Chapter 31

58K 3K 27
                                    

[ David ]

•••

Pegal dan lelah, tubuhku rasanya mulai kaku. Pekerjaan hari ini cukup membuat tenaga dan pikiranku terkuras. Beberapa hari meninggalkan pekerjaan karena harus membantu Keyra mengurus pernikahan sahabatnya.

Aku tak masalah, untung ada Hans yang membantuku mengatur perusahaan dengan baik. Karyawanku juga begitu kompeten di bidangnya masing-masing, jadi aku tak perlu khawatir.

Lantas, aku memutuskan untuk pulang. Aku tak sabar ingin bertemu dengan Keyra dan mendengar ceritanya hari ini. Belakangan hubunganku dengannya jauh lebih baik. Pun, ingatan lucu saat kami di hotel.

Jujur, aku senang ketika dia memeluk tubuhku saat tidur. Apalagi melihat wajahnya yang merona ketika seluruh keluarga menggodanya, dia sangat manis. Ditambah ketika dia tersenyum, pun tertawa, aku senang mendengar suara tawanya. Apalagi malam itu, dia tertawa karena diriku.

Akhirnya aku tiba di rumah hampir pukul 11 malam. Saat aku turun dari mobil, aku tak melihat mobil Keyra di garasi. Apa dia belum pulang?

Aku langsung memeriksa ponselku, namun tak ada pesan dari Keyra. Seingatku, siang tadipun sempat meneleponnya tapi dia tak mengatakan apa-apa.

"Dedeh!" teriakku saat memasuki rumah.

Asisten rumah tanggaku langsung datang dengan tergesa-gesa setelah mendengar teriakanku.

"Ya, Tuan?"

"Keyra belum pulang?" Dia menggeleng. "Tadi sempat pulang?" Dia menggeleng lagi. "Ya udah." Dedeh lalu kembali ke tempatnya tadi berada.

Ke mana Keyra sampai sekarang belum pulang? Biasanya dia akan memberitahuku jika pulang malam atau ke mana pun dia akan pergi.

Apa mungkin dia masih di restoran? Mengingat Rey tengah berbulan madu, bisa saja Keyra menggantikannya di sana. Lebih baik aku coba menghubungi ponselnya saja.

Sial! Tidak aktif.

Berpikir positif. Mungkin saja ponselnya kehabisan daya. Karena sibuk, jadi tak sempat memperhatikan ponsel. Aku harus yakin jika Keyra baik-baik saja.

Sungguh tubuhku rasanya lelah. Dengan langkah gontai, aku pun menyeret kakiku menuju kamar. Sambil menunggu Keyra, lebih baik aku merebahkan diri sejenak. Aku butuh kasur.

***

Pagiku rasanya hambar saat menatap meja makan kosong. Tak ada Keyra yang menyambutku. Kamarnya pun kosong dan rapi, sama sekali tak nampak tanda-tanda bekas ditiduri. Apa dia tidak pulang semalam? Pesan darinya pun tak ada. Aku mulai khawatir.

Saat aku bertanya kepada asisten rumah tangga, tukang kebun, hingga satpam rumah, pun tidak ada yang melihat Keyra pulang. Ke mana dia? Apa mungkin di tempat Jenny? Ah, tidak mungkin.

Seingatku, Jenny belum kembali dari berlibur bersama Ken dan kedua mertuaku ke Jogja, kota asal ibu mertuaku. Apa dia bersama kekasihnya? Tapi sepertinya tidak mungkin. Setahuku, kemarin Joe ada rapat tender bersama Hans dan selesainya cukup malam.

Memang, perusahaan Joe sempat mengajukan kerjasama pada perusahaanku. Lalu kemarin Hans kuutus untuk mewakiliku. Lebih baik aku menelpon Hans, memastikan kemarin rapat usai jam berapa.

Aku hanya khawatir jika memang Keyra sekarang tengah bersama Joe. Memang, mereka adalah sepasang kekasih, tapi aku tak suka menyadari hal itu.

Belum sempat aku menelpon Hans, tiba-tiba sebuah pesan masuk. Itu dari Keyra, lantas aku bergegas membaca pesan darinya.

From: Keyra
Dave, sorry semalem gue nggak pulang. Udah kelelahan, dan gue stay di apartemen gue. Malam ini sepertinya gue nggak pulang lagi, restoran lagi ramai. Nanti gue kasih kabar lo lagi. Bye!

Trapped in WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang