Marcell dan Risa pun mengikuti mama Rain yang mengarah ke sofa di ruang keluarga. Lalu Marcell membaringkan Rain di atas sofa, kemudian mamanya menyelimuti tubuh Rain yang basah dengan selimut kesayangan Rain yaitu selimut bergambar Doraemon selain menyukai hujan ia juga sangat menyukai Doraemon, dari dingding kamarnya sampai seluruh barang yang ada di dalamnya pun bergambar Doraemon.
"Rain ngapain sih kamu hujan_hujanan"mengelus rambutnya.
"Kirain tante tahu kalo Rain main hujan_hujanan!"Seru Risa yang dari memperhatikan Rain yang masih terbaring lemah.
"Enggak, dia gak bilang saking rindunya kali sama hujan makanya ia sampai lupa kali bilang sama tante" jawabnya pelan
"Gak bawa ke rumah sakit aja tan?"tanya Marcell
"Gak usah paling dia pusing aja kelamaan kena air"menyakinkannya.
Karena Rain belum juga siuman Marcell dan Risa pun pamit pulang.
"Tan Risa pulang ya!. Semoga Rain cepet siuman!"seru Risa Menghampiri mama Rain yang tengah duduk di samping Rain, Risa bersalaman dengan mama Rain diikuti Marcell.
"Iya, Risa makasih ya!"
"Tan aku juga pulang dulu ya mama takut nyariin hiihi" bersalaman
"Rumah deketan aja takut di cariin"tertawa geli
Marcell hanya tertawa kecil dan beranjak dari tempat duduk mama Rain dan keluar dari dalam rumahnya. Mama Rain hanya megelus_ngelus rambut Rain dengan penuh kasih sayang. Tak lama kemudian hujan pun reda dan Rain pun siuman.
"Rain kamu udah siuman!"seru mamanya dengan wajah bahagia Rain hanya mengernyitkan dahinya dan menatap bingung mamanya.
"emang Rain kenapa mam? Trus kenapa Rain ada disini?"bangun, lalu duduk di sebelah mamanya sambil menyandarkan kepalanya ke pundak mamanya!
"Rain kamu gak sadar apa gimana sih?" tanya balik mamanya
"sadar apaan sih mam seinget Rain, Rain lagi main hujan-hujanan sama Risa malah tadi si Marcell lihatin Rain dari kamarnya" jawabnya mencoba meyakinkan mamanya.
"Yaudah, yang penting kamu gak papa kan?"tanya mamanya memasang wajah khawatir
"enggak mama sayang!"memasang wajah gemes.
"syukur deh" jawab mamanya
*"emang aku kenapa sih mam?"* wajah memohon
"kamu pingsan sayang"jawab mamanya santai
"whaaattt!!!! Pingsan mam?" mengangkat kepalanya dari pundak mamanya dan memandangnya dengan wajah terkejut
"iya, pingsan"
"pingsan?, mama tahu kan kalo Rain ujan-ujanan biasa aja kan"
"iya, yaudah sana kamu bersih-bersih badan terus istirahat di kamar" seru mamanya, sambil meraih majalah yang ada di atas meja depan sofa tempat duduknya. Rain pun beranjak dari tempat duduknya dan menuju kekamarnya.
******
Malam hari pukul 20:00an ia duduk di depan kaca jendela kamarnya yang masih tersisa bekas tetesan air hujan tiba_tiba ia terpikir sesuatu.
"gue pingsan trus siapa yang bawa gue ke rumah? kan mama gak tahu gue main ujan_ujanan, masa Risa? Gak mungkin dia bawa gue meskipun gue kurus? Masa juga si Cowok nyebelin si Marcell? Dia kan takut ujan! Gak mungkin banget! Apa mungkin? Ah gak mungkin! Trus siapa yang bawa gue ke rumah?" *batin Rain penuh tanda tanya*
"besok aja deh tanyain sama Risa"melangkah ke arah tempat tidurnya. Lalu ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan menarik selimut sampai kelehernya tak lama kemudian ia tertidur pulas.
******
Seperti Biasa ia bangun pagi_pagi pukul 04:40 pagi, lalu ia mengambil wudhu dan solat, tak lupa ia membuka kaca jendela tempat ia menghirup udara segar di pagi hari, setelah itu ia membereskan kamarnya, kemudian ia mandi dan bersiap_bersiap pergi ke sekolah, dengan seragam putih Abu_abu, tas bergambar doraemon, dan rambut yang di gerai yang menutupi punggung nya.
Jam yang terbelit di tangannya menunjukkan pukul 06:30 baru saja ia selesai menghabiskan makanannya dengan cepat meminum segelas air yang telah mamanya siapkan dan mengambil dua buah apel kedalam tasnya."Mam Rain mau berangkat nih" membuka pintu depan rumahnya
"iya Rain bentar" menghampiri Rain yang sedang memasang sepatu kekakinya.
"uang jajannya udah kan?"tanya lagi mamanya
"udah mam!"meraih tangan mamanya dan mencium tangannya
"hati_hati ya Rain, belajar yang bener!"
"iya mama ku sayang, bye" melangkahkan kakinya, menuju rumah Risa yang tak jauh dari rumahnya.
Mamanya pun kembali ke dalam rumah. Setelah di depan teras rumah Risa ia memanggilnya. *"Risaaa..!"* teriak Rain, tak lama kemudian ia membuka pintu depan rumahnya dan memasang wajah terkejut. Rain hanya bengong melihat Risa seperti itu. Dengan cepat ia keluar dari rumahnya dan memeluk Rain dengan erat, Rain hanya terdiam kebingungan.
"hello, Risa loh kenapa? pake peluk_peluk lagi!" Emang ada yang aneh?" melepas pelukan Risa
"gue kira loh masih sakit!"Serunya sambil berjalan.
mengernyitkan dahinya "gue itu gak sakit! Loh lihat kan gue fine fine aja ya kan?" meyakinkan sahabatnya.
Mereka berdua berangkat kesekolah dengan berjalan kaki, bukan berarti mereka tidak mempunyai motor, mobil, ataupun antar jemput dengan supir pribadi, melainkan karena mereka berdua orangnya bersifat sederhana dan tak ingin memamerkan harta kepunyaan orangtua nya lagi pula sekolahnya tidak terlalu jauh dari rumahnya.
Tak terasa mereka berdua telah sampai di depan gerbang sekolah dan menuju kelasnya. Dari setiap kelas banyak orang_orang yang menyukai Rain, mereka selalu menyapa nya dengan ramah.selain ia cantik, baik, ia mempunyai sifat murah senyum dan berteman dengan siapa saja, ia juga salah satu murid yang pintar dan cerdas membuat hampir semua guru menyukainya.
Seperti biasa ia selalu ke perpus sambil menunggu bell masuk berbunyi. Tak sengaja di jalan menuju ruang perpus Rain berpapasan dengan dua orang teman sahabatnya Marcell
"Haii! Rainnata!"seru mereka bersamaan
"hey li ,gas,!" jawabnya agak males
"eh by the way lo mau kemana Rain?" tanya Bagas
"pasti keperpus ya kan? Kan? Kan? " timbal Ali
"iya emang kenapa?"
"gak papa, eh si Marcell kemana ya loh tahu gak dia kemana?"tanya nya sambil menengok ke kiri, kanan, depan, belakang.
"ouhhh Marcell tanyain aja yah ke..euu... itu tuh"
menunjuk ke arah tukang balon yang ada di sebrang jalan, Ali dan Bagas pun mengalihkan pandangan nya ke arah yang tunjuk Rain. Rain pun berlari dan meninggalkan mereka berdua."emangnya abang_ab.."
Bagas terdiam seketika melihat Rain sudah tidak ada di depannya. Lalu ia memukul pundak Ali yang masih memperhatikan Tukang balon di sebrang jalan. Maklumlah Ali agak idiot tapi dia mempunyai wajah yang tampan, ia salah satu cowok berkacamata di kelas Marcell yaitu kelas XI-B.
