jasnya, melemparnya ke sofa dengan raut kesal. Dia menoleh ke arah Will dengan raut protes.

"Gue agak nggak suka sama CEO-nya! Dia kayak ngeremehin kerja sama kali ini. Emang sih targetnya kecil, artinya kalo emang dia mau dia bisa dapat keuntungan yang lebih besar. Dia udah keburu nganggap kerja sama kali ini remeh banget. Kita lihat aja nanti, siapa yang akan dapat keuntungan yang lebih besar!" Adrian menggerutu. Will meliriknya sambil tersenyum geli.

"Anggap saja ini sebagai awal pembelajaran kamu..."

"Nggak, nggak! Gue nggak mau lakuin ini setengah-setengah...."

"Lalu?"

"Kenapa lo mau kerja sama bareng dia? Kayak nggak ada orang lain aja, deh om!"

Will tersenyum lalu melangkah ke arah Adrian. Adrian mundur, siaga. Dia tidak ingin Will menyerangnya lagi. Sudah cukup hari-hari kemarin Will melecehkannya. Sekarang dia sudah tidak ingin bergabung dengan tingkah abnormal Will. Maksudnya semacam skinship dan perbuatan gila lainnya. Kissing included!

"Dia yang mengajukan diri untuk kerja sama terlebih dulu. Saya pikir ini baik untuk pembelajaran kamu. Lagipula lebih baik kan kerja sama dari tahap yang mudah dulu." Will mengangkat bahu. Adrian gemas, menggigit kukunya bete.

"Pantesan dia songong! Dia kira karena kerja sama bareng gue yang baru aja belajar, jadi dia bisa songong gitu! Oke, oke! Gue ikutin permainan dia!" Entah sejak kapan aura kelam sudah menguar dari tubuhnya. Will tersenyum geli untuk yang kesekian kalinya. Dia ingin tahu seberapa banyak Adrian belajar tentang bisnis.

"Kali ini, serahin ke gue om! Lo jangan ikut campur sedikitpun!" Adrian mengancam. Will mengangkat kedua tangannya, melambai santai.

"Saya memang nggak akan ikut campur apapun urusan kamu..."

"Bagus!"

Adrian pergi dari sana dan kembali ke kamarnya. Tangannya sibuk mengetik beberapa data di sana. Tentu saja sambil sesekali surfing untuk mengetahui informasi tentang perusahaan itu. Perusahaan yang CEO-nya agak songong. Usianya memang masih muda, seumuran kira-kira dengan om Will. Adrian sibuk membaca informasi-informasi perusahaan itu.

Adhyakta Pratama Inc. adalah perusahaan yang bergerak di bidang otomotif. Sasaran perusahaan ini adalah perusahaan kecil yang bekerja di bidang serupa. Usaha utamanya adalah menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh perusahaan kecil tersebut. Adhyakta Pratama adalah produsen yang memberikan hak distribusi pada perusahaan kecil di bawahnya. Perusahaan ini pernah mengalami kebangkrutan karena....

Mata Adrian masih menelusuri kata demi kata informasi dari perusahaan itu. Lalu perlahan senyuman licik terukir di bibirnya saat melihat headlines dari sebuah web. Adrian sudah punya rencana. Kali ini Will pun tak boleh tahu apa yang akan dia lakukan.

Hello, Boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang