Bab 1

117 7 3
                                    

Matahari sepertinya tidak bosan menyinari kami berdua. Ya, aku dan Syania sedang berjalan menyusuri lorong kelas sehabis pulang sekolah tadi latihan basket dengan sinar matahari yang memberikan sengatan panasnya untuk aku dan Syania dilapangan sampai menembus lorong - lorong kelas.

" Panasss... Hauuuuss" Kumonyongkan bibir seksiku -Oke ini pemaksaan- padanya. Kuharap serpihan kulit yang hampir terkelupas dibibir seksiku mampu membuatnya peka untuk membelikan aku sebotol air mineral dingin.

" Ahaaaaaa.. " Pekik Syania yang tiba-tiba membuatku sumringah.

" Masuk kulkas bi kantin yu! " lanjut Syania terkekeh, Aku menatapnya horror dan penuh kesabaran. Ingin rasanya aku menyumpali bibirnya dengan kaus kaki berbau busukku. Namun apa daya? Dia tetap saja terkekeh - kekeh dengan penuh kebahagiaan.

Aku memaksakan senyum timbul, lalu pergi meninggalkanya yang masih terkekeh-kekeh

" Lovitaaa.. Tungguin ih ! " teriak Syania, Aku terus saja berjalan menuju kantin biar dia terus mengejarku karena itulah yang sedari tadi ingin aku balas untuknya, selain menyumpalinya dengan kaus kaki busukku.

Aku terkekeh sembari sesekali meneguk jus jeruk. Tanpa memedulikan Syania yang berhenti dengan nafas yang terpogoh-pogoh didepan pintu kantin dan menatapku penuh kekesalan sedangkan aku duduk santai tidak menghiraukanya.

Syania duduk disebelahku sembari sesekali menatapku penuh kekelasan
" Cape tau! " ketus Syania dengan wajah yang mengerut
" Oh ya? Haha " ujarku menertawainya.
" Ayo ah pulang, Istirahatin. Yuk? " bujuk aku pelan.
" Boleh.. " kata Syania.

Kami pun pergi meninggalkan sekolah setelah tadi pamitan kepada pak chairil.

____

' Assalamualaikum.. ' Salamku tidak ada yang menjawab, Aku mencari- cari ibu dikamarnya, dan yang kudapati ternyata ibu sedang memasak bersama si bibi.

" Eh anak ibu udah pulang, kok nggak ngucap salam sih? " Tanya ibu

" Udah dong, tadi sih diruang tamu, diruang tengah ibu nggak ada jadi nggak ada yang jawab salam aku " Jawabku sembari mencium tangan ibu. Ibu hanya tersenyum dan sesegera menjawab salamku yang tadi aku ucapkan diruang tamu dan dijawab oleh ibu didapur .

" Yaudah, cepet ganti baju terus shalat udah shalat yaudah.. " kata ibu
" Yah ibuuu.. Nggak makan bu? " Tanyaku sedih dan yang kulihat ibu hanya senyum senyum sendiri setelah menatap wajah kelaparanku

" He he he. Ya makan lah " Jawab ibu terkekeh.

Aku pergi meninggalkan ibu didapur dan segera pergi kekamar, meletakan tasku dan pergi mengambil air sembahyang untuk setelah itu melaksanakan shalat duhur.

Selesai aku shalat, Handpone ku berdering setelah aku membuka kunci pola, ternyata Syania mengirim pesan singkat untukku

Syania: Lovita.. Aku mau curhat. Kamu harus nelepon!

Kebiasaan deh Syania, Dia itu kebiasaan kalo mau curhat aku yang harus nelepon padahal siapa yang mau curhat siapa yang dengerin .

Lovita: Aku lapar mau makan. Nanti yah!

Balasku dan segera pergi menuju ruang makan yang setelah kudapati ibu sedang menyiapkan makan siang
" Kenia mana bu?" tanyaku

" Pikun deh, kan les bahasa inggris " Jawab ibu

" Oh iya hehehe "

Selesai makan, Aku masuk kamar dengan segelas jus bengkuang untuk menjaga kesehatan kulitku.

Segera ku sambungkan telpon ke nomor Syania

Pip

" Hallo lov.. "

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang