The Awkward Day

546 29 21
                                    

Setelah menunggu sekian menit, orang yang ditunggu pun tiba. Siapa lagi kalau bukan Soojung. Wajah Sehun berubah seketika saat Soojung menaiki anak tangga perlahan. Minidress nya yang anggun menampakkan kaki mulusnya yang panjang.

"Maaf, aku terlambat," ucap Soojung pelan lalu duduk tepat di depan Sehun. "Tidak, terima kasih sudah datang." Balasnya dengan senyum. Soojung merasa tidak nyaman. Belum pernah ia seperti ini sebelumnya.

"Aku sudah memesan menu spesial tadi. Aku dengar kamu suka keju?" tanya Sehun.
"Ah.. Ya, aku suka keju," jawabnya sambil menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal.

"Baguslah, berarti pilihanku tidak salah. Aku memesan Chicken Mozzarella untukmu. Aku harap kamu menyukainya."

Soojung tidak menghiraukan. Ia terus menggigit bibirnya sambil melihat ke luar jendela. Saat makanan datang, mereka langsung menyantapnya. Hanya ada suara gesekan sendok dan alunan musik era tujuh puluhan yang mengisi keheningan diantara mereka. Mungkin mereka masih sama-sama malu. Mereka juga saling mencuri pandang satu sama lain, tetapi hanya terkekeh.

Soojung sangat menyukai keju. Ia menyantapnya dengan lahap. Ia merasa makan malam pertamanya benar-benar awkward. Apa yang harus ia lakukan?

"Kamu sudah kenyang?" Sehun berhenti makan, Soojung terlihat sedikit gelisah dalam duduknya. "Atau kamu tidak suka dengan makanannya?"

"Tidak, bukan itu. Aku menyukainya. Ini benar-benar makanan terlezat!" Soojung tersenyum, namun lebih mirip seringai kuda. Sehun ikut tersenyum, tertawa pelan sambil mengunyah pelan makanannya.

Malam ini adalah malam teraneh bagi Soojung, sekaligus malam terbaik untuk Sehun.

***

"AAAAAAAAHHHH!" Soojung mengacak rambutnya yang semula rapi. Ia frustasi. Sekarang, gadis cantik itu berubah menjadi seperti penyihir. Wajahnya kusut seketika.

Teriakan Soojung dapat terdengar hingga ke dua ruangan sebelah kamar Jinri. Jinri sempat menutup kuping dengan bantal, namun suara Soojung tetap menembus telinganya.

Jinri berdiri dan bertolak pinggang. "Sebenarnya apa yang menjadi masalah? Ceritalah padaku, aku akan selalu mendengarkan,"

Soojung sedang berpikir dua kali, mungkin tiga kali. Bimbang apakah ia harus bercerita atau tidak. Tapi Jinri adalah Jinri, sahabatnya sejak kecil. Soojung tidak mungkin berbohong pada sahabatnya itu.

Soojung mengangguk dengan penuh keyakinan. Aku harus bercerita! Harus!

"Aku sebenarnya tidak menyukai Sehun," Soojung memainkan jari-jarinya, menundukkan kepala, lalu duduk di kasur Jinri.

Jinri menatap Soojung tak percaya. "Soojung... kamu...,"

Soojung mengangkat bahu, lalu menggeleng kepalanya cepat. Apa yang telah aku lakukan? Ia menggigit bibir.

"Bagaimana kamu bisa begitu saja menerima tawarannya? Seharusnya kamu bercerita padaku sejak awal," Jinri duduk di sebelah Soojung, menyenggol lengan sahabatnya itu. "Kalau seperti ini nanti akan repot."

"Iya, aku baru sadar sekarang. Ini salah ku sejak awal. Aku merasa tidak enak bila aku menolaknya. Ini sungguh malam teraneh bagi ku. Aku tidak dapat membayangkan akan seperti apa makan malam di hari-hari selanjutnya." 

"Lalu bagaimana makan malam pertama tadi?" Tanya Jinri, ia hampir tertawa. Membayangkan Soojung yang duduk gelisah di depan Sehun. "Jangan bilang kamu menumpahkan sesuatu ke bajunya."

Soojung mencubit Jinri, sahabatnya itu tertawa terbahak-bahak. Soojung sebal.

"Lantas bagaimana menurutmu? Aku harus bagaimana?"

Under The LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang