Bab 8

17 2 0
                                    

Geory membuka matanya dan mendapati dirinya berada di kamarnya, saat ia melihat kesamping, tara sedang tertidur sambil menggenggam tangan geory, ia pun tersenyum dan mengecup kepala tara,dan tanpa sadar tara terbangun lalu menatap geory

"apa yang kau lakukan?" Tanya tara lalu geory pun melihat kearah lain "tidak ada" jawabnya dengan gugup lalu tara mengangkat bahunya dan berdiri "aku akan membuatkanmu bubur dahulu" ucap tara tetapi geory menahan lengan tara dan menariknya kedalam dekapan geory.

tara terdiam lalu "apa yang kau lakukan? Lepaskan, aku tak ingin tertular oleh demammu yang menyusahkan itu" ucap tara dengan nada dingin, geory tersentak mendengar kata-kata tara.

Tanpa pikir panjang geory berdiri dan melempar tara keatas tempat tidur lalu geory menindih tara sambil menahan kedua lengan tara.


Pipi tara memerah bagaikan tomat matang, ia pun meronta tetapi geory tetap menahannya, tara pun menatap geory "Apa-apaan kau...." tara terdiam lalu tersentak saat melihat tatapan geory yang kosong

"g...geory?" Tanya tara dengan nada khawatir, tiba-tiba geory mencium bibir tara dan langsung melumatnya, tara meronta-ronta lalu mendorong geory

"apa yang..!" Ucapan tara terpotong saat geory memasuki lidahnya kedalam mulut tara dan geory mulai melahap lidah tara dan memainkan lidahnya dengan lidah tara

Saat itu tara merasa lemas dan saat itu juga geory mulai meremas payudara tara, menarik perlahan bajunya keatas,geory mulai menciumi pipi tara lalu leher, pundak dan payudaranya, tara hanya bisa mencengram kasur dibawahnya dengan gemetaran.

Tiba-tiba geory terdiam saat menyadari bahwa tara gemetaran lalu ia pun menyingkir dari tara dan membuka pintu kamarnya "Keluar...." ucapnya sambil menunduk.

Tara masih terdiam sambil memegangi tubuhnya "g...geo..." "Keluar!!" Ucapan tara terpotong oleh teriakan geory, dengan cepat tara pun keluar dari kamar geory dan pintu tersebut langsung ditutup dan dikunci.

Tara berjalan dengan tatapan kosong kearah kamarnya, dikamar tara mengunci pintu dan langsung meringkuk sambil menangis.

Geory masih terdiam dibalik pintu yang ia kunci, lalu ia menatap tangannya dan ia pun terduduk sambil memegangi kepalanya "apa...yang telah kulalukan padanya...?!" Ucap geory sambil mengacak-acak rambutnya dengan frustasi.

keesokan harinya tara bangun sangat pagi, ia membersihkan dirinya lalu memakai seragamnya serta syal dan sarung tangan.

Saat ia membuka pintunya tak ada seorang pun diluar lalu tara pun berlari kearah pintu apartemenya dan keluar dari apartement menuju sekolah.

Geory terbangun saat ia mendengar jam wekernya, dan ia pun langsung membersihkan diri lalu memakai seragamnya dan syal, ia keluar dari kamarnya dan menuju kamar tara lalu mengetuknya

"Tara? Apa kau sudah bangun?" Ucap geory tetapi tak ada jawaban pun dari dalam dengan cepat geory membuka pintu kamar tara dan tak ada seorangpun didalam.

Geory berlari dengan cepat kearah sekolah, ia tak perduli lagi dengan nafasnya yang seakan tertusuk jarum.

Sesampainnya ia dikelas ia melihat tara sedang duduk dikursinya sambil menatap keluar jendela, geory menghela nafas lega dan ia pun berjalan kearah tara "ta..." geory terdiam saat melihat senyuman lembut diwajah tara, senyuman selembut salju yang tak pernah tara berikan pada geory.

Karna penasaran geory melihat keluar jendela, ia tersentak saat melihat bahwa yang ia lihat adalah seorang laki-laki sebaya mereka yang sedang tertawa.

Geory mencengram tangannya dan ia pun berjalan kearah mejanya dengan kesal.

Saat geory duduk tara menyadari geory sudah datang, ia pun tetap menatap jendela, melihat sekumpulan anak kecil yang sedang bermain.

Sensei memasuki kelas "sekarang kita akan bertukar tempat duduk" ucap sensei yang menaruh kotak undian diatas meja, lalu sejara bergiliran semua mengambil kertas undian.

Tara mendapatkan meja no 4 bagian tengah dipojok, sedangkan geory mendapatkan meja nomor 6, meja paling belakang bagian pojok, walau masih satu baris dengan tara tapi mereka tak bersebelahan.

Pelajaran berlanjut, Tara terus melihat keluar jendela menatap kebawah, geory merasa kesal melihat Tara seperti itu tapi ia tetap berusaha fokus pada pelajaran.

Saat bell istirahat berbunyi geory berniat untuk berbicara pada tara tapi saat ia melihat kearah bangku tara ia sudah menghilang.

Saat ia menoleh kearah luar jendela tara berada diluar bersama dengan laki-laki yang ia lihat tadi lalu tanpa sada geory langsung berlari ketempat tara berada.

Saat geory berada disana ia melihat tara yang sedang berbincang-bincang dan tertawa dengan laki-laki tersebut, Geory mengepalkan tangannya dengan kesal dan berjalan kearah mereka.

Tanpa pikir panjang geory menarik tangan tara dan memaksanya untuk berdiri.

"Geory! Apa-apaan ini?! Sakit! Lepas!" Perintah tara yang kesakitan saat tangannya dicengkram oleh geory dengan kuat "Ikut aku.." ucap geory yang kemudian menarik tara pergi dari sana tetapa tara melawan dan mencoba membebaskan dirinya

"aku nggak mau geory! Lepasin! Sakit!" Teriak tara "Lepasin tangan dia" ucap laki-laki tersebut sambil melepaskan tangan tara dari geory.

"Ray.." ucap tara saat ia tertolong, geory menatap ray dengan penuh amarah "Seorang laki-laki tidak sepatutnya menyakiti wanita dan tidak memaksanya saat ia sudah berkata tidak, Kau tidak pantas bersamanya" Ucap ray dengan dingin yang membuat geory tersentak.

"Ayo tara.." Ucap ray yang kemudia menggenggam tangan tara dengan lembut dan membawanya pergi.

Awalnya tara tidak mau meninggalkan geory dalam perasaan seperti itu tapi setelah mengengat apa yang sudah dia lakukan akhirnya tara mengikuti ray.

"Kau tak apa? Apa lenganmu sakit?" Tanya ray saat mereka sudah berada ditempat yang jauh dari geory lalu tara menggangguk "Baguslah kalau kau tak apa.." ucap ray dengan lembut.

"Dia pacarmu?" Tanya ray lalu tara pun tertawa sedih "aku sudah tidak tau lagi hubungan kita..waktu yang lalu aku lihat ia selingkuh..yah begitulah.." ucap tara.

Ray mengelus kepala tara dengan lembut lalu tersenyum "Jangan sedih..dia tidak berhak mendapatkan air matamu..kau itu kalau tersenyum samgan manis jadi tersenyumlah.." ucap ray dengan lembut

"aku..akan coba..." ucap tara tidak yakin "kalau tidak yakin aku bersedia untuk selalu ada disisimu dan membuatmu bahagia.." Ucap ray sambil menatap tara dengan lembut, pipi tara langsung memerah "E-eeh??"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Forbidden loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang