*Marisa Pov*
Pagi ini aku sedang berada dimeja makan bersama mom dan dad berhubung hari ini weekend jadi ya kami semua berkumpul di atas sebuah meja makan. Karena biasanya dad dan mom akan pergi bekerja sehingga terkadang ia melupakanku dan akhirnya kami tak memiliki waktu bersama, aku tak memiliki saudara itulah yang menyedihkan dariku.
"Kau ada kegiatan apa weekend ini honey?" Tanya mom.
"Hmm tidak ada mungkin aku akan dirumah saja" ucapku lalu masukkan selembar roti berisi selai kacang kesukaanku kedalam mulut.
"Kau tak pergi bersama Justin?" Tanya mom.
"Tidak" ucapku singkat.
"Baiklah kalau begitu. Mom dan dad mau keluar sebentar ada urusan mendadak. Apa kau tak keberatan?" Tanya mom.
Akupun menghela nafas. "Ya, pergilah mom dad aku sudah terbiasa dengan itu. Dont worry" ucapku meyakinkan.
"Baikalh kalau begitu hati hati yah sayang kami pergi dulu" ucap momku lalu bangkit dan aku hanya mengangguk.
"Take care my girl" ucap dadku mengecup keningku lalu berlalu pergi.
Huft. Mereka memang selalu seperti itu. Sungguh kasihan hidupku ini. Sabar icha sabar.
Drtt...
Ponselku bergetar tanda pesan masuk.
From: My boy
Kamu dimana?
To: My boy
Lagi dirumah, baru sudah sarapan. Kenapa memangnya?
From: My boy
Ke starbucks sekarang bisa tidak?
To: My Boy
Hmm.. yaudah tunggu aku 5 menit.
Setelah itu tak ada balasan lagi dari justin. Oh iyaa justin itu kekasihku kami telah berpacaran 2 tahun belakangan ini. Justin itu terkadang manis terkadang cuek terkadang juga romantis. Plin plan kan sifatnya.
Aku bergegas berjalan keluar rumah menuju starbuks yang jaraknya sedikit jauh dari rumah. Kalian tahu sekarang sudah lebih dari 5 menit tetapi aku belum juga sampai. Aku tahu justin sudah sangat kesal sekarang. Aku tak tahu mengendarai mobil itu sebabnya sekarang ini aku berjalan. Aku sedikit mempercepat langkahku seperti berlari kecil. Saat telah sampai didalam SB aku sedikit mengatur nafas dan juga melap keringatku yang bercucuran. Justin tengah duduk di ujung pojok Sb.
"Mengapa kau lama sekali?" Tanyanya kesal saat aku baru mendudukan bokongku dikursi.
"Tadi ituu.. aku han---"
"Stop, jangan bawel lagi. Sekarang ayo kita makan" ucapnya dingin tanpa mempedulikanku lalu bangkit. Aku pun ikut bangkit lalu mengikutinya dari belakang.
Kami berjalan masuk kedalam sebuah resto kecil samping Sb.
"Kau mau makan apa?" Tanya dengan pandangan tertuju pada menu.
"Aku sudah kenyang. Kau saja yang makan" ucapku.
"Tidak kau juga harus makan" ucapnya.
"Terserahmu lah just" ucapku menghela nafas.
Aku hanya memakan 2 sendok dari pesanan justin tadi. Sungguh aku sangat kenyang. Aku melihat justin sedang memakan spagetinya dengan lahap. Dia benar-benar lelakiku yang kelaparan.
"Sudah puas memandangiku".ucapnya tiba tiba mengangkat kepalanya.
"Tidak. Kau ke geeran sekali" ucapku sedikit terkekeh.
"Memang sepertikan sayang" ucapnya nge wink. Nah kan sudah kubilang sifatnya susah ditebak.
"Hentikan tatapanmu itu. Bodoh" ucapku kesal. Ia hanya terkekeh.
Lalu ia melanjutkan lagi kegiatannya. akupun memandang kearah luar jendela memperhatikan orang orang yang berlalu lalang."I'm done" ucap justin. Akupun memalingkan wajahku kearahnya lagi.
"Sudah kenyang?" Tanyaku. Dia hanya mengangguk.
"Ayo" ucapnya lalu bangkit dan meninggalkan beberapa dollar diatas meja. Akupun bangkit lalu berjalan disampingnya.
Saat keluar dari resto tanpa sengaja aku menubruk bahu seorang lelaki. Cukup lama kami saling bertatapan. Mata lelaki itu sangat indah brrwarna biru laut. Seakan menghipnotisku. Hingga sebuah deheman membuatku tersadar.
"UKHM" justin. Ya itu deheman yang cukup keras.
"Ma-maafkan aku. Aku tak sengaja" ucapku dengan muka bersalah.
"Ya, tak apa" ucap lelaki dengan suara berat dihadapanku.
"Maaf sekali lagi" ucapku menunduk.
"Maaf kami harus pergi" ucap suara yang kelewat dingin itu. Kutahu itu justin. Setelah itu ia menarik pergelangan tanganku dengan kasar keluar dari resto.
"Justin, aduh sakit. Lepaskan" ucapku sedikit meringis. Aku tahu pasti sekarang pergelanganku sudah memerah. Aku menghempaskan tangan kasar agar terlepas dari pergelanganku.
"Kita pulang" ucapnya dingin. Lalu menarikku lagi menuju mobilnya.
"Stop. Tidak usah, aku pulang sendiri saja" ucapku kembali menghempaskan tangannya. Laly berlalu pergi dari hadapannya.
"ICHA" Teriaknya tapi aku tetap terus berjalan tanpa mempedulikannya.
Ia selalu seperti itu saat aku tak sengaja berpapasan dengan lelaki. Aku tahu dia cemburu tapi ke cemburuannya sungguh berlebihan. Dan itu menyakitiku.
---------
Nahh bagaimana dengan cerita gua kali ini. Maaf yang Last love latter gue hapus soalnya gue kehabisan pemikiran buat kedepan. Makanya deh karna gua punya pemikiran baru jadi gua bikin story baru.
Oh iya tinggalin komentar kalian kalau mau gua lanjut. Atau setidaknya tinggalin vote-lah okk. Bubay.
Mrs. Bieber
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy
FanfictionGadis ceria nan cantik itu bernama Marisa Larson. Ia memiliki Kekasih bernama Justin Bieber. ia lelaki yang mungkin sangat sulit di tebak terkadang ia bersikap sedingin es di kutub utara, terkadang juga ia bersikap manis terhadap gadis itu. Akan Tet...