Harapanku berbanding terbalik dengan kenyataan. Bermimpi menjadi seorang koki terkenal, punya banyak uang, pergi salon, belanja, pamer, huh... dunia ini kejam..
Yang ada di depanku sekarang, seorang bule jadi-jadian yang paling berkuasa diantara yang lain (memang keadaannya seperti itu), tengah menatapku intens hingga aku tidak bisa konsentrasi untuk bekerja.
Lap sini, lap sana... nyapu sini, nyapu sana..
Percuma saja namaku diangkat sebagai koki kalau akhirnya mengerjakan pekerjaan Office Girl.
Bule jadi-jadian! Liat aja, kalau sukses nanti, bakal aku balas!
"Jangan mengumpatiku, Tania!"
Dug!
"Ah... iya, Chef!" Ketahuan...
****
Tania Putri Ananda, 23 tahun bertransformasi dari badan badak ke badan manekin. Hasil kerja dietnya selama dua tahun, ia sukses menjadi cantik layaknya seorang putri Indonesia. Ingat, Putri Kampungan.
Gilbert Andrewson, 28 tahun penuh karisma akan pria sejati. Terkenal dingin karena suka minum kopi dingin. But, di balik dinginnya dinding di hati seorang Gilbert, ia memiliki kehangatan seperti selimut di musim dingin. Adem dah!
Break coffee, nama sederhana dari kafe serba-serbi western. Dimana cinta mulai bersemi saat dapur dan kasir bersatu. Ah! Maaf, di saat pemilik dan pekerja menyatukan perasaan di dalam sana. Awalnya dingin, namun hangat di bagian akhir. Percecokan mulut terjadi dengan berbagai bahasa.
"Don't do that! Listen carefully!"
"Bule gila! Wong orang juga bisa bahasa inggris! Sat ap! Sat ap! Oke?!"
"Hei! Apa maksud kamu sat ap? Please, kalau tidak bisa berbahasa Inggris, pakai bahasa Indonesia yang benar! Biar saya mengerti!"
"Suka-suka orang! Mau pake bahasa Jawa, Madura, Minang, Batak, Ambon, toh, itu semua bangsa saya!"
"You?! How dare you screaming on me?! Apa kamu mau saya pecat?!"
"Pecat aja, gak apa-apa kok. Aku ne udah gak betah di sini! Bosnya sarap!"
"Holly sh*t!"
"Bule fucuk!"
Itulah keseharian di kafe ini... menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest Coffee
Short Story"Tania! Jelaskan apa yang kamu masak!" "Tania! Berapa banyak gula di dalamnya?!" "Tania! Lihat di depanmu!" "Tania!... Tania!... Tania!" Begitu terus sampai telingaku panas mendengar omelan darinya. Siapa lagi kalau bukan bule jadi-jadian macam dia...