Tania
Kalau saja di sini ada CCTV, aku pasti sudah terkenal dan kaya raya. Bukan cuma tulisan baku yang terkenalnya bakalan lama.
Cukup frustasi, sih. Tapi, mau gimana lagi, nama Tania pasti akan terkenal juga walaupun lewat cerita ini. Fighting!
Hm, karena ini opening, jadi aku bakal cerita apa saja kesukaanku.
Pertama, siapa yang gak suka coklat? Nah! Menu satu ini yang menjadikan aku seperti sekarang, yaitu sukses di masa depan. Kata orang-orang, aku ini kampungan, gak pande apa-apa. Toh, itu cuma kata orang. Meskipun kampungan, aku bisa menyajikan menu ala Amerika. Dessert kesukaan si bule jadi-jadian, apalagi kalau bukan Cho-cokolat.. Cokolat Malt Kek.
"Chocolate Malt Cake, weird!" - Gilbert Andrewson.
Hei?! Ini bagian saya! Jangan masuk sebelum saya selesai! Bule sinting!
Nah! Bule barusan itu adalah... hm, aku gak perlu jelasinnya sekarang. Topik kita openning, gak usah ngurusin dia, deh!
Chocolate Malt Cake, kue full coklat yang disajikan dengan lelehan malt fudge sauce di setiap sisinya. Disajikan secara seimbang, antara rasa manis dan juga ketebalan dari isi roti. Taburan toping marshmallows dan coklat ovaltine yang menggoda. Serta taburan kacang sesuai kesukaan kita di setiap pinggir roti yang menambah kesan mewah.
"Lalu, kue itu enaknya makan bareng siapa?" - Author.
Idih! Author nompang eksis. Oke, aku bakalan tetep jawab.
Chocolate Malt Cake enaknya dimakan bareng teman-teman, keluarga atau...
"Pacar?" - Author.
Haha, aku jomblo, om!
"How about me, Tania?" (Nongol dari balik tembok.) - Gilbert Andrewson.
Hus! Hus! Kalian ganggu semua! Jelas-jelas ini part khusus untuk aku! Kejam! (Lari dari kamera.)
"Hm... well, kita lanjut ke Gilbert Andrewson aja, ya?"
****
Hi guys! My name is Gilbert Andrewson. I'm the one who fin--
"Om bule, jangan pake bahasa Inggris. Ane gak ngerti!" - Author.
Ah! Baiklah.
Hm, seperti part Tania di bagian atas part saya. Kali ini saya akan menceritakan tentang tingkah laku gadis itu di kafe milikku.
Tania, dia orang yang paling tidak bisa diam. Bergerak kesana-kemari seperti cacing kepanasan. Mulutnya itu, selalu seperti bebek, tidak bisa diam, apa istilah lainnya? Saya lupa...
"Cerewet, om..." - Author.
Nah! Itu maksud saya. Dia juga koki yang paling merepotkan. Terkadang saya heran, kenapa dia selalu ceroboh di dalam dapur, di depan umum ataupun--
"Tunggu! Bule kurang ajar ye! Jelek-jelekkin aku di sini! Ntar malah gak ada yang srek sama aku. Kamu tuh sengaja bikin aku malu? Oke, kita putus!" - Tania.
W-what? Hei, Tania! Come ovee here... don't be mad, honey, I'm just--
"Jangan pake bahasa Inggris! Kamu tahu, kan? Kalau aku tuh gak bisa bahasa Inggris! Aminah seduh... hu.. hu... " -Tania.
"Seduh apaan? Dasar alay. Karakter cerita gue gak ada yang bener! -_-" - Author.
Honey, I'm sorry...
"Gilbert kruel! Hu..." (Lari lagi.) - Tania.
Tania! Tunggu! (Ngejar.)
".... (hening.)" - Author.
****
Hehe, maaf openingnya kacau. Dua orang aneh itu gak bisa diajak serius, dan lagi, mereka pasangan paling alay. Aje gile...
Okey, di part selanjutnya kita akan bercerita tentang kisah mereka berdua. Majikan dan pembantu.
Hm, kita ubah aja ya, biar lebih sopan ke yang tua. Cerita tentang sang koki dan pemilik kafe.
Yang pria sangatlah kritis, serius dan berkarisma. Gilbert Andrewson, hm, gimana cara mendeskripsikan tuh orang, ya?
Oke, gini aja deh...
Matanya yang berwarna biru laut, melirik setiap gerik wanita yang ada di depannya. Lirikkannya itu membuat sang wanita salah tingkah. Tentu saja, pria tampan berkarisma mana yang membuat orang tenang di dekatnya? Tentu tidak ada. Rahang kokoh yang tercipta sempurna serta bibir merah sakura dan hidung mancungnya . Tubuh tegap menampilkan dirinya 'good looking'. Wanita itu akan terpana kalau mata ambernya saling bertemu. Dan berkata, "hei.."
Sip! Susah juga mendeskripsikan tokoh karakter. Oke, selanjutnya, Tania!
But, asyiknya deskripsian tentang Tania enaknya di cerita langsung. Biar semua penasaran, hohoho.
Nah! Bukan hanya Tania dan Gilbert yang mau tenar di sini. Tentu, aku sebagai Author juga mau (plak!). Gak deh, hehe..
Oke, sekedar identitas saja, ya.
Namaku, Dwi Welbi Rahmadianto (keturunan jawa biasanya dibelakang nama ditambahkan -to.) 18 tahun 19hari hidup di dunia (dari 28 oktober kemarin sampai tanggal sekarang 15 november.) Dan hobi kearah seni.
Cukup sekian, thanks for reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest Coffee
Short Story"Tania! Jelaskan apa yang kamu masak!" "Tania! Berapa banyak gula di dalamnya?!" "Tania! Lihat di depanmu!" "Tania!... Tania!... Tania!" Begitu terus sampai telingaku panas mendengar omelan darinya. Siapa lagi kalau bukan bule jadi-jadian macam dia...