Zahra Pov....
"Air hujan yang turun dan mulai deras,kasihan orang-orang yang tinggal di bantaran sungai ya Yah" ujar Zahra pada Ayahnya yang sedang menyetir mobil.
"Bukan hanya kasihan nak,tetapi sangat kasihan dan bahkan meruntuk hati bagi manusia lain yang mempunyai rasa belah kasihan,meskipun pemerintah telah berulang kali berakata baik supaya mereka pindah dari tempat itu tapi malah di tolak,yaa karena alesan nya sudah biasa,dana dan lain sebagainya" jawab Ayah kepada Zahra.
Zahra sangat senang mempunyai sosok seorang Ayah yang sangat tegas dan juga bijaksana,tak heran jika menular kepada anak-anak nya sekarang ini.Kepribadian yang sangat baik untuk di contohkan kepada siapapun.
Saat mobil yang di kemudikan oleh Ayah Zahra melaju lumayan kencang tiba-tiba ada ada mobil truk dari arah belakang menyalip mobil yang di tumpangi Zahra dan Ayahnya.
"Ayah,awassssssss,,,Allahu Akbar......" teriak Zahra dengan suara panik dan penuh ketakutan.
Jedaarrrrrrrrrrrr brukkkkkkkk..suara tabrakan antara truk dan mobil sedan yang di kendarai Ayah dan juga Zahra.Mobil truk itu menabrak dan membuat mobil yang di kendarai Zahra serta Ayahnya ringsek dan peot.
"Bertahanlah Yah, Ayah yang kuat ya" ucap Zahra kepada Ayahnya yang sedang terkulai lemas dan darah yang mengalir dari kepalanya,sedang Zahra sendiripun mengalami luka di bagian kaki yang terjepit.
******
Orang-orang di sekitar tempat kejadian berusaha menolong Ayah dan Zahra,dan adapula yang cepat-cepat menghubungi ambulance dan juga polisi.
Beruntung karena ambulance segera datang dan langsung membawa mereka ke Rumah Sakit terdekat.
Ayah sudah tak sadarkan diri alias pingsan karena darah yang keluar cukup banyak.Pihak rumah sakit segera menghubungi keluarga Zahra dan tak lama kemudian keluarga Zahra sudah sampai di rumah sakit.
"Ayah dimana dek?bagaimana ini semua bisa terjadi? Tanya Fadlan dengan penuh keresahan."Ayah ada di ruang UGD ka,maafin Zahra ini semua gara-gara Zahra yang meminta Ayah untuk menjemput Zahra,coba saja kalau Zahra tak meminta Ayah menjemput Zahra."Ini semua sudah terjadi dek,tak ada yang perlu untuk di salahkan"jawab Fadlan.
"Bun,maafin Zahra ya" tukas Zahra pada Bundanya yang lemas dan juga mengeluarkan air mata karena musibah ini dan tak urung istri dari ka Fadlan yaitu ka Sarah pun ikut larut dalam kesedihan ini.
"Bun,Fadlan ke Ruangan Ayah dulu ya mau ngecek kondisi Ayah sekarang bagaimana."..."Bunda ikut nak" jawa Bunda sembari mengikuti Fadlan.",Sarah kau temani Zahra disini ya" pinta Fadlan pada istrinya yang di jawab dengan anggukan kepala Sarah.
"Zahra?luka di kakimu lumayan loh sayang" ucap Sarah sembari melihat dan meraba kaki Zahra yang di penuh perban."Aku ngga papa ko ka,luka ini tak seberapa dibanding luka yang dialami Ayah" tukas Zahra sembari manitikan air mata.
"Semoga Ayah lekas sembuh dan begitu juga denganmu Zahra" kata Sarah dengan lembut dan penuh kehangatan."Amiin kaa" jawab Zahra.
Di tempat lain Fadlan dan sang Bunda nampak begitu cemas,Fadlan mondar-mandir seperti orang sedang bingung dan gelisah sedangkan Bunda duduk di bangku tunggu dengan menitikan air mata dan tak henti-hentinya berdo'a.
"Keluarga Bambang Pratama?" tanya seorang dokter yang keluar dari ruanga tempat Ayah berada."Benar,saya anaknya dok,bagaimana dengan Ayah saya? Apa dia baik-baik saja?" tanya Fadlan penuh gelisah dan sang Bunda yang semakin larut dalam isak tangisnya.
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk Ayah anda,tapi takdir berkata lain dan sang Kahliq lebih menyayangi Ayahmu,nyawa Ayahmu tidak dapat di selamatkan karena luka yang dialaminya cukup serius dan juga pendarahan yang terjadi di kepala pasien sangat banyak yang keluar,berlapanglah dada nak" jawab sang dokter sembari menepuk punggung Fadlan.
"Bun Ayah Bun ya Allah Ayah" ucap Fadlan sembari berjalan menuju sang Bunda dan memeluk erat tubuhnya dan menangis di pelukan sang Bunda."sa---baaa-aar naaakkk"jawab sang Bunda yang tangisanya makin menjadi dan akhirnya sang Bunda pun pingsan.Dokter yang masih berdiri di tengah-tengah Fadlan dan Bundapun membantu Bunda untuk ke tempat istirahat."Dokter,dokter detak jantung pasien ada lagi Dokter" teriak suster yang tadinya sedang membereskan alat-alat yang masih ada pada Ayah seperti infus dll dan melihat adanya tanda bahwa jantung pasien muncul kembali.
"Allahu Akbar,rahasia ilahi apakah ini ya Rob?" Kata sang Dokter sembari bersyukur kepada sang maha memiliki nyawa. Dan sang Dokterpun langsung memberi tahu kepada Fadlan akan kondisi Ayahnya yang sekarang.
"Nak,jantung Ayahmu berdetak lagi dan nyawa Ayahmu masih ada" kata dokter kepada Fadlan.
"Apa benar dok?" tanya Fadlan masih dengan rasa penasaran. "Benar nak,tadi suster yang memberi tahu"jawab Dokter. "Syukur walhamdulillah ya Allah" respon Fadlan ketika nyawa sang Ayah tercinta masih ada."Bun bangun bun,Ayah masih hidup bun,banguun"panggil Fadlan pada bundanya yang masih pingsan. "Sebaiknya biarkan kondisi Bundamu yang masih pingsan ini sebentar lagi juga akan siuman jika kamu ingin melihat kondisi Ayahmu sekarang datanglah ke kamar Ayahmu dan Bundamu biar disini bersama suster penjaga" tukas dokter.
Fadlan segera menuju ke tempat Ayahnya berada.
Sesampainya di kamar dan di sebelah Ayahnya Fadlan "Yah,Allah maha kuasa atas ciptaanya,perkataan Ayah selama ini benar bahwa maut adalah sebuah misteri dan buktinya Ayah baru saja di berikan karunia untuk bersama kita kembali" kata Fadlan sembari memegang tangan Ayah nya itu dan tanpa terasa titikan air mata suci kembali meluncur membasahi pipi dan wajah tampan Fadlan."Assalamu'alaikum Latif,bisa kamu ke RS cipto mangun kusumo sekarang?" kata Fadlan kepada Latif melalui percakapan telepon. "Ada apa ka? Dan siapa yang sakit?" tanya Latif. "Ayah dan Zahra mengalami kecelakaan,tolong segera kesini ya" jelas Fadlan memberi tahu pada Latif.
Tak lama kemudian muncul Latif di ruangan Ayah berada "Assalamu'alaikum ka,kenapa semua bisa terjadi?lalu Ayah apa masih tak sadarkan diri?dan Zahra di mana?" tanya Latif penasaran dan penuh kehawatiran serta ada raut muka sedih yang di lukiskan dari wajahnya.