Selamat membaca!!! Semoga suka yaa!!! Maaf kalo gaje.
No Copast yaa... :) susah loh aku buatnya... ^_^
***
Saat ini aku sedang berdiri diteras depan rumahku sambil menganga kepada mobil yang berada didepanku ini. Sebenarnya bukan mobilnya yang kuperhatikan. Tetapi, orang yang berada didalamnya.
Kak Avery.
Kenapa kak Avery berada didepan rumahku? Apa dia mau bertemu dengan seseorang disini? Atau jangan jangan... ahhh tidak mungkin.!
Tiba-tiba handphoneku berbunyi yang membuatku mengalihkan pandangan dari Kak Avery.
"Halo, selamat pagi? Ini siapa?" sapaku.
"Avery."
Hah? Aku langsung menatap Kak Avery yang ternyata telah keluar dari mobilnya sambil menatapku tanpa ekspresi. Satu kata.. " Ganteng "
"Mau sampai kapan menatapku seperti itu?"
Tiba-tiba kak Avery berbicara dan membuyarkan konsentasiku yang sedang terpanah menatap dirinya. Ughh.. passti mukaku memerah.
Tak disangka, sang penelpon maju kearahku yang membuat kakiku terasa seperti jely. Aduhhh mama bagaimana ini?!
Kurasakan tenganku menghangat seperti sedang digenggam oleh seseorang. Karena keenakan tanpa sadar aku mengeratkan genggaman itu sambil memainkan jari-jainya. Tangan itupun melakukan hal yang sama dpadaku. Eh...tunggu?
Lalu aku mendongakan kepala kepada orang yang berada disampingku ini. Ya Tuhan.. Jangan bilang ini mimpi.
"Masih banyak waktu untuk menatapku seperti itu. Tapi nanti. Sekarang kita harus berangkat, aku nggak mau kita terlambat." Kak Avery membuatku ternganga sekaligus malu akibat ucapannya itu. Akupun yang langsung tersadar, segera menarik tanganku tetapi ditahan oleh Kak Avery. Tetapi Kak Avery malahan semakin kuat menggengam tanganku.
"Jangan dilepas. Aku nggak suka." Kata-katanya seperti sebuah bom yang langsung menghancurkan pertahanan diriku. Aku begitu yakin, kalau saat ini mukaku sedang memerah bak buah cherry. Aku yang kebingungan langsung mencari alasan lain.
"A...aku Cuma mau kasih tau kak Angga kalo aku udah dijemput sama kakak" Aku mengucapkannya dengan setengah takut-takut. Tetapi, alasanku itu sepenuhnya benar. Diapun langsung menganggukan kepala dan melepaskan tanganku yang berada pada genggamannya.
"Oh.. Ya udah cepetan."
Dia menjawab dengan cepat dan membiarkan Aku untuk masuk kembali kedalam rumah.
Aku berbalik kemudian berjalan dengan cepat dengan hati yang berdebar-debar. Duh.. Kok begini sihhhh...
Aku langsung menuju lantai atas dan mengetuk pintu kamar kak Angga. Pintupun terbuka dan menampakkan seorang lelaki bertubuh atletis yang sedang memakai kemeja kerjanya. Ya, kakakku memang sudah bekerja di perusahaan Ayah sebagai seorang wakil Presdir yang tak lain adalah Ayahku.
"Udah siap dek?" Kakakku berjalan kearahku ketika dia sudah selesai mengancingkan seluruh kenop kemejanya.
"Umh... Begini kak.Aku udah dijemput." Aku menjawab pertanyaan kakakku dengan sedikit kaku dan takut-takut.
"Sama siapa? Bukannya Ayah udah pergi tadi?" Kakakku menatapku dengan ekpresi terkejut serta memperlihatkan tatapan menyelidik. Yah,, wajar saja lah, selama bersekolah, tidak pernah ada yang menjemput/mengantarku pulang selain kakak/ayahku.
"Uhm.. sama...sama...uhm" Aku tidak tau harus bilang apa. Tiba-tiba suara bariton dari belakangku mengejutkan kami berdua.
"Sama saya kak." Waduh.. Kak Avery kok masuk kesini? Ahh gimana nih?!?
KAMU SEDANG MEMBACA
A+
Novela JuvenilA+ Prolog: “Kita pacaran” Aku terkesiap dengan ucapan kak Avery yang sangat datar tanpa ekpresi sekaligus membingungkan. Oh Tuhan,,, ini mimpi yaa? Mungkin telingaku salah dengar. Ahh tidak,,, pendengaranku masih berfungsi. Ketika aku ingin bertanya...