Pocong Cantik

3. Royadi Oh Royadi

"Bentar gua skype-an sama Royadi dulu yak. Gua pen panggil dia ke sini. Wokehh?". Kembali Asilla menyodorkan mulutnya ke hidung Kuluk.

"Wokkeh!". Kata Kuluk yang tenang karena sudah mempersiapkan kapas yang disangkutkan ke hidungnya.

***

"Kakak Cil! Kakak Cil! Beta sudah sampai di depan rumah, Kakak!" .

Tiba-tiba terdengar suara orang Timur yang mirip kayak iklan Aqua jaman batu "Air beta su-dekat!".

Itu yang namanya Royadi!. Badan yang dililit rapih kain putih ala pocong dengan muka yang MasyaAllah itemnya membuat Royadi terlihat seperti papan catur. Item-putih!. Dengan santunnya dia masuk ke dalam rumah Asilla dan berkenalan dengan Kuluk. Entah kenapa pandangan mata Royadi seperti tidak mau beralih dari Kuluk. Tiba-tiba timbul suara "Degg.. degg" itu suara jantung Royadi! *anggep aja jantungnya masih berfungsi. Dia terkesima pada kecantikan Kuluk. Namun Kuluk tidak menghiraukannya. Royadi berusaha mengalihkan pandangannya dari Kuluk lalu mulai bertanya pada Asilla.

"Kakak Cil, dia itu siapa, Kakak? Cantik banget, Kakak. Beta tidak pernah lihat, Kakak. Boleh Kakak, boleh Kakak!" . Makin lama suara Royadi terdengar seperti mba-mba ITC yang lagi nawarin dagangannya.

"Berisik! Gua ngundang lu buat bantuin gua sama dia, bukan buat modusin anak orang, Item!". Asilla jitak kepala Royadi dengan hidungnya.

"Apa yang bisa beta bantu Kakak yang cantik ini?". Royadi tersenyum sumringah kepada Kuluk dan terlihat sangat menjijikan.

"Kamu mau bantu akohh?". Bahasa alay Kuluk terdengar lagi.

Asilla ijin ke belakang untuk boker.

"Pasti, Kakak. Beta su-pasti bantu Kakak". Royadi tersenyum sumringah lagi, dan yang ini lebih lebar.

Kuluk ijin ke belakang juga untuk boker.

Royadi bingung kenapa semua orang di sini mendadak jadi kepingin boker.