Selama aku tinggal disini tidak ada sesuatu yang buruk. Aku suka tinggal di Indonesia. Memang udaranya cukup panas tapi suasana disini sungguh menyenangkan.
Hanya..ada beberapa orang yang tidak kusuka, salah satunya adalah tetanggaku, Ms Ay, begitu aku memanggilnya. Sebenarnya dia orang yang menyenangkan, tapi dia selalu saja menyebarkan gosip aneh tentangku. Termasuk mengenai kegilaanku."Come here, Deedee" aku memanggil salah satu temanku, kucing kecil yang dibuang tepat didepan rumahku. Sungguh tega orang yang melakukannya, bisa-bisanya kucing seimut ini dibuang dengan kejamnya.
Saat aku menemukannya bulu nya sungguh kusut, kakinya luka, dan penampilannya sungguh menyayat hati."You know, Dee, You're so cute..but nobody care about you. You looks like me.." ucapku berbicara dengan Dee. Dee adalah satu-satunya temanku disini. Aku mungkin tak bisa hidup tanpanya.
Sekolah...aku heran dengan pendidikan disini, kurasa masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, terutama mental.
Aku merasa sangat sebal saat pertama datang kemari. Saat itu pelajaran sedang berlangsung, dan saat itu ada seorang anak yang salah menjawab pertanyaan, kalau tidak salah namanya Tara. Yah, sebenarnya aku tidak seberapa peduli, tapi yang sangat kusayangkan adalah tindakan guru selanjutnya, bukannya membetulkan, guru itu malah memarahi dan menghinanya.
Saat itu amarahku hampir memuncak. Saat aku akan berdiri, ternyata ada seseorang yang mendahuluiku.Seorang laki-laki berdiri tegap dengan tegasnya.
"Maaf, bu, tidakkah Ibu merasa hal yang baru saja anda lakukan kurang benar?" ucap lelaki itu.
Banyak anak mulai berbisik."Apa maksud kamu Damas?" ucap Guru itu.
'Jadi namanya Damas..'
"Kami disini untuk belajar Bu, bukan untuk dihina. Kami pergi ke sekolah karena kami merasa perlu menimba ilmu, jadi tidakkah sebaiknya kita menunjukkan jawaban yang benar dan mengajari Tara daripada menghina dan memarahinya?" ucap lelaki itu dengan tegas namun sopan.
Guru itu tampak kehabisan kata-kata,
"Ya, baiklah kita lanjutkan soal berikutnya"
Kata guru itu, mungkin merasa sedikit malu.Aku hanya menatap lelaki bernama Damas itu dengan kagum, ternyata tak semua orang disini menyebalkan.
Saat aku menatapnya, entah mengapa ia berbalik menatapku,membuatku gugup dan berpaling.
'Mengapa aku merasa aneh ya?'
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Just Alaska
Novela JuvenilAlaska Blake, gadis blasteran Amerika-Indo yang saat ini tinggal di Indonesia, tepatnya di Ibukota. Dengan kepribadian anehnya banyak orang menganggapnya gila. Apakah ia memang gila?aneh?atau ada sesuatu dibalik sikapnya? Adamas Satya Prawira, lelak...